Chap 3

84 9 0
                                    

Rutinitas yang dilakukan Luna si pemilik butik Hyonsei dan Seokjin sebagai developer akhirnya menemukan titik penat. Dimana mereka berdua berakhir di tempat hiburan yang sama tanpa ada yang saling menyadari.

Klub malam.

Berteman dengan gelas-gelas alkohol dan dentuman musik EDM memancing tubuh untuk bergoyang. Pun Luna sudah berada di lantai dansa. Menghentak-hentak seluruh badan menikmati In The Named of Love ( Martin Garrix & Bebe Rexha ) yang dimainkan sang DJ.

Luna seakan dibutakan oleh nikmatnya riuh rendah suasana kacau malam itu. Lampu sorot, aroma wine berkelas dan berbagai macam orang mabuk di sana. Tenggelam dalam kesenangannya sendiri.

Dia menjadi binal semalam. Sendirian. Nyaris seminggu 3 kali dia berkunjung ke klub.  Menumpahkan semua unek-unek soal hubungannya dengan Hoseok, ditambah bisnis butiknya yang makin lama makin kritis. Meski dibilang masih ada pelanggan tapi omset tak kunjung mencapai target. Sial betul si Luna.

Kini, dia harus mabuk-mabukan tanpa solusi. "Ya, terkadang rasanya ingin berhenti saja. Menutup butik dan pulang ke Jeju" ujarnya pada seorang pria yang sama-sama setengah sadar, di depannya tepat.

Tubuhnya sempoyongan di tengah lantai dansa. Mencekik leher botol bir yang Ia minum. Meringis di depan pria itu, memukuli dada bidangnya.

"Mau main-main denganku malam ini ?" ajak pria mesum yang nampaknya mulai tertarik dengan sosok paripurna Luna.

Wajah Luna yang memerah karena mabuk, merengut. Menenggak botol birnya lalu menyemburkan cairan haram tepat di wajah si pria. Dia terkekeh penuh benci.

"Hya ! Rasakan itu. Lagi pula yang boleh menyentuhku adalah Park Jimin. Ya, Baek Jiminku sayang. Bukan yang lain ataupun Hoseok !" Luna cegukan.

Si pria sontak melotot sambil mengusap bagian wajah yang basah. Ingin memberikan pukulan tapi berhasil dihentikan Seokjin. Lawannya seakan takut, beringsut hanya karena lengannya diperah oleh Seokjin.

Dia mundur, mengira Seokjin adalah bodyguard wanita cantik itu. Memilih berdecih lalu berbaur lagi dengan gerombolan orang di tengah kerumunan.

Seokjin memapah Luna yang setengah sadar keluar dari keramaian. Menidurkan di sofa bludru, sambil menatapnya frustasi. Sedikit kesal dengan kejadian tadi tapi Seokjin memilih diam dan menatap lembut bentuk tubuh Luna untuk kesekian kali.

Berusaha berpikir, bagaimana bisa dia bertemu wanita gila ditempat seperti ini. Memperhatikan sedari awal Luna Park menari random di tengah-tengah bajingan itu. Seokjin dibuat pusing.

Dan lagi-lagi apa yang dibicarakan orang tentang Luna benar. Dia hanya wanita nakal yang kerjanya mabuk bersama pria hidung belang.

Meski perasaan itu kerap merayapi, nyatanya dia masih tak tega. Memutuskan untuk membuka jas dan menutupi bagian tubuh Luna, terutama paha, yang sukses membuat kejantanan Seokjin sesak.

Pria berdasi abu itu mengusak rambut dan melonggarkan kemeja polosnya. Meluangkan waktu untuk menunggu Luna yang tergeletak mabuk. Sambil mengingat nama yang pernah disebut olehnya.

Dia mengenal Baek Jimin ? Di Twitter ?

{}

Satu jam menunggu dan Luna mulai tersadar dari peraduannya. Berat kepalanya hingga mau pecah tapi itu bukan yang paling parah karena dihadapannya sudah ada Seokjin yang menatap elang.

"Siapa Baek Jimin ?" tanyanya mengintimidasi.

"Bagaimana kau bisa di sini ?" Luna bertanya balik, menatap sekeliling bahwa posisinya masih di tempat yang sama. Kedua bola matanya bergetar, mengumpulkan sisa-sisa tenaga. "Oh ya ampun aku mabuk."

ALTERLAND - [JIN • PJM • JHP] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang