Untitled Part 47

4.1K 340 138
                                    

"Dek, bantuin mbak boleh ya. Tolong beliin kue di Harvest? Buat ulang tahunnya mas Tama?" Ucap Sherina di telepon, membuat Adelia mengerutkan alis. Secara, Tama kan harusnya tinggal di Surabaya, ngapain dia nitip beli kue di Malang?

"Mbak emang di mana ini?" 

"Toilet SPBU. Aku otw malang. Please please. Mau bikin kejutan. Ini di mobil aku ada mas Oriel sama mbak Indrani juga, semua mau otw Malang." 

"Libur? Nggak kerja?" 

"Kita mau malam tahun baruan di Malang. Tahu kan kalau rumahnya mas Tama yang di Malang, udah nggak ada yang ngontrak? Jadi kita mau tinggal di sana. Oriel sama Indrani juga nginep di rumah."

Adelia menganggukkan kepalanya, tetapi lupa kalau Sherina tidak bisa melihat Adelia menganggukkan kepalanya. Dia juga ingat kalau beberapa hari yang lalu memang melihat orang-orang yang pindahan dari sana.

"Ya udah, bentar. Mau kue apa?"

"Strawberry Cheese Cake. Uangnya mau transfer OVO atau Gopay? Dana? Genius?" 

Adelia tertawa. "Kan nggak tahu harganya, ntar deh ya mbak. Totalan belakang + Pajak bensin."

Kini giliran Sherina yang tertawa. "Okay, terserah kamu. Pinjem mobilnya Mas Randi aja, ntar kalau pakai motor kamu, ntar rusak."

Adelia bergumam, lalu menunggu agar telpon tersebut di matikan. Setelah beberapa saat, ia membuka handphonenya, dan melihat harga kue yang diinginkan oleh Sherina. "Mahal juga ya." 

Dia melihat bahwa dia bisa membeli lewat website tersebut, tetapi rupanya harus inden dulu, alias pesan dulu, baru nanti bisa dibuat. Kalau seperti ini sih berarti nggak bisa beli online. Dia kemudian mengganti bajunya, membersihkan mukanya menggunakan Bioderma, dan menggunakan toner dan pelembab. Walaupun mau keluar sebentar, harus tetap skincare-an. Soalnya matahari itu jahat, terutama matahari yang menyinari Malang. Bisa-bisa gosong Adelia kalau harus pergi beli kue tanpa proteksi.

 Setelahnya dia menggunakan suncreen Garniernya yang dibeli di watson di jakarta waktu itu, karena harganya cukup miring. Ia menggunakan Emina (lokal guys, kalau beli collete, tekor) warna Brick Town, kemudian baru menggunakan bedak Marks tipis. Tidak lupa alis. Memang Adelia kalau bermake up tidak pernah beraturan, yang penting dia cantik. Itu saja. Sedikit blush on Emina (bisa jadi ambasador Emina nggak nih?) di pipi kiri dan kanan. Lalu menggunakan parfum The Body Shop White Musk. Lalu dia siap keluar rumah. 

Setelah mengunci pintu rumahnya, dia baru sadar kalau mobil Randi tidak ada di tempat. Pintu rumahnya juga tertutup, itu artinya tidak ada orang di rumah. Sepeda motor Dipta juga tidak ada di tempat, berarti tetangga depan rumahnya juga tidak ada di tempat. 

Menghela napas, ia kemudian membuka aplikasi ojek online, kemudian memesan satu kendaraan untuk berangkat ke The Harvest. 

*** 

Tibanya di The Harvest, kue yang diinginkan Sherina tidak ada. Ia pun kembali menelpon, tetapi tidak di angkat. Namun beberapa detik kemudian pesan masuk dan menyuruh Adelia untuk mencari Kue Red Velvet di Bread Talk. Bread Talk... Adelia mengingat dimana ada Bread Talk di Malang, dan otaknya mengarahkannya ke MOG. Mall Olimpic Garden

Sudah sampai di MOG, ternyata itu bukan Bread Talk, tetapi Bread Story. Adelia menarik napasnya kembali. Mengirimi pesan, yang tentu saja tidak di balas Sherina. Melihat beberapa jenis kue yang ada di etalase, sebelum mengirimkan hasil foto dari kue-kue tersebut. 

Untuk menunggu balasan, Adelia berkeliling MOG. Masuk ke Giant, lalu mengelilingi beberapa sudut toko, dan mengambil beberapa mie instan yang memang sudah habis di kosan. 

Perumahan Bahagia ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang