01. |PATENCY|

347 51 24
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

































"Jadi bagaimana? Apakah kita bisa pergi sekarang, untuk saling mengenal lebih jauh, Kang Gowon?"

Netra si gadis yang menatap sang pria lamat kini mulai berkedip-kedip. Ia mengerutkan kening, begitu bingung atas pertanyaan sang pria di depannya barusan.

Apa?

Kang Gowon?

Pergi?

"Maaf? Aku tak mengerti apa maksudmu tuan, dan sejak awal kau sudah mengetahui margaku Park, bukan Kang." ralat Gowon yang kini menegang akan hawa sekitar.

Sebentar, lagipula bagaimana pria asing ini bisa mengetahui namanya? Yang kini membuat Gowon kembali memutar memorinya, mengingat-ingat siapa gerangan pria didepannya kini. Apakah dia mahasiswa satu kampusnya?

Seringgaian tadi kini mulai beralih dengan kekehan paksa. Lelaki itu mengalihkan matanya ke jalanan becek diluar dari batas dinding kaca cafe sebentar, sebelum kembali menatap netra Gowon yang masih memasang wajah kebingungan.

"Maksudnya nanti. Ketika kau sudah menjadi istri ku."

Seakan baru saja disiram satu ember air es dari atas kepalanya, Gowon kini tertegun panjang. Apa-apaan katanya? Istri?

Pria itu kembali menatapnya intens, lesung pipi tipis tumbuh disudut bibirnya. "Tidak selamanya kata Park didepan namamu itu akan hinggap di sana kan?"

Ah, ini benar-benar tak nyaman. Tatapan itu... kenapa? Gowon hampir merinding. Ia menggelengkan kepala dengan tanda tanya besar di atas kepala. Ada apa sih, dengan pria aneh ini?

"Aku benar-benar tidak mengerti apa maksud mu tuan."

Pria itu melengos, ia kembali beralih menatap jalanan diluar yang kini semakin terlihat begitu sepi. "Nanti kau juga akan mengerti." ucapnya lagi semakin ngawur.

Gowon kali ini benar-benar merinding. Apalagi saat netranya mengobservasi sekitar dan menyadari jika manusia yang berada di dalam Cafe ini kini hanya tinggal dirinya dengan si pria saja.

Tidak, sejak kapan?

Gowon meneguk salivanya cepat, sebelum tangannya sibuk memasukkan novel serta beberapa barang di meja kembali ke dalam tas, menyelempangnya, dan kini ia beranjak dari kursi.

"Permisi!" pamit Gowon kilat, sambil sedikit membungkuk kan badannya. Ia bahkan tak berani menatap netra sang pria kembali.

"Mau kemana, hm?"

Gowon tidak mengubrisnya. Jantungnya berpacu begitu cepat, ia mengambil langkah begitu besar menuju pintu keluar.

Tangan gadis itu bergerak menarik kenop pintu, lalu dengan segera ia keluar dari sana. Tapi tak sampai beberapa langkah, tiba-tiba sebuah tangan kekar menariknya kuat. Ia membulatkan matanya dan hampir saja berteriak tatkala tangan lain hinggap di mulutnya. Jantungnya seperti ingin meledak didalam sana. Seorang pria yang tak dikenalnya tengah membekapnya.

OBLIGED Where stories live. Discover now