Bitter Sweet Momment

5.2K 54 11
                                    

"Waw.. Ini keren banget, Nya!" komentar Dave saat mengamati salah satu hasil jepretanku. Aku tersenyum senang mendengarnya.

"Aku suka yang ini, bagaimana menurutmu?" ucapku seraya memperlihatkan satu foto dibalik layar kameraku. Foto barisan pohon cemara yang berjajar rapi dengan frog eye angle, atau angle yang sangat rendah, hampir lurus tanah. Dan aku sengaja mengatur dedaunan kering yang berserakan di tanah sebagai fokusnya.

"waw! ini sumpah.. expert banget! wah.. kayanya kamu benar-benar bakat fotografi nih! Aku baru tahu kalau kamu sesuka dan sehebat ini dalam dunia fotografi.. Gimana kalau minggu depan kamu ikut aku kumpul dengan klub fotografi yang kuikuti? Kebetulan kami sedang ingin hunting ke pelabuhan sunda kelapa.." ucap Dave penuh semangat.

"boleh! mau! aku mau banget!" jawabku semangat. Dan diam-diam aku tersenyum bangga mendengar ucapannya barusan. Bagaimana tidak, Aku dipuji seorang Dave!

Dave adalah fotografer perusahaan kami. Ia memang seorang fotografer profesional dan sempat menjuarai kontes foto di berbagai event internasional. Aku sendiri juga heran mengapa ia tak membuka galeri foto sendiri..

"sedang apa?" Tanya mas Radit dengan senyum hangat kepadaku dan Dave yang sedang asyik duduk di atas sebuah batang pohon yang sudah mati. 

"sedang mengamati foto-foto hasil tangkapan yVanya, mas. Aku baru tahu lho mas, kalau Vanya bakat fotografi juga.." ucap Dave seraya menunjukkan foto di kameraku.

"ya, aku sudah tahu itu sebelum mengenalnya.. Saat pertama kali membaca blognya.." ucap mas Radit seraya tersenyum padaku.

Aaaaaaaaaa... senyumnya begitu maniiiiss.. Ya tuhan, ternyata aku rindu sekali senyumnya ini!

"ikut aku, yuk!" ajak mas Radit seraya menggandeng tanganku.

"kemana?" tanyaku penasaran.

"ada deh.. nanti juga tahu.." ucapnya seraya menarik tanganku.

"hei, tapi aku belum bilang mau ikuuuuttt.." protesku seraya terus melangkah mengikutinya. Karna kalau tidak, mungkin aku akan tersandung batu-batu yang mencuat di sepanjang jalan yang kami lalui.

"hahahaaaa.. aku jamin kamu pasti suka.." ucapnya seraya terus menarikku bersamanya.

Aku pun terus berjalan mengikutinya tanpa banyak protes lagi. Ya, aku tahu aku pasti suka dengan semua kejutan yang ia berikan padaku. Seperti yang sudah-sudah..

"nah, sekarang kamu tutup mata kamu ya.." pinta mas Radit seraya menghentikan langkahnya tiba-tiba. Hampir saja aku menabrak punggungnya jika saja aku tak segera mengerem langkahku.

"untuk apa?" tanyaku tak mengerti. Bukannya menjawab ia malah berdiri tepat di belakang punggungku.

"apa kamu percaya padaku?" tanyanya.

"mm.. heeh.." jawabku seraya menganggukan kepala.

"kalau begitu apa kamu mau mengikuti apa yang kuminta?" tanyanya.

"tergantung apa yang mas Radit pinta" ucapku skeptis. Lalu tiba-tiba aku sedikit merasa curiga padanya. Kemudian secara spontan aku membalikkan badan ke arahnya.

Part of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang