Epilog : Kebenaran

1.8K 165 28
                                    

Hoseok duduk dengan nyaman setelah seseorang dengan baiknya telah memberikan kursinya pada Hoseok. Jujur saja Hoseok merasa bahwa sekarang tubuhnya sangat berat dan mudah lelah walau hanya  sedikit beraktivitas. Ia melihat seorang yang tadi menegur penumpang bus untuk memberikan kursinya. Ia merasa bahwa aromanya tak asing namun Hoseok lupa siapa dia. Memang belakangan ini Hoseok lebih memikirkan hal lain hingga dirinya tak ingat hal-hal kecil. Ia jadi sering lupa tentang hal kecil seperti saat dirinya sudah meminum susu hamil atau belum, saat ia sudah mencuci pakaian atau belum, dan hal-hal lainnya.

Pikiran Hoseok yang sedang melayang membuat dirinya tak sadar jika dia sudah sampai di halte kampus Jungkook. Hoseok menuruni bus dengan perlahan karena takut terjatuh. Ia sampai di depan halte dan ia masih harus berjalan cukup jauh menuju fakultas Jungkook.

"Uughh, badanku sangat berat. Apa bisa aku berjalan sampai fakultas Jungkook?" monolognya. Hoseok sempat ragu namun akhirnya dia menguatkan diri.

Hoseok mulai memasuki gerbang utama kampus Jungkook. Terdapat jalan besar menuju ke arah fakultas. Sayangnya fakultas Jungkook terletak di bagian belakang kampus dan harus melewati beberapa fakultas lain. Intinya Hoseok harus berjalan memutar untuk bisa ke tempat Jungkook.

Tin

Tin

Tin

Suara klakson mobil mengagetkan Hoseok. Ia menoleh ke arah belakang melihat sebuah mobil sedan mewah yang sepertinya pernah Hoseok lihat. Mobil itu mendekati Hoseok dan menurunkan kaca jendelanya.

"Jimin?" kaget Hoseok.

"Apa yang kau lakukan sendirian? Berkeliaran dengan badan besar dan perut menonjol seperti itu?!!" marah Jimin.

"Kau berlebihan, Jim." senyum Hoseok.

"Habisnya hyung pergi sendirian. Apa Jungkook yang menyuruhmu kesini? Biar kutabok dia." kesal Jimin.

"Bukan. Aku hanya ingin menjemputnya dan berbicara sedikit dengannya. Dia sedang sangat sibuk hingga jarang berada di rumah. Bahkan beberapa hari ini kita tak bisa saling berkomunikasi dengan baik." keluh Hoseok. Jimin terlihat ikut berempati dan memahami keluh kesah Hoseok.

"Ayo masuk. Kuantar kau sampai ke fakultas Jungkook." ajak Jimin yang tentu saja disambut baik oleh Hoseok.

Hoseok memasuki mobil dan tak lupa memakai sabuk pengamannya. Perutnya yang besar ia elus sebentar untuk memberikan kenyamanan pada bayinya. Entah kenapa Hoseok suka sekali mengelus perutnya sendiri. Ia merasa tak sendirian dan terasa lebih bersemangat jika ia sudah mengelus perutnya.

"Oh iya, bagaimana bisa kau ada di kampus Jungkook?" tanya Hoseok pada Jimin.

"Aaah, aku h-hanya sekedar lewat dan melihatmu di halte jadi aku mengikutimu. Takut jika terjadi apa-apa padamu." senyum Jimin dengan canggung.

'Maaf aku berbohong. Padahal Yoongi yang memberitahuku.' batin Jimin.

Mereka akhirnya sampai di fakultas Jungkook. Hoseok turun terlebih dahulu dari Jimin. Ia segera mencari salah satu teman Jungkook yang Hoseok tau.

"Tunggu. Soobin-ssi!!" panggil Hoseok pada salah satu teman Jungkook.

"Hoseok-ssi?" heran Soobin karena Hoseok berada di kampusnya.

"Soobin-ssi apa kau melihat Jungkook?" tanya Hoseok.

"Tadi Jungkook langsung pergi setelah pelajaran selesai. Aku tidak tau Jungkook pergi kemana." jelas Soobin.

"Terima kasih, Soobin-ssi." ucap Hoseok pada Soobin.

"Hey, Soobin." sapa teman Soobin yang bernama Yeonjun.

Liar Omega [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang