Epilog

3K 254 53
                                    

Empat tahun telah berlalu.

Bagi seorang Gun Atthaphan, empat tahun bukan lah waktu yang singkat. Banyak hal yang telah berubah dari kehidupannya.

Setelah kepergian Off beberapa tahun silam, Gun resmi menjadi CEO TC Company. Menggantikan kedudukan Off di perusahaan itu sesuai permintaan sang kekasih. Awalnya terlalu berat untuk Gun, namun berkat bantuan sahabat-sahabat nya, Tay, New serta Krist. Gun bisa melalui semua permasalahan yang menimpa dirinya. Bahkan ada satu sosok lagi yang selalu memberikan Gun kekuatan. Siapa lagi kalau bukan putri semata wayangnya, Nirin yang tepat berumur sepuluh tahun beberapa hari lagi.

Gun menghembuskan nafas lelah, memijit pangkal hidungnya agar bisa menetralkan pikiran nya yang berkecamuk. Ia menyandarkan punggung nya di sandaran kursi, menatap sekilas dokumen-dokumen yang terletak begitu saja di atas meja. Tanpa sadar pria mungil tersebut menutup kedua matanya kala rasa kantuk mulai menyerang.

"Gun!"

Gun terperanjat. Baru beberapa menit ia memejamkan matanya kini ketenangan nya kembali terganggu akan kehadiran sosok pria bertubuh berisi yang saat ini tengah berdiri di ambang pintu sembari memasang wajah masam.

Gun membenarkan posisi duduknya. Menatap malas New dan kembali melanjutkan pekerjaannya yang tadi sempat tertunda tanpa menghiraukan keberadaan New diruangan tersebut.

"Gun." Rengek New lagi, tanpa permisi pria berkulit seputih susu itu duduk di kursi yang berada didepan meja kerja Gun.

Gun tak menjawab, pria mungil itu hanya berdehem untuk merespon rengekan sang sahabat.

"Oii Gun! Apa kau membatalkan kencanmu lagi?" Tanya New, Gun mengangguk, masih tanpa suara. "Kau gila? Dia Lee Gun! Lee! Seorang pilot ternama di Thailand. Kau yakin menolaknya, huh?!" Lanjut New tak percaya atas keputusan Gun untuk tidak datang ke acara kencan buta yang telah New atur sedemikian rupa.

Gun lagi-lagi menghela nafas panjang, ia menutup dokumen yang sedang ia baca lalu memfokuskan perhatian nya pada ocehan pria di depannya. "New, sudah aku bilang untuk berhenti menjodohkan ku dengan siapapun!"

New terdiam, wajah merengut nya luntur seketika dan digantikan oleh wajah serius pria itu. Benar, selama empat tahun terakhir, New memang sering mengatur kencan buta untuk Gun. Walaupun Gun kerap kali menolak permintaan New mentah-mentah.

"Aku hanya ingin kau bahagia, Gun." Ucap New lirih, ia menggenggam tangan Gun. Seolah mengatakan bahwa apa yang ia katakan adalah ketulusan. "Kau tak bisa terus menerus hidup seperti ini. Kau tidak bisa hidup hanya terfokus pada pekerjaan dan merawat Nirin saja. Kau butuh pendamping Gun, seseorang yang bisa menjagamu."

Kini giliran Gun yang terdiam. Kepala Gun berdenyut sakit. Reaksi alami Gun ketika merasa depresi atau tertekan. New yang melihat Gun memegang kepalanya pun segera beranjak dari tempat duduk dan memeluk sang sahabat. New tahu bahwa kondisi Gun terkadang membuat dirinya khawatir, sebab itulah dia sering memaksa Gun untuk mencari seseorang yang bisa menjaga Gun setiap saat.

"Off." Lirih Gun disela rasa sakitnya. "Aku tak mungkin bisa melupakan Off semudah itu, New." Lanjut Gun dengan suara hampir tak terdengar.

"Aku tau, aku tau. Tapi kau harus bisa melupakan dia. Dia sudah mening-"

Bruk!

Belum selesai New menyelesaikan ucapan nya tubuh Gun kini tak bergeming dalam dekapan nya.

"Gun." Panggil New, ia melirik kebawah dan alangkah terkejutnya kala ia mendapati Gun tak sadarkan diri. New panik, karena selama empat tahun terakhir Gun tak pernah pingsan lagi dan hal tersebut membuat New takut.

☑️ I'll Kill You, Boss!Where stories live. Discover now