Perang dimulai 2

2.8K 174 8
                                    

trang... pedang milik Devian terlempar cukup jauh dan hal itu membuat Devian sangat terkejut. terlihat pedang milik Kelvin melayang di hadapan Devian. Ya, Kelvin menggunakan kelebihan senjata suci miliknya yaitu pengendalian tanpa harus di pegang.

"jangan lupa lawanmu masih hidup di sini," ucap Kelvin dan menendang perut Devian keras sehingga Devian terpental cukup jauh.

"Uhuk...uhuk, hahahahaha sangat menarik," tawa Devian dan menatap Kelvin yang entah sejak kapan ada di hadapannya.

"Maisha dan Melvin lama sekali datangnya," batin Kelvin yag masih menatap Devian waspada.

bugh... Devian tiba-tiba muncul di depan Kelvin dan memukul wajahnya sehingga Kelvin terlempar, namun tidak sampai di situ saja, Devian kembali menendang dn memukul Kelvin brutal dan sangat cepa sehingga Kelvin tidak bisa menyerang balik.

"Mati mati mati, kau harus mati!" teriak Devian yang mesih menyerang Kelvin dengan membabi buta.

brak... Kelvin terlempar hingga membentur sebuah batu dengan keras sehingga batu itu pecah. Devian tertawa senang melihat Kelvin.

"Kecepatannya tiba-tiba meningkat pesat, bahkan aku tidak menyadari kehadirannya tadi di depanku," batin Kelvin.

"Ayo bangkit, apa kau sudah tak bisa menari?" ucap Devian yang bejalan menuju Klevin.

"Sayang sekali, padahal aku sudah terhibur. ayo hibur aku lagi!" ucap Devian yang menatap Kelvin penuh nafsu dan kebahagiaan.

"Aku hanya mainan di hadapannya, sial!" batin Kelvin dan menatap tajam Devian.

"Kau tidak ingin menghiburku lagi,kalau begitu mati saja!" Teriak Devian tiba-tiba seperti orang kesetanan. 

Dengan cepat Devian melesat kearah Kelvin yang sudah berdiri dengan menahan rasa sakit. saat Devian sudah smakin dekat ke arah Kevin tiba-tiba ia memuntahkan darah, perutnya tertusuk pedang milik Kelvin.

"Pengganggu," bisik Devian dan mencabut pedang itu dan memegangnya kuat, sangat kuat. Kelvin yang berusaha membuat pedangnya terlepas dari pegangan Devian sedikit kewalahan.

terlihat sebuah lubang berwarna hitam muncul di samping Devian tiba-tiba dan dengan entengnya Devian membuang pedang Kelvin ke dalam lubang itu. Bruk... kembali lagi tubuh Kelvin terpental dan menubruk sebuah batu yang tak jauh di sana.  Kelvin memuntahkan darah segar, mulutnya terasa seperti karat. badannya tak sanggup di gerakan lagi.

"Cepatlah mati!" teriak Devian. Kuku kuku Devian tiba-tiba memanjang dan Devian menerjang Kelvin.

tinggal beberapa centi lagi kuku Devian menembus perut Kelvin tiba tiba ia terhempas ke belakang oleh angin dingin.

"Keadaanmu sangat mengerikan Vin," ucap seseorang yang baru saja datang.

"Kalian lama sekali," ucap Klevin menatap Melvin dan Maisha yang baru saja datang. Ya, Maishalah yang membuat Devian terhempas.

"Maaf, di belakang ada musuh yang cukup kuat," ucap Maisha dan mengobati Klevin.

"Berhati hatilah, sifat dan kelakuan orang itu tidak dapat di tebak," ucap Kelvin yang menatap Devian yang tertawa puas. Luka di perut Devian mulai menutup sedikit demi sedikit. Tawa Devian terdengar sangat menyeramkan di telinga Klevin, Melvin dan Maisha. 

"Cepat kalian selsaikan, aku hanya dapat membantu sedikit. Pedangku sudah diambil olehnya." Melvin dan Maisha menatap Klevin tak percaya.

"Bukankah senjata suci tidak bisa di sentuh oleh ras kegelapan?" tanya Maisha yang membuat Kelvin tersadar.

"Ada yang aneh di sini, yang penting kalahkan dia dulu," ucap Kelvin yang tengah menatap Devian yang berjalan menuju mereka seraya membunuh orang-orang yang menghalangi jalannya.

The Element SchoolWhere stories live. Discover now