03. |AWARE|

289 44 20
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


































Degupan jantung seorang gadis yang bersahutan diikuti langkah kaki langsing yang melompat di lantai dengan terlampau cepat itu, tak mengubris saat seluruh mata tertuju pada dirinya. Ia bahkan tak peduli saat bahunya terasa meradang akibat bertabrakan beberapa kali dengan siswa-siswi lain.

Biasanya, gadis itu akan seperti ini sewaktu dirinya dan Olivia dengan santainya bersenda gurau di pagi hari saat berjalan kaki dari rumah kasih untuk menuju ke sekolah. Ia dan Olivia akan tertawa terbahak-bahak akibat beribu lontaran lelucon yang terlampau mengocok perut milik sahabatnya itu. Saat mereka menyadari bel sekolah akan berdentang kurang dari lima menit lagi, ketika salah satunya mengintip jam di pergelangan tangan, serta mengingat perjalanan mereka baru terlewati setengah jalan, maka saat itu pula keduanya membelalakkan mata. Olivia akan memegang erat tangannya dan memulai untuk berlari sekencang mungkin seperti ini menembus angin di jalanan.

'Gowon ini saatnya mengeluarkan kekuatan kita!' ujar sahabatnya itu dramatis.

Quick silver──begitulah Olivia menyebut iming-iming kekuatan super tersebut. Jangan tertawa, mengingat Olivia begitu mencintai karakter marvel satu itu──ia bahkan sempat menangis tersedu-sedu saat sebelumnya menarik Gowon untuk bangun dari kasurnya dan menariknya pergi mengendap-ngendap, untuk menonton movie tengah malam berjudul Avengers:Age of ultron di ruang tv. Saat itulah scene Aaron Taylor Johnson yang memerankan karakter Pietro sang Quicksilver, menyelamatkan Hawkeye dari serangan tembakan Ultron ditampilkan. Gowon bahkan juga ikutan menangis saat itu karena terlampau mendalami.

Padahal kalau sampai Mama tahu keduanya melakukan itu, mereka bisa-bisa diberikan detensi dan dikurung di kandang ayam belakang sampai pagi hari.

Gadis bermarga Son satu itu, memang kelewat nekat dan tak pernah kenal takut. Biarpun rumah kasih mereka dikhususkan untuk para perempuan, tapi Mama dan beberapa pegawai lain tak pernah melihat Olivia seperti itu.

Contohnya saat semalam ia bercerita tentang sebuah perundungan yang dilakukan oleh beberapa teman pria sekelasnya, karena telah dengan sengaja mengurung dirinya di kamar ganti sendirian saat mengganti baju untuk pelajaran olahraga.

Olivia begitu benci saat melihat Gowon dengan badan bergetar dan mata yang memerah, memeluk lengannya dengan sangat ketakutan.

Setelah akhirnya Gowon mau menceritakan terpaksa semua hal itu, karena gadis itu mendesaknya, seketika Olivia merasa sangat-sangat menyesal, karena seharusnya ia menuangkan minat dengan beberapa pelajaran hitung menghitung menyebalkan dikelasnya dulu, agar ia bisa masuk di kelas unggulan bersama Gowon, dan bisa lebih leluasa untuk melindungi gadis itu.

OBLIGED Where stories live. Discover now