CHAPTER 5

120 25 0
                                    

CHAPTER| 5

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER| 5

Julyan terpaksa memarkirkan mobilnya di luar sekolah karena pintu gerbang sudah ditutup oleh pak satpam. Julyan tidak punya pilihan selain pasrah dihukum lagi. Julyan pun keluar dari mobilnya, melangkah dengan berat menuju ke pintu gerbang yang sudah ada beberapa murid terlambat berdiri disana.

Saat tak sengaja menoleh kearah lain, Julyan melihat Nesa berlari tergesa-gesa ke arah belakang sekolah. Entah kenapa, Julyan ingin mengikuti kemana Nesa akan pergi. Tak perlu berpikir lama, Julyan langsung terbirit-birit ke belakang sekolah. Dan disana, Julyan menemukan Nesa yang sedang berusaha memanjat tembok tinggi.

"Woi! Awas jatuh," kata Julyan ketika melihat Nesa hampir melepaskan pegangannya. Dan..

Brugh!

"Ck, baru juga dibilangin. Udah jatuh aja,"

Julyan menghampiri Nesa, "Mana yang sakit?"

Nesa meringis saat Julyan tak sengaja menyentuh luka di lututnya.

"Tangan lo kurang ajar!"

"Ya maaf, tapi ini kayaknya lecet. Lu bisa berdiri nggak?"

"Gue bisa. Udah, nggak usah bantuin!"

"Lu mau manjat lagi?"

"Ishh! Diem bisa nggak? Nanti suara lo kedengaran sama anggota osis yang bertugas,"

Julyan mengulum bibirnya sambil mengangguk patuh. Nesa menatap kesal pada lelaki itu yang nurut saja apa katanya. Kemudian, Nesa berdiri meski berusaha keras menahan sakit. Julyan yang mengira Nesa tak apa-apa dengan lukanya pun diam saja, tak mau membuat Nesa kesal lagi padanya.

"Lo ngapain sih kesini?!" tanya Nesa, sedikit tak percaya bisa bertemu dengan Julyan disini.

"Gue telat juga dan gue nggak mau kena hukum,"

"Tapi mobil lo terparkir di depan gerbang kan?! Sama aja bohong, nanti ketahuan juga" Nesa mendengus.

Seketika Julyan menyadari kebodohannya.

"Angkat gue, cepetan!" suruh Nesa tiba-tiba.

"Hah?"

"Gue jatuh gara-gara lo! Sekarang bantu gue buat naik keatas, ngerti?!"

"Terus gue gimana? Gue nggak tau manjat,"

"Gampang. Nanti gue yang narik lo dari atas. Buruan angkat gue! Masih ada waktu buat ikutan berbaris di lapangan,"

Meski agak bingung, Julyan tetap mengikuti arahan Nesa. Julyan menahan napas sekejap ketika ia harus menyentuh pinggang Nesa dari belakang.

GOOD FOR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang