04

36 3 2
                                    

Suzumoto, Manaka, dan Hirate.

Ketiganya terbaring di atas futon yang berada di ruang ganti, sedang tak sadarkan diri. Beberapa member seperti Nagahama Neru, Watanabe Risa, Sugai, dan Moriya Akane berjaga di dekat futon menunggu trio terbangun dari pingsan. Member yang lainnya ada yang memandang dari jauh, ada yang sedang disibukkan oleh pekerjaan lain. Tapi raut kecemasan tidak bisa mereka sembunyikan.

"Ada yang tahu kenapa tiga orang ini bisa pingsan?" Moriya Akane memecah keheningan di area sekeliling futon. Sugai melirik Akane sejenak kemudian menjawab, "Menurutku, ya.. Mon-chan kelelahan karena sebelum tampil harus mengurus Techi dengan pakaian super panas itu. Sedangkan Manaka terlalu sibuk menemani Techi sampai-sampai tidak sempat beradaptasi dengan pakaian itu. Sudah kuperingatkan untuk segera berganti pakaian dan melakukan latihan sebentar, tapi dia tidak mau menuruti."

"Menurutku juga begitu. Dan di tengah penampilan, mungkin Tecchan tidak sengaja melukai lengannya lagi sehingga rasa sakitnya kembali terasa. Dia harus menahan rasa sakit itu selama penampilan hingga akhirnya pingsan." Neru menambahkan.

"Haa... dasar Manaka." Risa mendengus.

Di lain sisi, para staf management Keyakizaka46 sedang kalut. "Para fans bisa berkata yang tidak-tidak tentang kejadian ini. Harus apa kita supaya fans bisa tenang?"

"Bagaimana jika setelah ketiga member itu bangun, kita ajak semuanya untuk foto bersama, lalu kita kirimkan foto tersebut ke web resmi dan twitter? Kita tunjukkan kalau mereka baik-baik saja."

"Oh, benar juga. Kita bisa melakukan itu."

"Tapi beberapa fans pasti akan menebak niat kita; bahwa kita melakukan ini supaya fans tidak menuntut lebih jauh."

"Menurutku ini sudah solusi  yang terbaik. Memangnya kalian ada solusi lain?"

Hening.

"Memangnya, siapa sih yang meminta member untuk menggunakan kostum itu? Coba saja kalau tidak memakai kostum itu, pasti tidak ada yang mengalami hiperventilasi seperti ini." Salah seorang staf berkata. Belum sempat yang lain menanggapi, terdengar suara gaduh dari member. Nampaknya Hirate sudah sadar, disusul oleh Manaka dan Suzumoto.

"Kita ambil solusi yang tadi."

.

.

"Maaf teman-teman. Tadi aku tidak sengaja menegangkan otot terlalu kuat sehingga rasa sakitnya terasa lagi.." Hirate meminta maaf kepada semuanya. Tangannya memegang erat sebotol air mineral yang isinya belum habis ia minum.

"Hei jangan meminta maaf begitu. Kau sudah berjuang dengan sekuat tenaga hingga akhir." Sato Shiori berkata lembut sambil menahan air matanya meluncur, ia menepuk-nepuk lembut punggung Hirate penuh kasih sayang. "Shiichan..."

"Hirate, kau juga pingsan?" Suzumoto yang sudah sadar mencoba mencerna situasi yang terjadi di sekelilingnya. Ingatannya sedikit buram. Begitu pula dengan pemandangan yang ia lihat di panggung sesaat sebelum pingsan.

"Eum, sepertinya iya.. Tapi sekarang aku sudah baik-baik saja" Hirate mengakhiri jawabannya dengan cengiran khasnya. Cengiran ini masih terlihat lemah karena ia belum sepenuhnya dalam kondisi baik. Suzumoto menatap sayu Hirate, kemudian mencoba tersenyum membalas cengiran gadis berusia 16 tahun yang ada di depannya ini.
"Aaaa-- sekarang aku ingat. Aku memutuskan untuk pingsan di panggung supaya Mon-chan tidak merasa bersalah sendirian." dalam diam, Hirate mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi.

"Mona daijoubu?" Suzumoto merentangkan tangannya, membantu Manaka untuk bangun dari posisi tidurnya. Risa menyodorkan sebotol air mineral lengkap dengan sebuah sedotan kepada Manaka.

"Maa, udah jauh lebih baik dari sebelumnya sih... Yang tadi itu parah sekali rasanya," Manaka menyedot perlahan air dari botol yang disodorkan oleh Risa. Lalu setelah meminum setengah botol, Manaka kembali bersuara. "Techi, kau sebaiknya jangan terlalu memikirkan peristiwa yang tadi. Santai sajaa.. bukan cuma kau yang pingsan."

"Apa maksudmu dengan mengatakan itu?" Hirate tidak habis pikir. Lagipula, yang memilih untuk pingsan di panggung kan dia sendiri. Eh? Bukankah karena memang kebetulan dia sudah tidak kuat ya?

"Ano ne, Hirate. Karena posisimu sebagai center, mungkin saja penonton akan memandangmu buruk. Jadi, aku hanya memikirkan kasus terburuk sih. Aku memperingatkanmu untuk tidak memikirkannya terlalu dalam, ok?" Manaka menepuk pundak Hirate dengan mantap. Yang ditepuk bahunya hanya bisa terkesiap, meneguk ludahnya dengan kaku ketika merasa kerongkongannya tiba-tiba kering karena perkataan member itu. Manaka ada benarnya juga, ya?

"Hmm.. oke aku tidak akan terlalu memikirkannya. Lagipula kita jatuh bertiga, tidak seharusnya salah satu dari kita harus menanggung rasa khawatir. Benar kan?" Hirate mengusap dagunya. Meski ia berkata demikian, masih ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya. Apakah grup akan benar-benar baik-baik saja setelah kejadian ini? Rasa sakit di lengannya masih terasa. Ia jadi tersadar kembali dengan kondisi tubuhnya. Apakah dengan tubuh ini, aku masih bisa menari bersama grup?

"Yup! Kau benar. Dengarkan ini juga, Monta. Kau jangan terbebani dengan hal ini, ya! Kita jatuh bersama-sama, ingat!" Manaka beralih menepuk pundak Suzumoto dengan mantap. Suzumoto mengangguk lucu, "Un!"

Lalu mereka bertiga tertawa  bersama-sama. Di tengah tawa mereka, suara salah seorang staff menyeruak menghentikan sejenak suasana haru di sekitar para member.

"Setelah ini, kita akan mengambil foto grup dengan member lengkap. Kita tunggu sejenak sampai Hirate, Shida, dan Suzumoto bisa berpartisipasi dalam foto, ya. Tunggu aba-aba berikutnya dari kami."

----

Author's Note: 
Maaf sudah lama tidak update cerita inii. Author sempat mengalami krisis perasaan soalnyaa. Krisis perasaan ituu,, hmm gimana jelasinnya ya? Intinya, author kehilangan semangat buat ngikutin grup baru (SKZ46) dan perasaan untuk melanjutkan cerita ini jadi memudar gitu. Tapi sekarang, perlahan-lahan bisa recharge lagi karena oshi sejati author kembali muncul di dunia musik secara prominen *ehe*
.
.
Sekarang, masalahnya tinggal apakah waktu mengizinkan author untuk kembali berkreasi atau tidak, heuheu *astaga maaf*
.
Author sangat berterimakasih kepada teman-teman yang sudah membaca hingga bagian ini. Semoga ke depannya, author bisa melanjutkan cerita ini lagi ya!

Documentary ChitChat | Keyakizaka46Where stories live. Discover now