27. S&S : Feelings like...

5.7K 412 8
                                    

"Bukan tentang seberapa lama tinggal, tetapi  tentang seberapa besar rasa itu tercipta."

***

Davin tengah berbincang santai di sofa ruang tamu bersama keluarga Shania. Semuanya lengkap, Ayah, Bunda, Shania dan Sheril. Mereka semua berbincang layaknya keluarga harmonis yang bahagia. Apalagi Davin yang begitu bersemangat berbincang banyak hal mengenai perusahaan bersama dengan Karel-Ayah Shania.

Keduanya terlihat nyambung dan satu frekuensi. Shania yang melihatnya hanya bisa tersenyum kecil. 

Namun, kedua orangtua Shania dan juga Davin menyadari jika Shania sedari tadi hanya diam dan sesekali melamun.

Davin yang melihatnya mencoba memegang bahu gadis itu dan memanggilnya.

"Shan-,"

"Ah, iya Ser-, Davin!" Shania melebarkan matanya terkejut karena hampir saja menyebutkan nama Sergio.

Ayah hanya menatap lekat putrinya sedangkan Bunda sudah memelototi Shania. Davin yang mendengarnya langsung terdiam kaku, dia mengerjap cepat ketika mendengar Shania hampir menyebutkan nama Sergio, dan Davin bisa melihat wajah Shania sudah pucat pasi.

"Davi, aku... maksud aku-,"

"Kamu kangen Sergio?" tanyanya tersenyum tipis. Lelaki mengetatkan rahangnya menahan emosi dan perasaan sakit yang menggelayuti hatinya.

Kedua orangtua Shania yang menyadarinya berdeham pelan, mereka merasa perlu memberi ruang pada kedua anak muda ini.

"Shana, Davin, Bunda tunggu di ruang makan, ya. Sheril, ayo sayang bantu Bunda siapin buat makan malam,"

Davin yang medengarnya mengangguk dan melemparkan senyum tipis, Karel yang sudah ditarik Alana menyempatkan diri untuk menepuk bahu Davin menguatkan. Dan Sheril sudah mengikuti kedua orangtuanya memasuki ruang makan.

Setelah dirasa hanya mereka berdua yang tinggal Shania buru-buru memegang kedua lengan Davin dan meremasnya pelan.

"Dav, aku gak bermaksud sama sekali buat mik-,"

"Bahkan di saat kita lagi bareng sama keluarga kamu, nama laki-laki itu gak bisa hilang dari pikiran kamu," sela Davin dengan wajah putus asanya.

Shania menunduk pelan dengan air mata yang sudah mengalir, kedua tangan mereka masih menggenggam satu sama lain. 

"Maaf..." lirih Shania pelan.

"A-aku sayang sama kamu, Dav," ucap Shania lagi dengan nafas yang tercekat.

Davin terkekeh pelan sambil membuang pandangannya dari gadis itu.

"How about love?" tanyanya dengan suara beratnya.

Shania membeku. Ia semakin menggenggam erat kedua tangan Davin dan menggigit bibir bawahnya pelan.

Davin menarik nafasnya dalam. "Do you love me too Shana?"

Deja vu.

Shania pernah merasakan ada di posisi seperti ini bersama dengan Davin, saling menggenggam dan bertanya hal yang sama.

Jika dulu pertanyaan itu dilontarkan, sudah dipastikan jawabannya Ya, I love you too Davi.

Jika sekarang, Shania bahkan tidak tahu harus menjawab seperti apa.

"Kamu gak cinta sama aku," ucap Davin sambil melepaskan kedua tangan Shania yang menggenggamnya.

Shania tersentak, ia menatap Davin dengan pandangan yang sulit diartikan.

SHANIA & SERGIO ✔️Where stories live. Discover now