Chapter 2

58 18 45
                                    

Si Mark itu menatapku dan tersenyum.
"Aku duluan ya" kata ku beralasan agar menjauh dari dia.

"MARK LEE? KEY! KAMU JABAT TANGAN SAMA MARK LEE?!" Aku bingung kenapa Lisa jadi heboh.

"Kamu kenal?" Lisa berdiri, lalu kita berjalan menuju kelas.

"Ya kenal lah! Key!!! Dia itu terkenal banget! Si ICE PRINCE nya sekolah kita yang disukain banyak cewe! Ganteng banget asli dari sedeket ini aja ganteng apalagi kamu yang kurang dari satu meter dari dia, GANTENG BANGET KAN?!" Lisa fangirling over Mark lee yang gua baru tau kalo dia populer.

"Biasa aja" Lisa memutar bola matanya tidak percaya.

"Key! Mata kamu aja yang salah! Orang seganteng dia kok dibilang biasa aja. Oiya! Tadi kenapa? Kok dia manggil manggil kamu gitu key" kata Lisa penasaran.

"Dia mau kenalan. Katanya biar kenal karena nanti bakal sering ketemu dan saling bantu" Lisa terlihat shok setelah aku jawab pertanyaannya.

"Sering ketemu?"

"iya, tadi kata pak Bara kita jadi pemimpin kelas tambahan. Jadi kita harus akur, gitu maksudnya.  Oiya, Sa kamu mau ikutan kelasnya ga?" Lisa duduk di kursi sebelah ku dan badannya mengarah ke arah ku. Pandangannya 100 % fokus padaku.

"Iya! Mau! Banget! Kapan mulainya?" kata Lisa dengan penuh semangat.

"B-besok pulang sekolah" jawabku.

Muka Lisa berbunga-bunga. Dia tidak berhenti tersenyum hingga bel pulang berbunyi. Seperti ada yang merasukinya.

"Bye keyla! See you tomorrow hihi!" dia tertawa kecil lalu masuk ke dalam mobilnya.

"Keyla? Ga mau sekalian tante anterin aja? Searah ko?" ajak ibunda Lisa dari kursi pengemudi.

"Makasih tante, tapi aku udah ada janji sama temen" tolak ku dengan halus.

"Yaudah, hati hati ya".

Saat aku bilang punya janji dengan teman aku tidak berbohong. Memang teman cewe ku ya cuma Lisa. Tapi, aku juga punya temen cowo. Kita beda sekolah, tapi dulu satu SMP dan dulu, kita bertiga deket banget. Sampe sekarang sih.

"Lama banget sih, katanya mau jemput" kata ku ngedumel.

"DOR!" seseorang mengagetkanku dari belakang. Aku kaget, lalu menoleh kebelakang ingin melihat siapa yang mengagetkan ku.

"Felix? Ih bikin kaget aja! Doyan banget si ngerjain aku!" Aku meninju lengannya dengan tidak bertenaga.

"Hahaha! Ayo jalan, motor aku ada di seberang" Felix meraih tanganku dan kita menyebrang jalan.

-

Keesokan harinya, aku menyusuri jalan berisi rak rak tinggi perpustakaan. Mencari dan mencari buku yang sedang aku cari. Aku udah nanya sama ibu perpus kalo ada ga bukunya disini.  Ga ketemu. Tadinya udah nyerah capek nyari, mau ke kelas aja.

Tapi, "kaya kenal cover bukunya" kata ku dalam hati, lalu aku mendekati buku itu yang terletak diatas wajah seseorang yang terlihat sedang tertidur pulas.

"Iya ini bukunya" kata ku pada diriku sendiri. Tanganku berusaha meraih buku itu secara diam diam agar orangnya tidak terbangun.

"Mau ngapain lo?" orang yang tadinya sedang tertidur pulas itu bangun, dia meraih tangan ku. Tangan satunya menjauhkan buku itu dari wajahnya.

"Kenapa? Ga pernah liat cowo ganteng sebelumnya?" kata dia ngejek. Aku berhasil melepaskanku dari tangannya.

"Apaansih, pede banget jadi orang" kata ku.

"Mau pinjem bukunya dong lagi butuh nih" kata ku memohon agar dia meminjamkanya.

"Enak aja. Gue duluan yang nemu" dia menjulurkan lidahnya.

"Ih ngeselin banget sih kamu" lalu aku melangkah pergi.

"Nih, ga seru bukunya. Buat lo aja. Gitu aja kok ngambek sih?" dia mengejar ku dan berdiri di hadapanku memberikan buku itu.

"Makasih" kata ku, aku mengambil buku itu lalu pergi ke kelas.

Ring...
Bell pulang berbunyi. Aku segera membereskan buku buku ku dan memasukan nya kedalam tas.

"Key, hari ini jadi?" tanya Lisa. Aku baru ingat ada kelas tambahan mulai hari ini.

"Iya jadi ko, ayo ke ipa 2 disitu kelasnya"

Lisa meraih tangan kanan ku, "Tunggu! Touch up dulu! Siapa tau ketemu jodoh" Aku memutar bola mata ku dan kembali duduk.

"Nih, pake" Lisa memberikan ku liptint miliknya.

Aku menutup botol parfum ku dan menaruhnya ke dalam tas, lalu menolak liptint itu. "Dikit aja keeey. Muka kamu pucet banget soalnya. Pake ini biar sedikit cerah" Lisa membuka tutup liptint itu lalu mengoleskannya pada bibirku.

Aku menghentikan tangannya, "Biar aku aja" aku mengoleskannya sedikit pada bibir lalu meratakannya dengan jari telunjukku. "Ayo. sebentar lagi kelasnya mulai"

Aku dan Lisa duduk di bangku paling depan. Hari pertama kelas tambahan ini lumayan ramai. "Maaf pak saya terlambat" seluruh mata terfokus pada sumber suara itu.

"Silahkan duduk" Mark lalu duduk di bangku sebelah ku yang masih kosong. Dia melirik ke arahku dan tersenyum. Aku mengabaikannya dan kembali fokus pada papan tulis.

"Mungkin sampai sini pada pertemuan kali ini. Saya akhiri, terima kasih" aku mengemas buku dan alat tulis ku.

Lisa sedang sibuk berbicara dengan seseorang di telepon. "Ok, aku otw ke depan lobby" kata Lisa kepada seseorang di telepon.

"Key aku duluan ya, ayah jemput. Kamu mau bareng ga?" aku menggeleng.

"Yaudah duluan ya! Byeeee!" Aku membalas lambaian tangan Lisa.

Aku melangkah menuju kantor untuk memberikan buku yang pak Bara tidak sengaja tinggalkan di kelas. Lalu aku berjalan ke gerbang untuk menunggu jemputan. Rintik hujan turun dari langit. Semakin deras per detiknya. Aku mulai cemas, karena langit sudah mulai gelap dan hujan semakin deras.

Ponsel di saku rok ku bergetar. Aku meraihnya lalu meliat nama "ayah" tertera di layar ponselku.

"Ayah kena macet key, kayaknya bakal lama. Kalo mau kamu naik taksi aja. Udah mulai gelap soalnya" katanya.

"Yaudah, aku naik taksi aja" lalu ayahku meng-iyakan dan menutup telponya.

Aku menghela nafas. Kesal, mengapa hujan turun sekarang? Saat aku belum sampai di rumah? Aku melangkahkan kaki ku untuk mencari taksi, DUAR!! suara petir itu mengurungkan niatku. Aku melangkah mundur sambil menutup telinga dan mataku.

Saat itu juga aku merasakan ada seseorang disampingku. "Hey? Kenapa? Takut?" katanya.

Aku membuka mata dan melihat mark di samping ku. "Hujannya ga bakal berhenti dalam waktu dekat. Lo ga pulang? Nunggu jemputan?" dia bicara lagi.

"Engga, mau nyari taksi" jawabku.

"Ikut nebeng sama gua aja, rumah lo ke arah mana?" tanya nya.  Lalu aku menunjukan arahnya.

"Bareng aja, searah ko" aku masih menatapnya tidak percaya.

"Yaudah kalo ga mau. Nginep aja disini" lalu dia pergi menuju parkiran.

"Tunggu! Aku ikut!" aku lari mengikuti langkahnya.

Aku memasuki mobilnya dan melepas ikat rambut ku yang basah kuyup setelah menerjang hujan. Dia hanya menatapku tanpa bersuara.

"Kenapa?" aku menghentikan aktivitas ku dan melihat dia menatapku.

"Ehem! Jangan sampe mobil gue basah gara gara lo! Nih" dia melemparkan hoodienya kearahku.

"Nanti baju lo yang basah dong"

"udah pake aja ribet amat" aku mulai memikirkan kembali keputusan ku untuk pulang bersamanya.

IncompleteWhere stories live. Discover now