31- Teror(1)

566 28 1
                                    

"Segala sesuatu yang menyakitimu, akan berurusan padaku."
-Arta-

Happy Reading<3

[Jangan lupa dengerin mulmed yang udah disediain]

Dipagi hari yang cerah secerah senyuman kamu, Bulan kini terbangun dari tidur nyenyaknya. Sinar matahari menyorot mengenai wajah cantiknya. Gadis ini lalu malas-malasan di atas kasur, maklum hari ini hari Minggu

Dengan rambut yang masih acak-acakan dan muka yang penuh iler dimana-mana, bukannya mandi atau cuci muka Bulan malah buka hp untuk melihat notifikasi.

Ada yang sama kayak Bulan?

Bulan mengulum senyum melihat notif dari Bintang. Disitu Bintang menulis supaya Bulan segera mandi karena ingin mengajaknya keluar.

Bulan langsung menaruh ponselnya dan bergegas mandi. Tak butuh waktu lama kini gadis itu sudah selesai mandi dan mulai merias diri.

Riasannya pun tak banyak hanya bedak tipis dan sedikit lip balm agar bibirnya tak pucat. Setelah dirasa cukup ia lalu mengikat rambutnya supaya lebih segar, sungguh hari minggunya kali ini sangat membuatnya tampak bahagia.

Setelah itu ia turun dan melihat Papah serta kakaknya tengah di ruang tamu, sepertinya mereka tengah membicarakan suatu hal. Bulan lalu ikut nimbrung, ia kepo dengan apa yang mereka perbincangan.

"Kamu mau kemana dek?" tanya Yuri, mengalihkan perhatian.

"Jalan-jalan dong." ujar Bulan sembari menunjukkan deretan giginya.

"Sama siapa?" tanya Yuri menatap intens Bulan.

Bulan bingung harus menjawab apa, jika ia jujur akan pergi dengan Bintang pasti kakaknya itu sangat marah besar padanya.

"Sama siapa?" tanya Yuri lagi tak bisa menahan rasa penasarannya.

"Sama Tata." ujar Bulan berbohong.

Yuri mengangguk paham. Wijaya yang mendengarkan pembicaraan kedua putrinya itu tampak asing mendengar nama 'Tata'.

"Tata siapa, nak?" Wijaya kini yang membuka suara, ia sedang bertanya pada Bulan.

"Cowok yang ngaku-ngaku aku calon bininya, Pah." jawab Bulan cepat.

Wijaya mengangguk paham akan penuturan putrinya itu. Bagaimana mungkin ia bisa lupa dengan Arta? Lelaki yang sangat frontal dan bar-bar.

Dirasa sudah cukup berbincang-bincang hangat dipagi hari, Bulan memutuskan untuk pamit pergi pada Papah dan kakaknya. Gadis itu berjalan riang menuju depan rumahnya untuk berjumpa dengan Bintang.

Setelah penantian selama 5 menit, kini Bintang sudah berada dihadapan Bulan. Lelaki itu tampak tampan dengan kaos polos hitam dan celana training putih miliknya.

Ternyata benar, fakta yang mengatakan lelaki lebih tampan jika memakai pakaian bewarna hitam itu benar adanya. Eh, tapi yang ganteng ya.

Bintang menggapai tangan mungil Bulan untuk menggandengnya agar membawanya lebih dekat padanya. Sudah cukup ia kehilangan gadis itu, sekarang tidak lagi.

"Kita mau kemana?" tanya Bulan pada Bintang yang tengah sibuk menatap fokus ke depan.

"Jogging." ujar Bintang datar.

"Aku kira kamu ngajakin aku jajan." ucap Bulan sedikit kecewa lalu menghentikan langkahnya.

"Mau tambah gendut?" ujar Bintang ikut berhenti, ia lalu mencubit kedua pipi tembem Bulan gemas.

THE LIGHT LOVES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang