Resfeber

6.6K 217 43
                                    

noun

The restless race of a traveler's heart before the journey begins; The tangled feeling of fear and excitement before a journey begins.

The restless race of a traveler's heart before the journey begins; The tangled feeling of fear and excitement before a journey begins

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat Ayria melangkah keluar, Syauqi sedang menaruh piring berisi capcay di atas meja makan. "Wah, Mas Syauqi juga bisa masak?" ucap wanita itu seraya berjalan ke meja makan. Meskipun alis Syauqi terangkat saat mendengar kata 'juga', dia tidak berkomentar apapun. "Tadi pas kamu tidur aku pesen makan. Makan yuk," balas pria itu, menarik sebuah kursi untuk Ayria duduk.

Berbeda dengan Dika yang mengambilkan makanan untuk Ayria, Syauqi hanya menaruh piring di depan wanita itu kemudian mengisyaratkannya untuk menakar sendiri makanannya. Maka wanita itu menyendok sendiri nasi dan lauk yang sudah Syauqi siapkan.

"Minggu depan kamu ada rencana?" tanya Syauqi saat makanan di piring mereka sudah hampir habis. Ayria berpikir sesaat sebelum menjawab. "Kayaknya belum ada," ucapnya.

"Ayria, kamu tertarik ketemu sama BDSM-er lain nggak?" Syauqi meletakkan garpu dan sendoknya di piring yang sudah kosong. "Ada yang lain juga?" wanita itu balik bertanya. "Ya ada lah Ayria. Nggak mungkinkan satu Indonesia ini cuma kita aja yang tau BDSM?" ucap pria itu sambil terkekeh.

Wanita itu menghabiskan makanannya sebelum kembali berbicara. "Maksud Mas ketemu...gimana?" tanya Ayria.

"Hm, kamu tahu Dungeon kan?" Syauqi mengusap sudut bibirnya dengan tisu.

"Tahu. Semacam play room kan? Yang ada macem-macem alat sama perlengkapan BDSMnya," Ayria mengambil gelas berisi air minum dan meneguk isinya.

"Well, temen aku ada yang punya private club khusus untuk BDSM," ucap Syauqi perlahan. Matanya memperhatikan raut wajah Ayria dengan saksama.

Wanita muda itu bersyukur dia sudah menelan air di mulutnya. "Wow, serius ada tempat kayak gitu? Kok nggak pernah ketahuan publik?" sahut Ayria.

"Namanya juga private club, Ayria. Semua membernya udah discreening dan mereka nggak diizinin buat ngasih tahu ke sembarang orang," balas Syauqi. "Tahu sendiri gimana publik mandang hal ini," tambahnya. Pria itu meraih piring Ayria yang sudah kosong dan menumpuk alat makan itu di atas piringnya.

Syauqi berdiri seraya memegang piring dengan sebelah tangan. Kemudian mengulurkan tangannya yang satu lagi ke Ayria. "Kamu mau nemenin aku ke klub temenku?" tanya pria itu.

Setelah beberapa saat, Ayria mengangguk lalu meraih tangan Syauqi.    

"Aku bantu cuci piring ya?"

Abyss TemptationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang