SCREAM of dream

168 32 3
                                    

[DREAM PRICK]

Seperti makhluk hidup yang dipaksa untuk melakukan tugas dan perjanjian masing-masing.

Makhluk menjijikan dan hina yang sampai kapanpun tak akan bisa dimaafkan langit maupun bumi. Kedua makhluk itu melanggar perjanjian yang ada sehingga terciptanya tujuh anak dengan tanda lahir berbentuk dreamcatcher di tubuhnya.

Karena kesalahan kedua nya yang melanggar perjanjian, ketujuh anak mendapat kutukan atas perbuatan kedua makhluk.

Kutukan yang berupa sebuah mimpi. Ketujuh anak dapat memberi mimpi pada siapapun asal sesuai dengan perjanjian. Awalnya mereka menolak untuk menggunakan kutukan itu. Namun saat mereka menyadari resiko jika tak menggunakan kutukan itu, terpaksa mereka harus menggunakan kutukan itu.

Permulaan yang berat karena harus membuat makhluk lain menderita, namun pada akhirnya...

Ketujuh anak itu menikmati sensasi melihat darah dan mendengar suara jeritan yang mengharapkan pertolongan.

=§ÇRÉÃM=

”sampai situ”. buku yang terbuka lebar pun ditutup, menandakan buku telah selesai dibaca. ”hng...aku tak mengerti dengan ramalan yang ada dibuku itu. Apa kak Yoohyeon bisa menjelaskannya?” tanya adik bungsu, Gahyeon.

Gahyeon adalah anak terakhir, anak ketujuh. Sama seperti kakaknya, Gahyeon mendapat kutukan, namun kutukannya sedikit berbeda dan bertentangan dengan kutukan anak ke-1, kim minji atau bisa dipanggil Jiu.

Gahyeon bisa memberikan mimpi kehampaan. Mimpi yang hanya terlihat gelap dan sunyi. Namun mimpi kehampaan adalah mimpi yang paling kuat daripada mimpi lain yang di miliki anak 1 sampai 6. Cara Gahyeon memberi mimpi yaitu dengan menyilet tubuh seseorang hingga keluar darah walaupun hanya satu tetes.

Yoohyeon mengambil buku yang baru saja dibaca oleh Dami. Ia membuka buku itu dan mencoba memahami isi dari ramalan. Yoohyeon adalah anak kelima dan dia yang paling cerdas diantara mereka semua.

”aku sudah memahaminya. Pertama, aku akan membaca ramalan kemudian mengartikannya. Halaman pada ramalan ini diacak sehingga susah untuk mengartikan”.

”tunggu, jangan dibaca”. Suara seseorang dari arah tangga terdengar. Semua refleks melihat kearah sumber suara itu. ”kak Jiu? Kenapa lama sekali. Semua sudah berkumpul kecuali kakak”. Ujar Siyeon dengan raut wajah kesalnya.

”maaf, aku terlambat. Kamu bisa melanjutkannya lagi, Yoohyeon”. Ucap Jiu dengan nada elegannya dan berjalan menuju perkumpulan adik-adiknya. baiklah, dengarkan ini dan bersikap tenang.

Isi ramalan itu membuat semuanya terkejut.

Ramalan angin(7:3)

Angin besar tersenyum,

Membawa aroma manis dan merah,

Seakan angin sudah tau kemana ia harus membawa aroma itu,

Angin besar bersikap tenang,

Dan menghilangkan jejak.

”akan aku terjemahkan. Angin besar tersenyum yang dimaksud dalam ramalan adalah angin yang berhembus kencang. Membawa aroma manis dan merah artinya angin yang berhembus bersama dengan campuran bau darah”.

”bagaimana kamu bisa menyimpulkan manis dan merah yang dimaksud adalah darah?” tanya Sua. ”apa kakak lupa kalau ayah suka minum darah? Aku pernah bertanya padanya bagaimana rasa darah, dan ayah menjawab rasanya manis seperti permen. Dalam ramalan tertulis manis dan merah kan. Merah adalah warna dari darah itu”.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SCREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang