07

261 58 11
                                    

KRAKK.. KRAKK..

Suara mencakar tembok.

BRAKK.. BRAKK..

Suara buku berjatuhan. Pintu lemari terbuka dan tertutup dengan sendirinya.

Benda benda bergerak kesana kemari tanpa disentuh.

”datang tak diundang, dengan tidak sopan ya memberantaki barang yang baru saja aku bereskan.”

”khkhaa.....” suara itu keluar dari bayangan hitam itu. Wajahnya tak karuan, bahkan mulut, mata, telinga dan hidung berada di tempat yang salah.

”jawab aku! Kamu mebuatku marah!!”

Bayangan hitam itu masih memberantaki benda. Sofa yang di duduki handong pun ikut bergerak dan menabrak tembok.

”oh, iya. Kamu tak bisa bicara.” ujar handong sambil memegang keningnya karena pusing.
”mari kita selesaikan ini.” handong pun berdiri dan mendekat ke arah Bayangan hitam.

”hm... Okay, jadi.. dimana cincin pemberian ayah. Oh, aku menaruhnya dikotak itu. Hanya kotak ini yang tak kamu gerakan. Kenapa?” handong lagi-lagu menaikan sudut bibir kanannya.

 Kenapa?” handong lagi-lagu menaikan sudut bibir kanannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Bentuk kotaknya kek gini.

*Bentuk kotaknya kek gini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Cincinnya kek gini.

Handong segera mengambil cincin itu dan.. melemparkan cincin itu ke bayangan hitam.

Bayangan itu langsung hilang. Lampu kembali menyala. Kini rumah handong berantakan.

”ck! Dasar setan!"
"Mana tuh cincin nya? Aduh...”

Malam itu, handong pun membereskan rumahnya.

Pagi hari, Nini datang menemui handong. Handong tak membukakan pintu.

Nini merasa heran. Ketika pintunya dicoba untuk dibuka, pintunya terbuka. Ternyata semalam pintunya tak terkunci.

Saat masuk, Nini melihat rumah yang berantakan dan handong yang tidur di sofa.

SCREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang