PART 4

6.5K 570 46
                                    

'PLAK'

Nenek menampar cucu kesayangannya itu, ia tidak habis pikir dengan tindakan cucu nya itu.

Setelah Jimin pingsan dan dibawa ke kamar, nenek mengajak cucu, anak dan menantunya keruang keluarga. Nenek meminta cucu nya itu untuk menjelaskan apa yg terjadi. Tentu saja nenek bingung bagaimana cucunya bisa kenal Jimin dan bagaimana bisa Jimin langsung pingsan setelah melihat cucunya.

Sekarang nenek tau apa alasan Jimin pingsan melihat cucunya.

Ya, dialah yang menghamili Jimin.

"Eomma, sebaiknya kita dengarkan dulu penjelasannya. Dia tidak mungkin begitu saja meninggalkan orang yang dia cintai"

"Baiklah sebelum nenek tambah marah cepat jelaskan ke nenek"

Cucu nya bersimpuh di kaki neneknya. Ia meneteskan air mata. Sungguh ia tidak bermaksud membuat Jimin menderita. Tapi keadaan lah yg memaksanya dulu hingga ia meninggalkan Jimin. Bahkan ia tidak tau Jimin tengah mengandung.

"Maafkan aku nek, aku memang bodoh. Aku dan Jimin masih labil waktu itu. Kami pacaran sekitar satu bulan, dan kami sudah melakukan itu di hotel. Aku sama sekali tidak memberitahu tentang keluarga kita padanya. Karena appa bilang aku harus tau apa orang tersebut mencintai aku apa adanya atau hanya harta keluarga kita saja. Saat itu aku tergila-gila dengan Jimin. Namun setelah seminggu kami melakukan itu, aku menerima beasiswa di Jepang. Setelah kembali ke Korea, aku menemui keluarganya, aku mengaku sebagai temannya namun orang tuanya bilang bahwa mereka sudah mengusir jimin beberapa tahun yang lalu karena mengandung tanpa suami. Aku sungguh tidak tau jika ia mengandung hingga sampai diusir keluarganya. Aku sudah mencari dia kemana-mana. Bahkan aku menunda pekerjaan ku di perusahaan appa. Maafkan aku nenek"

"Kamu tau tidak perjuangan nya membesarkan Jungmin sendirian. Kekurangan dan kelaparan agar Jungmin bisa makan. Di usia mudanya ia harus melewati kehamilan dan melahirkan sendirian. Untung saja bibi mu yang lebih dulu bertemu dengannya dan membantunya. Jimin bahkan pernah sakit selama beberapa hari, ia tidak makan karena uang yg ia punya hanya cukup untuk Jungmin berobat. Diusia mudanya dia diusir dari keluarga nya sendiri. Kamu tau bagaimana perasaannya? Kamu tau bagaimana cara membalasnya hah? Jawab nenek!"

Orang itu bersimpuh di kaki nenek. Meraung, menggumamkan kata maaf.

"Minta maaflah pada Jimin, jika ia memaafkan mu baru nenek akan menerima maaf mu. Dan kau anakku, aku tidak pernah mengajarkan mu ataupun mendidik mu menjadi orang yang tidak bertanggung jawab bukan? Ajar kan pada anakmu untuk belajar bertanggung jawab dengan apa yang diperbuatnya"

Setelah itu nenek pergi meninggalkan anak, menantu serta cucunya.

Appa dari orang itu pun mendekat. Ia menampar kasar wajah anaknya. Ia kecewa dan merasa gagal menjadi orang tua. Setelahnya, ia membantu anaknya berdiri dan memberi nasehat. Anaknya harus bertanggung jawab. Tapi ia tidak akan membiarkan anaknya bertanggung jawab dengan perasaan yang terpaksa. Ia terus bertanya apa anaknya masih mencintai Jimin atau tidak? Tanpa ragu tentu saja ia masih sangat mencintai pria mungil itu. Bahkan ia hampir gila mencari dan melacak keberadaan Jimin. Sang appa tersenyum teduh. Dan eommanya pun memberinya dukungan.

Ia memutuskan untuk masuk kedalam kamar Jimin, disana terlihat Jungmin yang masih betah mengelus tangan dan surai ibu nya.

"Jungminie"

Orang itu mendekati Jungmin, dan dia baru sadar sekarang Jungmin benar-benar mirip dengannya saat masih kecil. Bahkan ia seperti sedang berkaca.

"Paman siapa?"

Orang itu meneteskan air matanya. Jungmin mendekat dan meraih wajah orang itu yang bersimpuh dan menundukkan pandangannya.

"Kenapa paman menangis?"

"Ini appa Jungminie"

"Maksud paman apa?"

"Aku appa mu Jungmin. Maafkan appa. Appa sudah mencari mu dan eomma kemana-mana tapi appa tidak berhasil menemukanmu. Maafkan appa sayang. Kau pasti sangat kesusahan selama ini"

"Jadi paman appa Jungmin? Jungmin punya appa?"

Jungmin kecil menangis. Ia memeluk appanya erat. Sungguh ia merindukan appanya meski dari dulu ia tidak pernah diperlihatkan wajah appanya.

Orang itu menghujani Jungmin dengan ciuman sayang. Ia menyesal tidak bisa melihat dan menemani Jungmin ketika masih didalam kandungan maupun ketika masih bayi.

Jungmin kecil menangis dipeluk kan appanya.

"Appa"

"Appa"

"Jungmin rindu appa"

"Appa"

"Appa .. hiks"

Orang itu memeluk Jungmin erat. Ia bertekad untuk membahagiakan Jungmin dan Jimin.

"Jungmin, appa janji. Appa janji pada Jungmin, Jimin eomma dan Tuhan. Bahwa appa tidak akan meninggalkan kalian lagi. Appa akan berusaha untuk membuat kalian bahagia. Appa berjanji untuk selalu mendampingi dan mencintai Jimin eomma dan Jungmin"

"Appa harus tepati janji appa ne. Jungmin bahagia sekali bisa bertemu appa"

Tanpa mereka sadari Jimin telah siuman dari pingsannya dan mendengarkan semua percakapan mereka.

Agaknya hasrat Jimin untuk pergi dari sini dan menampar orang itu sirna setelah mendengar kata-kata Jungmin. Ia sadar Jungmin membutuhkan kasih sayang kedua orang tuanya. Meski Jimin bisa menjadi eomma dan appa sekaligus tapi Jungmin tetap membutuhkan kasih sayang dari sang appa yang telah ia rindukan bertahun-tahun. Kebahagiaan Jungmin akan lengkap jika ada kehadiran appa kandungnya.

Jimin menatap mereka sendu. Orang itu menyadari Jimin menatap nya. Mata mereka bertemu. Jimin berusaha melihat kebohongan dari matanya. Tapi yg ia temukan adalah tekad dan kesungguhan orang itu.

Orang itu menghapus air matanya dan juga menghapus air mata anaknya. Orang itu mendekati Jimin. Saat tiba di pinggir ranjang dan mencoba menggenggam tangan Jimin, ia bersimpuh memohon maaf dan ampunan Jimin. Ia memohon maaf karena dirinya tidak menjadi ayah yang baik serta tidak menemani Jimin ketika sedang dimasa sulit. Orang itu benar-benar mengungkapkan penyesalannya terhadap Jimin dan Jungmin. Serta mencoba meminta kesempatan untuknya membahagiakan Jimin dan Jungmin.

Jimin menatap anaknya, anaknya hanya tersenyum, tidak mengangguk maupun tidak menggeleng. Jimin paham keputusan ada ditangannya.

"Aku mohon berikan aku pengampunan mu. Berikan aku kesempatan untuk menebus kesalahanku Jimin-ah. Aku ingin membahagiakanmu dan Jungmin. Aku mohon Jimin-ah"

"Aku ......."

"Maaf ....."


TINGGALKAN VOTE DAN KOMENTARNYA YA💜

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

TINGGALKAN VOTE DAN KOMENTARNYA YA💜

Jungmin AppaWhere stories live. Discover now