Start

1K 64 6
                                    

Ting ~

Seorang perempuan berdecak kesal saat bunyi notifikasi ponselnya menganggu kegiatan belajarnya. Diletakkan bolpoint hitam yang dipegangnya lalu meraih ponsel bercasing putih itu. Dibukanya pesan yang berasal dari nomor yang tak dikenal.

Unknown:

Selamat malam.

Perempuan itu mengerutkan dahinya kebingungan.

Unknown:

Sedang apa?

“siapa sih?! Menganggu jam belajarku saja!” kata perempuan itu meletakkan ponselnya lalu kembali memfokuskan dirinya pada beberapa soal yang dikerjakannya sedari tadi.

Masih belum sempat perempuan itu melanjutkan kegiatan belajarnya, bunyi notifikasi ponselnya kembali mengusiknya.

“aku tahu, aku cantik dan pintar, punya senyum manis, banyak yang suka, tapi haruskah setiap hari ada saja orang yang mengirimkan pesan seperti ini?” kata perempuan itu kesal lalu meraih ponselnya.

Dilihat kembali ponselnya yang langsung dikirimi beberapa pesan.

Unknown

Maaf.

Sebelum menanyakan kegiatanmu, seharusnya aku mengajakmu berkenalan dulu kan?

Salam kenal.

“selalu saja seperti ini. Selamat malam! Sedang apa? mau berkenalan? Sangat menyebalkan!” kata perempuan itu kesal.

Perempuan itu pun memandang pesan itu sambil berdecak kesal. Terlintas ide cerdik dipikirannya, perempuan itu mulai mengetik untuk membalas pesan itu.

The girl:

Siapa ini?

Maaf, tolong jangan ganggu aku.

Aku sudah memiliki suami.

Perempuan itu terkekeh kecil melihat pesan yang di ketik olehnya kemudian mengirimkan pesan itu. Tampak senyum manis di bibirnya saat dilihat pesannya langsung dibaca oleh orang itu.

Perempuan itu tersenyum senang saat dilihat pesannya itu hanya dibaca oleh orang itu.

“Bukankah kau merasa bersalah? Karena itu jangan bersikap sok akrab dengan orang yang tidak kau kenal.” Kata perempuan itu tertawa di akhir kalimatnya.

“sangat menyebalkan.” Kata perempuan itu datar lalu meletakkan ponselnya kemudian melanjutkan kegiatan belajarnya.

-----

Ditempat lain.

Seorang laki-laki tersenyum penuh arti. Dia mengambil gelas yang terisi penuh dari atas nakas lalu meminum airnya sampai habis kemudian meletakkan gelas itu kembali ke atas nakas.

“kau sudah memiliki suami?” kata laki-laki itu dengan kekehan kecil di akhir kalimatnya.

“hah… padahal aku ingin menyelesaikan ini dengan cara baik-baik.”

“bukannya pacar, tapi suami?”

“aku tidak tahu kalau aku akan diterima secepat ini.”

Laki-laki itu bangkit dari tempat tidurnya lalu berjalan ke balkon. Kedua matanya melihat kesekitar. Dihembuskan nafasnya pelan lalu kembali melihat pesan yang diterimanya tadi.

“… baiklah, ayo kita jalani saja.”

From Message to Reality START ✨

From Message To RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang