MALANG 4 AGUSTUS

763 8 0
                                    

Suara alarm dari telepon genggam membuat Tyas terbangun. 5 jam waktu tidur masih belum membuatnya puas. Namun ia harus segera bangun, travel yang akan menjemputnya menuju bandara akan segera tiba, malas rasanya untuk mandi di pagi buta seperti itu terlebih suhu udara di malang saat ini sangat dingin, tidak ada pilihan lain, Tyas tidak mau terlihat seperti orang yang berantakan, walaupun keadaan pikirannya sendiri sedang berantakan. Sebenarnya Tyas tidak menginginkan perjalanan ini, namun tanggal cuti nya sudah terhitung sejak tanggal keberangkatan nya ke Lombok di jadwalkan hari itu. Setidaknya Tyas bisa berlibur tanpa mengeluarkan uang banyak untuk biaya penginapan hotel. Ia akan tinggal di rumah ayahnya, walaupun ia sendiri lupa akan wajah ayahnya karena sudah sangat lama Tyas tidak mendengar kabar tentang ayahnya, sangat-sangat lama.

Mobil dari travel sudah tiba di depan rumah kontrakannya. Segera ia meraih barang-barang dan memasukannya ke dalam mobil di bantu oleh sopir yang menyapanya ramah. Terlihat hanya ada 2 penumpang saja di dalam nya.

Mobil segera melaju menuju Surabaya, Tyas kembali membuka Handphone nya alih-alih mengusir rasa jenuh selama perjalanan. Tyas membuka isi pesan dari nomor tanpa nama yang masih belum ia simpan. Isi pesan itu memberitahukan Tyas bahwa ayahnya sudah meninggal beberapa hari yang lalu dan Tyas di harapkan datang ke kampung ayahnya untuk menyelesaikan urusan-urusan keluarga, dalam pikiran Tyas mungkin saja ia mendapatkan warisan dari ayahnya. Karena Tyas adalah anak satu-satunya. Tyas heran kenapa ayahnya tidak menikah lagi walaupun perceraian ayahnya sudah sangat lama. Tertulis jelas alamat yang akan Tyas tuju dalam pesan tersebut. Walaupun ayahnya berasal dari Lombok namun ini adalah kali pertamanya Tyas mengunjungi tempat ayahnya.

Perjalanan memakan waktu kurang lebih 3 jam hingga Tyas menyiapkan E-ticket dan KTP nya untuk siap-siap masuk ke dalam bandara. Tidak ada yang aneh dengan hari itu. Tapi kenapa terasa sangat berat bagi Tyas. Apa mungkin karena kabar duka ayahnya? Mungkin saja walaupun Tyas sudah hampir melupakan ayahnya namun tetap saja batin seorang anak dengan orang tuanya tetaplah ada. Bandara Juanda terlihat seperti biasa, terlihat 3 pemuda yang mempercepat langkahnya, dan menyerobot antrean sepertinya mereka terlambat, tampilan ke 3 pemuda itu sangat berantakan "bodoh seharusnya mereka berangkat lebih awal"  gumam Tyas.

Di dalam pesawat Tyas melamun melihat suasana bandara dari jendela, saat seorang perempuan yang masih di bilang seumuran dengannya menyapa, lantas obrolan singkat terjadi hanya sekedar basa basi yang wajar untuk mengisi waktu menunggu take off pesawat. Perempuan itu memperkenalkan dirinya, Devi, nama yang indah sama seperti wajah dari perempuan itu. Dan Tyas pun merespon dengan memperkenalkan dirinya.

"kamu asli Lombok?" tanya Devi. "ayahku dari lombok cuman ini baru pertama kali aku pergi ke lombok"jawab Tyas tersenyum. Tidak terasa penerbangan sangat singkat. Devi adalah perempuan yang sangat supel dan asik untuk mengobrol. Devi menjelaskan bahwa ini adalah kali ke 2 nya ia berlibur di pulau ini dan kebetulan tempat yang akan Devi kunjungi masuk dalam 1 kabupaten dari tempat ayah nya Tyas. Devi memberikan kartu namanya, barangkali mereka bisa bertemu untuk berlibur bersama di lombok.

Saat hendak keluar bandara Tyas melihat seorang pemuda berdiri di antara kerumunan-kerumunan orang yang bersiap menjemput penumpang. Ia melihat banyak sekali papan nama yang di bawa masing-masing dari mereka. Saat Tyas berdiri di hadapan mereka dan tiba-tiba seorang pemuda berteriak memanggil namanya. Ya itu Zikri, sepupunya. Mungkin hanya Zikri yang masih ada sedikit komunikasi dengan Tyas dari keluarga ayahnya. Lagi pula mereka juga pernah bertemu saat Zikri berkunjung ke malang walaupun hanya 1 hari. Perawakan pemuda itu kekar, kulitnya yang sawo matang sedikit gelap dengan wajah yang tajam. Mungkin orang yang baru melihatnya akan segera takut karena wajahnya terlihat serius. Segera tyas menghampiri zikri,

"mabuk?" tanya Zikri. "emang nya kamu baru naik wahana pasar malam saja sudah pucat". Ketus Tyas. Segera Zikri mengangkat koper dan tas Tyas dan memasukan ke dalam mobil xenia tua berwarna hitam yang Zikri pinjam dari Pak Kades.

SELAKWhere stories live. Discover now