Halte

42 9 2
                                    

Bogoshipda...
Mengucapkannya seperti ini semakin aku merindukanmu...
Meski saat aku melihat fotomu aku merindukanmu...
Waktu terlalu kejam...
Aku membenci dengan keadaan kita..

Bzzt..

Setengah tubuh Luna condong ke depan. Memencet tombol off pada radio mobil dengan kecepatan cahaya. Dia malas harus mendengar lagu-lagu melow seperti Spring Day di tengah moodnya yang kacau.

"Omo...kenapa dimatikan radionya ? Ibu suka Bangtan Boys," ucap Ibu fokus menyetir.

"Ibu terlalu tua untuk itu." Luna menjatuhkan kembali tubuhnya ke kursi belakang.

"Mwo ? Fangirl tidak memandang usia. Lagipula siapa sih pria yang membuatmu gusar kali ini. Ekspresimu saat menerima telpon seperti nenek sihir."

"Ishibu menguping ya. Percuma bicara pada Ibu. Ibu tak pernah mendengar apapun."

"Sekarang kau marah pada Ibu ?"

"Seharusnya Ibu tidak memberikan Soju pada kami berdua malam itu."

Si Ibu menutup mulutnya. Sedikit mengerem laju mobil yang mereka tumpangi, "terjadi sesuatu ? Hoseok pulang dengan wajah kusut. Ibu akan punya cucu darinya, kan ?" mata Ibu penasaran.

"Aaahh....jaebal (tolong)." Luna merengek. Menendang-nendang kakinya ke udara,"aku tidak akan memiliki anak dengan Hoseok. Berhentilah membuat cerita Ibu sendiri."

"Jadi sekarang mau mencobanya dengan Ri Seokjin ?"

Luna tak langsung menjawab pertanyaan itu. Sorot matanya berhenti pada Seokjin yang menggosok kedua tangannya di pemberhentian bus. Dia membeku.

"Stop...stop ! Aku melihat Seokjin. Itu di Halte."

Si Ibu seketika menepikan mobilnya. Sebelum membiarkan Luna keluar. Dia sempat membuka kaca depan mobil. Memanggil anak perempuannya.

"Dia Ri Seokjin ?"

Luna mengangguk. Ibu melempar senyum riang dengan kedua alis bergerak naik turun.

"Biarkan dia menginap. Ibu pulang besok. Sampaikan salamku untuknya."

"Hah ? Mau kemana ?" Mata Luna membulat.

"Kencan. Kau pikir dirimu saja yang bisa menikmati indahnya bercinta." Bibir Ibu mengerucut, kedua tangannya memeluk lalu menciumi udara, mempraktekkan definisi bercumbu dan bercinta, "kondomnya tetap di laci lemari. Kalau bisa tanpa pengaman saja lah, Ibu ingin cucu perempuan yang manis."

"Eomma !" Luna kembali menjerit. Kakinya menghentak aspal ditambah wajah memerah. Sedang Ibu cekikikan lalu menancap gasnya entah kemana. Beliau suka sekali menggoda anak semata wayangnya itu.

Luna disiram aspal knalpot mobil Ibunya. Tercium bau sangit yang membuatnya terbatuk. Hingga asap itu mulai pudar terlihat Seokjin melambaikan tangannya dari dalam Halte.

Luna mengangguk dan mereka berhadapan. Seokjin tampak menghela napasnya lirih. Saling pandang dalam jarak tak kurang setengah meter.

ALTERLAND - [JIN • PJM • JHP] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang