A Drama

118 19 0
                                    

"Ayo pukul! Lebih keras lagi, jangan pakai tas, pakai saja palu. Dasar Lee Jin Hyuk!! Dia selingkuh memang."

Serumu menatapi televisi di kamarmu sembari melahap cemilan kesukaanmu.

"Hei nona, aku jadi kau, aku malas berkencan dengannya."

Tanpa kau sadari Jin Hyuk mengintipmu dari balik pintu kamarmu dengan tampang kesalnya. Dia yang tak tahan menguping, akhirnya masuk dan kau tetap tidak menyadari keberadaannya.

"Kalau itu sungguhan terjadi, aku akan memutuskan hub.."

Jin Hyuk yang semakin gemas dengan tingkahmu langsung menyambarmu dengan bibirnya. Meski beberapa detik kau masih harus memproses sosok yang tiba-tiba muncul itu, tak berselang lama kau mencubit pipi Jin Hyuk sekeras mungkin sehingga tautan kalian terlepas.

Jin Hyuk bahkan mengaduh, sementara kau memanfaatkan peluang tersebut untuk bangkit dari tiduranmu. Kau bungkam seraya menyilangkan kedua tangan di dada. Jin Hyuk segera mengambil remot yang tergeletak bebas di sampingmu, mematikan televisimu secepatnya sebab kau nyaris merebutnya tadi.

Jin Hyuk lalu menaruh remotnya ke atas lemari pakaianmu yang tentu saja sulit untukmu mengambilnya kembali, kecuali menggunakan bantuan kursi. Memang kekasihmu itu setinggi tiang listrik.

"Jin Hyuk apa maumu sebenarnya, aku mau menonton drama itu! Aku belum selesai."

Jin Hyuk duduk santai di sebelahmu, seolah-olah teriakanmu adalah sesuatu yang biasa baginya. Dia ikut menyilangkan tangannya sepertimu.

"Kan sudah kuperingati, tidak usah menontonnya. Itu akan meracuni otakmu. Aku tidak suka."

Kau mendengus. Tak habis pikir, kau hanya ingin melihat akting Jin Hyuk tapi dia melarangmu dengan alasan sepele. Ya, memang benar kau merasa cemburu, wajar. Namun di lain pihak kau menyadari bahwa itu hanya sandiwara, serta jelas-jelas Jin Hyuk milikmu satu-satunya.

"Aku juga dengar sewaktu kau bilang kalau itu sungguhan terjadi, kau akan memutuskan hubungan kita."

"Memang benar."

Sahutmu sinis, Jin Hyuk merasa hatinya seperti baru saja ditusuk duri. Kekasihmu itu menghela nafas.

"Kalau aku yang memutuskan duluan bagaimana?"

"Tidak usah menunggu selingkuh kalau begitu, akan kulakukan sekarang."

Kau beranjak dari ranjang, berjalan menuju dapur. Jin Hyuk buru-buru menyusul di belakangmu. Kau membuka kulkas dan mengambil air mineral dingin di botol. Meneguknya cukup banyak, Jin Hyuk menutup pintu kulkasmu dengan cara menyandarkan tubuhnya disana.

Sifatmu yang begini tidak menyurutkan cinta Jin Hyuk kepadamu, malah ia semakin penasaran dan mengagumi kelucuanmu.

"Baiklah. Kita putus dari sekarang, tapi setelahnya, kita harus menggantinya dengan status baru, tunangan. Bagaimana, Nona Lee?"

Selagi Jin Hyuk komat-kamit, kau hampir menyemburkan air yang sudah menyenggol tenggorokanmu. Beruntung tidak benar-benar keluar, hanya membuatmu tersedak. Jin Hyuk segera menepuk-nepuk punggungmu, kau menutup pintu kulkas lalu melangkah ke ruang tengah. Laki-laki jangkung itu terus mengekorimu.

"Sayang?"

"Kau bahkan sudah mengganti margaku, bodoh."

Jin Hyuk menyeringai.

"Artinya kau mau?"

"Artinya kau memaksa!"

Tidak ada pemuda yang lebih tabah menghadapimu selain Lee Jin Hyuk seorang. Lihatlah, dia menyengir tanpa perasaan berdosa. Jin Hyuk merangkul pundakmu tiba-tiba.

"Akan berbeda rasanya kalau kita sudah 'resmi' sayang."

"Dan aku akan lebih sadis daripada saat kita masih berpacaran, Lee Jin Hyuk."

Jin Hyuk bergumam pelan, sedangkan kau tertawa. Sepertinya dia lupa kalau kau tak pernah mau kalah debat darinya.

.
.
.












Lee Jinhyuk Imagines (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang