Chapter 3

32 6 12
                                    

Seperti yang ia suruh, aku memakai hoodie miliknya. Yup, sudah kuduga, sangat kebesaran untukku. Tapi ini membuat tubuhku terasa hangat.

"Ehem??" dia berdeham.

"Lo kedinginan ga? Mau gua kecilin aja ga AC nya?"

Aku menatapnya, "Iya kecilin aja, lagian aku yang harusnya nanya kamu kedinginan engga. Baju kamu basah gitu, ga bawa jaket atau apa gitu?" Kataku. Dia melirik hoodie yang aku pakai.

"Oh iya ini kan hoodie kamu, hmmm a-" aku belum selesai berbicara.

"Udah lo aja yang pake, cowo sejati ga takut dingin" katanya dengan penuh percaya diri. Aku tertawa karena ocehannya, dia juga tersenyum melihat ku tertawa.

"Pacar lo ga jemput?" aku bingung dengan pertanyaannya.

"Pacar?" dia melirik ku sejenak lalu kembali fokus menyetir.

"Iya cowo yang sering jemput lo pake motor gede" katanya mendeskripsikan siapa orang nya.

Aku ber-oh ria, "Dia sahabat aku, bukan pacar. Kamu ko tau sih aku sering dijemput dia?" iya juga ya kenapa dia bisa tau? Jangan jangan dia stalker lagi?!

"Yaelah, setiap pulang sekolah lo berdiri di gerbang nunggu orang. Gua ga sengaja aja liat lo sama dia" aku terdiam.

"Ko rasanya aku ga pernah liat kamu disekolah ya? Aku baru tau kamu ya waktu dipanggil pak Bara aja" kataku mengganti topik pembicaraan.

"Lo aja yang kudet. Gua tuh terkenal disekolah. Masa lo ga tau?" aku menggelengkan kepala.

"serius ga pernah denger?"

"engga"

"Itu loh, si  ice prince  lo ga pernah denger?"
Lalu ber-oh ria lagi.

"Jadi itu tuh kamu? Aku kira Ka Jacob anak XII MIPA 1" dia berdecak tidak percaya.

"at least sekarang lo tau siapa ice prince yang asli, ini orangnya disamping lo!" aku ga tau mau respon gimana jadi aku hanya terdiam.

"Gua juga ga pernah liat lo di kerumunan cewe cewe"

"oh, aku ga terlalu deket sama mereka. Lagian satu sahabat cewe udah cukup ko. Mereka biasanya nunggu ice prince itu lewat depan kelas" kata ku sedikit mengejek.

"Terus kenapa lo ga ikutan aja? Lo ga tertarik sama gue? Lo ga ngerasa deg degan di anterin pulang sama gue? Ah! Apa lo ga suka cowo?" dia kalo nanya rombongan bikin kesel.

"Pertama, ya ga pengen ikutan aja emang semua cewe harus bersikap gitu sama kamu? Yang kedua, ya deg degan sih nanti takut di interogasi ayah pas pulang kenapa dianterin cowo. Yang terakhir, AKU MASIH NORMAL!!!" aku sedikit kehilangan kendali emosi ku.

"Wow, santai dong... Well, masuk akal juga  jawaban lo" rasanya pengen cepet cepet turun dari sini.

Akhirnya aku melihat rumah ku sudah dekat. "Itu disitu rumahnya" dia berhenti tepat di depan gerbang, aku takut ayah tau aku di antar cowo habislah aku.

"Makasih ya Mark, oh ya bajunya-" gua tadinya mau lepas hoodie itu.

"nanti aja lo balikin nya pake dulu aja masih hujan" lalu aku turun dari mobilnya, berlari dan berteduh di bawah atap garasi.

Aku melambaikan tanganku, tiba tiba dia membuka jendela mobil nya. "Jangan lupa dicuci kalo mau dibalikin!" teriaknya sambil tersenyum, lalu dia pergi.

Aku segera masuk ke dalam rumah. Aku melepas sepatu ku dan berjalan merindik agar tidak ketahuan.

"Hayo diantar siapa?" mampus bunda memergoki ku.

"Temen, bun" aku menaruh sepatu ku di rak sepatu, lalu berjalan ke tangga yang menuju kamar ku.

"Hoodie nya kok bunda belum pernah liat ya? Terus kok gede banget sih key di kamu?" mampus aduh harus gimana nih.

"hmm iya bun, itu mmm hadiah dari Lisa, dia sengaja beliin buat aku yang gede katanya" huft berbohong dikit ga papa kan?
Lalu aku bergegas masuk ke kamar.

-

"KEYLA!! DITUNGGUIN FELIX TUH DI DEPAN!!! CEPETAN NAK, KASIAN DIA NUNGGU KAMU!" Teriak bunda dari lantai bawah.

"IYA BUNDA INI MAU TURUN".

Aku menyemprotkan parfum ke seluruh tubuhku lalu turun.

"Aku pergi dulu ya" aku mencium tangan ayah dan bunda lalu mengambil bekal yang sudah bunda siapkan.

Aku memang jarang sarapan karena bangun siang, tapi terkadang kalau lagi liburan malah bangun pagi sekali. Aku heran kenapa bisa begitu.

Aku melihat Felix duduk diatas jok motonya, memakai helm merah sedang menunggu ku sambil bengong. "Maaf ya lama" kata ku.

Felix memberikan helm satunya untuk ku.

"Iya ga papa. Kalo kamu keluarnya sepuluh tahun lagi juga ga papa ko key aku sih siap nunggu hehe" aku tersenyum.

Lalu aku naik ke jok belakang nya dan motor itu langsung berangkat.

Aku turun dari motor Felix mengucapkan terimakasih lalu melambaikan tanganku.

"Keyla!" itu pasti Lisa.

"Hey! Masih aja di antar jemput Felix nih? Kapan jadian nya? Kasian tau dia nunggu kamu gitu key" kata Lisa menggoda.

"Ih apaan sih sa".

Aku merasa tidak enak karena cewe cewe di sekolah menatapku dan berbisik bisik saat aku dan Lisa berjalan di lorong menuju kelas.

"Ada apa sih? Kok pada liatin aku sinis gitu?" Lisa melihatku lalu menarik tangan ku dan berlari ke kelas.

"Ada apa si sa?" belum saja Lisa menjawab.

Teman teman cewe kelas ku mengerumuni ku di bangku ku. "Hmmm ada apaan nih?" kata ku tidak tahu apa apa.

"Yaampun key! Lo ga tau? Lo jadi berita panas se sekolah!" kata salah satu temen ku.

"Kemarin lo pulang di anterin MARK LEE KAN?!" aku masih belum paham, kenapa hal sepele itu bisa jadi hot news?

"Kemarin masih ada Yeri di lobby. Dia bilang dia liat lo masuk mobil Mark. Seriusan?" kata mereka heboh.

"I-iya" setelah aku menjawab, mereka berteriak sangat kencang yang membuat aku menutup telinga.

"Terus???" tanya mereka penasaran.

"Ga ada terus terus" jawabku.

"Ih apa si ga seru tau" katanya meminta jawaban lebih.

BRAK! Suara pintu itu membuat semua orang di kelas melihat ke nara sumber.

"Siapa yang namanya Keyla! Sini lo!" ucap cewe yang tadi membanting pintu. Aku bingung apa yang sedang terjadi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 04, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

IncompleteWhere stories live. Discover now