📯Bicara📯

105 12 1
                                    

Sepulang sekolah Vida tak kunjung pulang. Dia masih bersih-bersih kelasnya supaya nampak rapi di keesokan harinya. Karena teman-temannya yang jarang sekali piket membuatnya selalu bertugas sendiri.

Derra yang kebetulan sedang mencari buku-buku nya yang hilang di kolong mejanya berseru dengan lantang.

"Mau mau aja lo piket padahal bukan tugas piket lo. Kalo gue mah ogah", ucap Derra sembari mengintip kolong-kolong meja teman-temannya.

"Sayangnya gue bukan lo", ucap Vida.

Derra berdecak dan melanjutkan tugasnya mencari buku-buku nya yang hilang.

"Masa iya ilang tuh buku-buku?", Derra menggaruk kepalanya bingung.

Vida tidak menggubrisnya dan melanjutkan menyapu kelasnya sampai kinclong.

Cling!

Notifikasi pesan di ponsel Derra mengalihkan perhatiannya yang sibuk mencari buku-buku itu.

Helaan nafas dari bibir Derra membuat Vida menolehkan wajahnya ke arah Derra yang tengah menatap ponselnya.

"Kenapa?", tanya Vida.

"Pak Jaya nggak bisa jemput. Ban mobilnya bocor, sekarang di bengkel", ucap Derra lesu.

"Ya udah sih. Ngapain tuh muka ditekuk gitu?", tanya Vida melanjutkan menyapu nya.

"Trus gue pulangnya gimana?", Derra menghembuskan nafas lelah.

"Bareng gue aja. Nih udah selesai, ayo!", ucap Vida seraya meletakkan sapu di pojok ruangan kelasnya.

"Gue kira si es itu nggak peka", sindirnya.

"Gue bukan es, terong!", ujarnya sembari mencangklong sebelah ranselnya keluar kelas.

"Anjirr, udah kaya badboy aja lo", Derra memukul keras bahu Vida.

"Badboy pala lo botak", kesal Vida lalu melangkahkan kakinya menuju parkiran motor.

Derra mempercepat langkahnya yang tertinggal di belakang Vida.

"Woii, tungguin gue dong. Sahabat macam apa lo ninggalin?", Derra menoleh ke arah gadis cantik yang menjadi sahabatnya itu.

"Iya sorry", balas Vida dan memperlambat langkahnya.

Derra mengangguk dan tak sengaja melihat ke arah lapangan basket. Terlihat cowok-cowok most wanted sekolah tengah men-dribble bola.

"Eh Eh", ucap Derra seraya mengguncangkan lengan Vida di sebelahnya.

"Apa apaan sih lo, Ra!", sentak Vida kesal dengan ulah manusia satu ini.

"Liat deh disana," Derra menunjuk lapangan basket yang sesak oleh penonton cewek.

"Iya tau rame. Ada latihan basket emang hari ini", jawab Vida.

"Bukan itu. Calon pacar lo itu Arziv," Derra menggodanya dengan mengatakan hal itu.

"Calon pacar bapak lo bodyguard, hah?", ucap Vida tak santai.

"Gila, ganteng banget anjirr", pujinya pada cowok yang tengah meminum air mineral.

"Udahlah ayo", ucap Vida sambil menarik tangan Derra yang menurutnya sangat lemot.

"Ihh Vida, santai dong jangan tarik-tarik. Sakit bege", sewot Derra yang kewalahan menghadapi tarikan Vida.

"Elo sih. Lemot", ucap Vida tak tanggung-tanggung.

Derra mencebikkan bibirnya kesal. Dia memang tidak suka jika berdebat dengan sahabatnya itu, karena dia sendiri yang akan kalah.

***

Kulkas VS Es Krim [TAMAT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang