Prolog

3.8K 152 0
                                    

Seperti sang Bulan yang selalu ditemani sang Bintang disetiap harinya, aku ingin kita selalu melengkapi hidup kita satu sama lain.

________________🌙✨________________

Seorang gadis kecil berumur enam tahun menatap bahagia pada lelaki berumuran sama sepertinya. Lelaki itu tampak tak berekspresi. Dengan riang gadis itu mendekatinya dan mulai mengajaknya bicara.

"Nama aku Bulan, kamu siapa?" ucap seorang gadis kecil cantik dengan sorot mata teduh sambil menyodorkan tangannya

"Bintang." kata seorang lelaki seumuran gadis itu tanpa memalingkan wajahnya.

"Oh Bintang ya, aku mau temenan sama kamu." gadis kecil itu tersenyum manis.

"Aku pikir-pikir dulu." acuh lelaki itu sambil meninggalkan seorang gadis yang dari tadi tersenyum melihatnya.

"Kenapa harus dipikir-pikir dulu?" tanya gadis itu dengan wajah sendu.

"Kata mamah, aku gak boleh temenan sama orang sembarang." ucap lelaki itu menjelaskan. Lelaki itu lalu menoleh dan melihat gadis itu kini menangis terisak.

Gadis itu terus saja mengalirkan air matanya dan membuat lelaki kecil itu gelagapan. Lelaki kecil itu lalu beranjak pergi dan semakin membuat gadis cantik itu terisak.

Tak lama kemudian lelaki kecil itu membawa ice cream yang telah dibelinya di sebrang. Dengan senyum datarnya lelaki itu menyodorkan ice cream tersebut.

"Jangan nangis, nanti manis kamu luntur." ucap lelaki itu sambil menyodorkan ice creamnya.

Gadis itu mendongak dan langsung tersenyum manis lalu menerima ice cream tersebut.

"Kalo gini kan kamu manis. Jangan nangis, aku gak suka cewek cengeng."

Gadis itu mengangguk dan membuat lelaki datar ini tersenyum manis padanya, senyum yang sangat jarang ia tunjukkan pada siapapun.

"Ice cream nya kayak kamu ya." ucap gadis itu terkekeh kecil.

Lelaki disampingnya langsung cemberut, "Kok kayak aku sih?"

"Iya kayak kamu, kamu kan dingin tapi manis."

Lalu mereka tertawa bersama dan tak sadar sore telah tiba.

"Bintang, pulang dulu udah mau Maghrib." ucap seorang wanita dewasa yang sangat cantik.

"Iya Mah, aku pergi dulu ya." Lelaki itu lalu melambai dan pergi meninggalkan Bulan.

"Aku suka Bintang." gadis itu lagi-lagi tersenyum ia menyukai laki-laki itu sejak pertama kali bertemu.

Sejak saat itu, gadis kecil itu selalu berharap suatu saat lelaki itu merasakan hal yang sama seperti perasaan yang ia rasakan saat pertama kali bertemu. Ia selalu ingat setiap detail wajahnya, bagaimana sikap ketusnya dan betapa dingin sifatnya.

THE LIGHT LOVES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang