BAB 3

18K 2.5K 273
                                    

A/N: Hai, saya double update lagi. Kali ini lumayan panjang banget, totalnya sekitar 8000 words. Happy reading :)

***

"Kita udah kasih waktu mereka bersantai dan membiasakan diri tinggal di vila selama dua hari." Di dalam ruang pertemuan tim PC, sang Produser duduk di kepala meja, memandang krunya satu per satu. "Tomorrow is the time to start the real game."

Orang-orang yang duduk mengelilinginya langsung mengangguk mantap.

"Kita mulai dari permainan yang paling mudah," tutur Erwin sambil menunjuk dua kain merah di atas meja. "Three-legged race."

"Lari ikat kaki berpasangan?" Jon menyangga dagunya dengan tangan kanan, "terus hadiah buat pemenangnya apa?"

"Pegang HP selama satu jam," sahut Yuni diimbuhi senyum tipis. "Browsing internet, sharing tentang PC di akun medsos mereka, whatever they want."

"Wow," Alya sontak tertawa. "Dengan situasi mereka yang diisolasi secara ketat, hadiah kecil dari lo kayaknya udah sebanding sama emas batangan deh, Yun."

"Definitely. Zaman sekarang, orang nggak pegang smartphone dan nggak internetan sehari aja ributnya udah kayak mau kiamat." Yuni lalu mengetuk-ngetuk pulpennya di atas meja. "Apalagi sebagian besar orang-orang yang ikut PC punya profesi yang berhubungan dekat dengan media sosial dan punya followers bejibun, they'll give their all to win that small prize."

"Yah, hadiah yang mereka terima sebenarnya juga nguntungin kita secara nggak langsung," ujar Erwin penuh arti. "Dengan liputan mereka di medsos, netizen pasti curious about our new program. Bisa dibilang ini promosi terselebung buat PC, sih."

Yuni manggut-manggut setuju, lalu menoleh pada dua asistennya, Andre dan Vio. "Kalian nanti jangan lupa awasin pemenang waktu pegang HP dan infoin apa aja yang boleh dan nggak boleh mereka share di medsos. Kalau sekadar ngasih tahu ini program baru Soma TV atau nunjukin suasana vila nggak masalah, tapi jangan sampai mereka keceplosan ngebocorin nama program kita atau detail permainannya." Ia lalu melihat laptop di depannya sekilas, "Anyway, promo spot* terbaru PC dijadwalin rilis minggu depan."

(*Promotion Spot: Iklan video yang berdurasi antara 15-30 detik untuk mempromosikan sebuah program/drama televisi/film baru.)

"Ok." Begitu semua hal penting selesai didiskusikan, Erwin menepuk tangannya sekali, meminta tim kembali ke posisi masing-masing. "Let's get down to business!"

***

Jam setengah tujuh pagi Chesarya sudah merapikan kamar tidurnya. Ia lalu berjalan menuju ruang makan di lantai satu dan menjadi orang pertama yang tiba di sana. Sebagai Confidante, ia diharuskan mengambil posisi duduk di kepala meja, layaknya Tetua di antara keluarga besar. Kalev dan Theo duduk di kanan kirinya, dilanjutkan Sella dan Julia, kemudian para pengawal lain.

Chesarya melihat-lihat berbagai macam makanan yang disediakan oleh katering tim PC di atas meja makan sambil mengangguk-angguk puas. Dari roti, nasi, telur, pancake, buah, susu, kopi, jus, semuanya tersedia lengkap.

"Good morning, Chesa!"

"Good morning, Luc."

Sekitar pukul tujuh kurang sepuluh menit, satu per satu pemain mulai memasuki ruang makan sambil bertukar sapa dengan Chesarya.

"Morning, Sa!"

"Morning, Cakra."

"Wah, lo udah dari tadi di sini?"

"Lumayan. Cepetan duduk, gih." Chesarya menanggapi perkataan Sydney dengan gurauan, "gue udah kelaperan nungguin kalian."

Tawa ringan terdengar dari beberapa orang. Setelah dua hari kemarin melakukan one on one interview, para pemain kini tampak lebih santai ketika berbicara dengan Chesarya. Namun sayang, rasa senangnya tak bertahan lama. Ketika semua orang menempati kursi masing-masing, ketidaknyamanan itu terbit dengan cepat. Chesarya memperhatikan Sella dan Julia sibuk meneliti menu makanan di depan mereka tanpa bicara sepatah kata pun. Beralih ke arah Theo, ia memergokinya bolak-balik melirik Sella. Tak berhenti di situ, pandangan Chesarya kemudian jatuh pada Kalev yang duduk di sisi kanan bersama Julia. Melihat Kalev asyik memutar-mutar garpu dan pisau makannya tanpa menghiraukan keadaan di sekitar, ia hanya bisa mendesah pelan—no comment untuk si gabut satu ini.

The Confidante Plot (TERBIT)Where stories live. Discover now