01 - Prolog

3.7K 468 85
                                    

GAEUL (bhsa korea) bisa diartikan sebagai musim gugur (Autumn)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

GAEUL (bhsa korea) bisa diartikan sebagai musim gugur (Autumn).

"Choi Yeonjun, aku bertemu dengan orang yang benar-benar mirip denganmu. Tapi dia bukan dirimu."


Ia keluar dari dalam taksi yang berhenti di pinggir jalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ia keluar dari dalam taksi yang berhenti di pinggir jalan. Ditelinganya saat ini menempel sebuah benda pipih yang digunakan untuk menghubungi seseorang berjarak jauh.

"Halo."

"Ibu, aku sudah sampai, tapi ..." Ia mengedarkan pandangan, memperhatikan sekitarnya.

"Kau sudah berada di rute yang ibu kirimkan?"

"Iya, lalu aku harus ke mana lagi agar sampai rumah, ini sudah nyaris malam loh."

"Kau cari saja halte, di sekitar situ ada sebuah halte yang menuju daerah rumah ibu."

Ia mengedarkan pandangnya untuk mencari halte yang dimaksud. Dan matanya langsung menemukan halte tersebut. "Kenapa taksinya tidak mengantar langsung saja?" Ia protes. Rasanya kesal sekali karena harus turun dari Taksi dan berpindah naik bus.

Diseberang sana, ibunya terkekeh. "Ibu hanya ingin mengetesmu saja, apa kau bisa sampai di rumah dengan arahan ibu atau tidak."

Ia mendengus, mengerlingkan bola mata. "Baiklah, aku paham, I. Bu."

Lagi-lagi ibunya terkekeh. "Oke, hati-hati. Kau sudah menemukan halte nya, 'kan?"

"Iya, sudah. Kalau begitu aku tutup dulu."

"Maaf tidak bisa menjemput ke bandara, ibu sibuk di kantor agensi. Nanti ibu kirim alamat rumahnya, ya?"

Ia tersenyum. "Iya."

Setelah mengatakan itu, ia segera memutus sambungan telepon. Tasnya kembali dibenarkan, dan tangannya mulai menyeret koper. Sebelum benar-benar melangkah, ia menyempatkan diri untuk membenarkan kacamatanya.

Perlahan, kakinya mulai mendekati halte yang dimaksud, dan dalam jarak beberapa meter ia melihat seseorang tengah duduk sendiri di halte itu. Dalam pikirannya ia langsung terpikirkan untuk bertanya apa halte itu menuju rute yang dimaksud ibunya atau bukan.

"Yeonjun-ah ..."

"Permisi," ucapnya begitu sampai.

"Iya?"

Saat gadis itu mendongak, ia langsung bisa menyimpulkan bahwa gadis itu sedang menangis. Bisa dilihat dari mata dan hidungnya yang memerah.

"Apa ... kau menangis?" tanyanya kemudian, padahal bukan itu yang ingin ia tanyakan.

Ia merasa tak enak saat mata gadis itu menatapnya dengan raut terkejut. "Yeon ... Jun?"

Ia menekuk alis bingung ketika mendengar gadis itu menyebut nama seseorang. Nama yang sepertinya tak terlalu asing ditelinga.

"Yeonjun-ah." Gadis itu berdiri dan langsung memeluk hingga membuatnya hampir terhuyung ke belakang.

"Ma—maaf. Kau salah orang." Ia berusaha melepas pelukan itu. Namun, tak bisa. "Maaf, bisa lepaskan?" tanyanya kemudian.

"Choi Yeonjun, kau masih hidup?"

Bukannya melepas, gadis itu justru semakin mempererat pelukannya. Karena risih dan kesal, akhirnya ia melepas kasar pelukan itu. "Kau ini kenapa? Aku bukan orang yang kau maksud. Kau salah orang!"

Mata gadis itu menatapnya bingung sekaligus terkejut. "Salah orang? Tapi ... kau mirip dengan kekasihku," balasnya.

"Tapi aku bukan dia."

"Lalu ... kau siapa?"

Ia mengulurkan tangan ke arah gadis itu, berniat untuk memperkenalkan diri. Dengan ragu, gadis itu menerima uluran tangannya.

"Aku Choi Yeonjin. Aku baru saja tiba di Seoul, dan kau orang pertama yang kuajak berkenalan sekaligus orang asing yang berani memelukku."



29 Mei 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

29 Mei 2020

Typo tidak disengaja.
Semoga suka dan tungguin lanjutannya ya.
Cinta kalian banyak ² 💜

[✓] 2. GAEULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang