PART 10

5.4K 475 83
                                    

Takdir yang mempersatukan mereka.

Setelah pernikahan berlangsung, Jungkook mengajak Jimin dan Jungmin untuk tinggal dirumahnya, rumah yang ia beli dari uangnya sendiri. Sebenarnya sang appa ingin mereka tinggal di Mension keluarga Jeon tapi Jungkook menolak. Ia ingin mandiri mengurus keluarga kecilnya. Ia ingin mengganti semua hal yang ia tinggalkan dengan keluarga kecilnya.

"Appa, apa Jungminie akan punya kamar sendiri?"

"Tentu saja sayang. Jungmin akan punya kamar sendiri. Tapi untuk malam ini appa ingin tidur bersama Jungmin dan eomma. Bolehkan?"

"Boleh appa. Nanti kita berpelukan ya."

"Tentu jagoannya appa"

Melihat mata anaknya berbinar ia sungguh bahagia. Ia menyesal selama ini melewatkan pertumbuhan anaknya.

Kok mereka ngga malam pertama ?

Jungkook tau Jimin nya masih belum siap. Jadi Jungkook juga lebih ingin untuk membangun kepercayaan dan kenyamanan diri Jimin dengan status baru mereka, suami istri.

Hari ini Jungkook, Jimin dan Jungmin sedang menuju rumah nenek. Sudah seminggu setelah pernikahan Jungkook dan Jimin, mereka belum juga melakukan hubungan badan tapi sudah beberapa kali berciuman.

"Akhirnya cicit nenek datang, nenek sudah menyiapkan hidangan daging yang Jungmin suka"

"Wah terimakasih banyak nenek"

Jungmin memeluk neneknya erat. Ia rindu sekali. Selama seminggu ini ia benar-benar dimanjakan sang appa. Mereka sibuk untuk mendekorasi kamar Jungmin. Sang appa yang terlalu bersemangat untuk membelikan semua yang Jungmin inginkan. Padahal Jungmin tidak terlalu menginginkannya. Tapi tetap saja sang appa memaksa. Ia paham jika appa nya ingin yang terbaik untuknya. Jungkook juga sudah membelikan seragam, sepatu dan peralatan sekolah baru untuk Jungmin. Jungkook sebenarnya ingin Jungmin pindah ke sekolah yang lebih bagus tapi Jungmin menolak. Ia tidak ingin berpisah dengan teman-teman nya.

Kebetulan Jungmin sedang libur hingga minggu depan karena anak tingkat atas sekolahnya sedang melaksanakan ujian. Jungkook juga mendapat cuti dari sang ayah. Jungkook bekerja di perusahaan utama keluarga Jeon. Jadi mereka memutuskan untuk menginap dirumah nenek, halmeoni (eomma Jungkook) dan jalan-jalan sebagai rencana liburan Jungmin.

"Sayang, kamu lelah? Mau istirahat dulu?"

"Aku tidak apa-apa Kookie"

Entah kenapa Jimin merasa pusing. Tapi ia tidak ingin merepotkan Jungkook. Ia tidak mau Jungkook dan Jungmin khawatir.

"Tapi kamu pucat sayang. Kita istirahat yah dikamar. Jangan memaksakan diri sayang."

Akhirnya Jimin mengangguk. Jungkook pun menemui Jungmin dan nenek.

"Nenek, Jungkook antar Jimin ke kamar dulu ya. Jimin agak pucat. Jadi mau istirahat dulu"

"Yasudah bawa ke kamar. Temani Jimin ya Kookie. Kalau ada apa-apa panggil bibi saja"

"Baik nek."

"Jungmin main sama nenek dulu ya. Eomma kelihatannya lelah. Nanti kalau Jungmin mau menyusul saja ke kamar biasa ya sayang"

"Iya appa. Tapi eomma tidak apa-apa kan?"

"Tidak apa-apa sayang. Jangan khawatir ya. Appa akan mengurus eomma. Jungmin temani nenek bermain ya"

"Iya appa"

Jungkook pun membawa Jimin ke kamarnya yang ada dirumah nenek. Ia memilih untuk naik lift daripada tangga. Ia khawatir Jimin tidak kuat.

Keluar dari lift, Jimin hampir terjatuh untung saja Jungkook dengan sigap menangkap Jimin. Ia menggendong Jimin ala pengantin. Jimin tidak menolak. Ia malah menyamankan dirinya di gendongan sang suami. Kepalanya sangat pusing tapi entah kenapa setelah kepalanya bersandar di dada bidang suaminya ia merasa lebih baik. Jujur saja jantung Jungkook berdegup kencang. Ia agak gugup ketika Jimin menempelkan kepalanya di dadanya. Tapi sedikit-banyak ia bersyukur Jimin sudah tidak canggung lagi padanya.

Jungmin Appaजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें