Part 38

634 99 10
                                    

37. Aku mencintaimu

Sudah seminggu setelah kejadian malam itu. Wonyoung pun sudah sadar kemarin malam. Hal yang pertama ia lihat adalah Hyewon. Pria itu menyambutnya dengan bahagia saat pertama kali membuka matanya setelah tertidur lama. Tentu Hyewon sangat senang Wonyoung sadar dari masa komanya. Ia pikir, Wonyoung akan tertidur selama satu bulan atau lebih.

"Makan dulu, setelah itu kau baru boleh keluar." Kata Hyewon sambil menyuapkan sesendok bubur kepadanya.

Sejak satu jam lalu Hyewon membujuk Wonyoung untuk makan. Tapi, ia terus mendapat penolakan darinya. Apa dari kecil Wonyoung memang sulit makan? Atau efek tidur panjangnya yang membuat Wonyoung tidak selera dengan apapun. Tapi, menurut Hyewon seharusnya orang yang terbangun dari tidur panjangnya pasti akan merasa kelaparan. Karena berhari-hari ia tidak makan apapun. Itu yang ia tahu lewat televisi.

"Wonyoung, aku akan benar-benar marah jika kau terus mengabaikan makananmu."

Hyewon masih mencoba untuk bersabar. Ia punya taktik andalan agar Wonyoung mau memakan buburnya.

"Oke, aku akan pergi. Jangan panggil aku jika ada sesuatu nanti."

Niatnya, Hyewon ingin pergi meninggalkan Wonyoung. Tapi perempuan itu dengan cepat menarik lengan Hyewon dan langsung memeluknya erat. Yang mana membuat Hyewon tersenyum tipis. Benar dugaannya, Wonyoung tidak akan membiarkan ia meninggalkan dirinya begitu saja.

Hyewon sendiri tak mengerti apa yang terjadi pada Wonyoung selama perempuan itu tidur. Begitu bangun dari koma, Wonyoung tiba-tiba menjadi lebih lengket dengannya.

"Aku bercanda. Sekarang, makan buburnya." Ujar Hyewon kembali menyuapkan bubur itu kepada Wonyoung.

Tidak seperti sebelumnya, kali ini Wonyoung langsung melahap buburnya dengan cepat. Berhasil membuat Hyewon tertawa senang melihatnya.

Tak lama setelah itu, suara ketukan pintu terdengar. Sosok gadis cantik muncul bersamaan dengan sepasang Tom & Jerry di belakangnya. Siapa lagi kalau bukan Dahyun, Yuri, dan Yena. Mereka datang membawa beberapa camilan dan buah-buah yang tentu akan diberikan kepada Wonyoung.

"Kak Wonyoung, aku merindukanmu." Dahyun langsung berhambur memeluk Wonyoung, dan tanpa sengaja ia menyenggol luka Wonyoung yang membuat Hyewon langsung membulatkan mata saat melihat perempuan itu meringis kecil.

"Gadis ini!"

Tuk!

Hyewon langsung memukul kepala Dahyun menggunakan sendok yang ia pegang. Membuat Yuri dan Yena langsung menatapnya tajam.

"Apa yang kau lakukan kepadanya?" tegur Yuri berkacak pinggang.

"Dia membuat-"

Wonyoung segera meletakkan jari telunjuknya dibibir Hyewon. Lalu tersenyum diikuti gelengan kepala kecil. Setelahnya, Wonyoung beralih menatap Dahyun yang masih mengusap kepalanya yang dijadikan pendaratan mulus sendok Hyewon.

"Aku juga merindukanmu." Membalas pelukan Dahyun yang belum sempat ia balas.

"Di mana Jerry yang satu?" tanya Hyewon kepada Yuri.

Yuri yang merasa diajak berbicara langsung menunjuk dirinya sendiri. "Aku? Kau bertanya dia kepadaku? Ck!" Membuang muka.

Ah, sejak kejadian malam itu Yuri dan Chaewon memang sering bertengkar dan yang selalu menjadi pelampiasan kemarahan mereka adalah Yena. Sungguh malang bukan nasib pria itu? Niatnya memang sudah bagus, menjadi penengah saat mereka bertengkar. Tapi Yena malah berakhir babak belur karena Yuri dan Chaewon menganggap dirinya sebagai pengganggu.

"Di mana Chaewon?" Setelah ditolak oleh Yuri, Hyewon pun beralih kepada Yena.

Yena hampir menjawab, tapi mulutnya segera ditutup oleh Yuri. Perempuan itu langsung menatap Hyewon tajam. "Jangan tanyakan dia kepada Yena!"

Hyewon hendak membalas, tetapi Yuri segera bersuara lagi. "Dan, diriku!!" Kata Yuri menekan ucapannya.

Iya, nampaknya Yuri juga semakin lengket dengan Yena. Hyewon akhirnya menyerah, ia beralih menatap Dahyun yang mengambil alih tugasnya menyuapi Wonyoung. Sedikit tidak terima saat melihat Wonyoung terus tertawa ketika Dahyun menyuapinya. Kalau dengannya, Wonyoung pasti selalu menunjukan ekspresi datar. Sama sekali tidak ada emosi di wajah perempuan itu.

"Dahyun, sepertinya kau dicari Nyonya Eunbi diluar." Berusaha merebut mangkuk bubur itu dari tangan Dahyun. Tetapi Dahyun segera menggesernya ke samping.

"Eomma? Mana mungkin, dia sedang berbelanja dengan Ayah." Timpalnya tanpa menatap Hyewon sama sekali.

Suasana hening untuk beberapa saat. Sebelum akhirnya semua orang langsung berteriak kecuali Wonyoung.

"EOMMA??!! "

Sontak, Dahyun langsung menutup mata saat suara mereka menembus gendang telinganya. Ah... Dahyun lupa ingin memberitahu mereka bahwa sebentar lagi Eunbi dan Seungwoo akan menikah.

"Mian-mian, aku lupa memberitahu kalian."

Dahyun meletakkan mangkuknya. Lalu menatap ke empat orang itu secara bergantian. Senyuman manis tak luput di wajah kecilnya itu. Dahyun meletakkan kedua tangannya di dekat bibir. Lalu berkata, "Bibi Eunbi dan Ayahku akan segera menikah." Ucapnya pelan namun masih didengar oleh mereka.

"Uwahhh! Kapan-kapan?" tanya Yuri heboh.

"Aku belum tahu. Intinya kami menunggu Kak Minju sembuh terlebih dulu. Tidak mungkin kami melangsungkan hari bahagia itu tanpa dirinya."

Mereka mengangguk mengerti. Setelah mengatakan itu, Dahyun pun beranjak dari duduknya. "Aku akan menjenguknya. Malam ini aku akan menginap. Kak Hyewon, jaga Kak Wonyoung. Awas kalau terjadi apa-apa dengannya." Ujar Dahyun sambil berjalan mundur.

"Iya-iya anak kecil!" Timpal Hyewon yang kemudian menggelengkan kepala.

"Kalau begitu aku juga pergi. Sepertinya aku juga akan menginap." Sahut Yuri berniat pergi, tapi Yena langsung menahannya. "Aku ikut denganmu, ya?"

Yuri segera menggeleng. "Yena, kita semua sudah membagi tugas. Dahyun menjaga Minju, Kak Jiyeon menjaga Sakura, aku menjaga Yujin, dan kau menjaga Chaeyeon. Jangan manja seperti anak kecil!" Katanya kemudian.

Sontak, Yena langsung mengerucutkan bibirnya. Setelah itu ia melangkah pergi meninggalkan mereka. Bukannya tidak mau, Yena hanya ingin bersama Yuri seharian ini. Tapi Yuri terus-terusan menolak dirinya saat ia mengatakan jika dirinya ingin bersama perempuan itu.

"Aish! Pria itu benar-benar. Hyewon, Wonyoung kami permisi." Yuri langsung menyusul Yena. Kini menyisakan Hyewon dan Wonyoung yang saling pandang satu sama lain.

Hyewon beranjak dari kursinya, ia berjongkok di hadapan Wonyoung. Lalu mengecup sebentar bibir perempuan itu. Berhasil membuat Wonyoung terkejut bukan main. Tapi ia sama sekali tak bersuara.

"Dan tugasku adalah menjagamu." Menyentuh hidung Wonyoung menggunakan jari telunjuknya, "Kau mau menjadi kekasihku?" tanyanya to the poin.

Cukup lama Hyewon menunggu jawaban Wonyoung. Tetapi sekali ia mendapat jawaban darinya, Hyewon berhasil dibawa terbang oleh perempuan itu. Karena Wonyoung menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Itu artinya, Wonyoung menerima cintanya.

"Yess!! Aku mencintaimu. Setelah ini aku janji akan selalu menjagamu."

Hyewon pun memeluk Wonyoung dengan perasaan yang... yang.... Ah! Sepertinya tidak bisa diuraikan dengan kata-kata.

"Aku juga mencintaimu."












Bersambung....
Uwu, akhirnya Hyewony berlayarಥ⌣ಥ

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang