Untung berakhir seperti ini....

1.7K 180 22
                                    


Atsumu cuma bisa mojok di pinggir kamar. Dari bunyi nafasnya, sepertinya dia masih kena ambek Hinata Shoyo karena mengerjainya dengan prank kembar mereka. Osamu merasa bersalah. Tentu saja kalau dia dari awal tidak ikut-ikutan, kakak kembarnya pasti masih pacaran dengan manisnya kayak di adegan doujin shounen-ai. Tetapi kalau ia tidak ikutan, tidak akan pernah ada koleksi konten pemersatu bangsa premium quality disertai adegan cium pipi langsung dari Hinata yang Osamu pikir cuma terjadi di otaknya yang suka halu-halu cabul. Sambil menghela nafas panjang, ia merogoh ponselnya dan mencari nomor seseorang.

"Mau nelpon siapa?" tanya Atsumu masih dengan nada ngambeknya yang sok imut. Kaki Osamu dengan refleks melayangkan tendangan ke kembarannya.

"Ah, moshi-moshi Kita-san. Uhm. Aku sehat. 'Tsumu masih hidup, sih. Agak buyar aja sekarang. Maaf aku menelpon selarut ini. Uhm. Oke, sebentar."

Osamu duduk di sebelah kembarannya dan menyalakan fitur loudspeak. Suara baritone Kita-senpai masih sanggup membuat Atsumu merinding disko meski sang mantan kapten sekarang sudah hidup bahagia sebagai anak kuliahan dengan apartemen sendiri dan pacar yang aduhai cantiknya. Miya Atsumu yang tampan dan berani cuma bisa tunduk kalau kena semprot sang kakak kelas. Kita Shinsuke memang berhati lembut tapi jiwanya iblis. Kombinasi paket komplit paling ampuh untuk menjinakkan si kembar Miya yang kadangkala beraksi seperti kuda lumping.

"Atsumu lagi patah hati, ya?" suara Kita-san menyapanya di sebrang telepon.

"Heh? Kok Kita-san tahu?" Atsumu terperangah. Ia cuma bisa melotot galak ke adik kembarnya dengan pandangan yang mengatakan 'lu pasti yang ngasih tahu, ya? Cepu lu, nggak asik. Sana main sama pager tetangga'.

"Binatang sirkus tahan bacok macam dirimu tiba-tiba galau, apa lagi masalahnya kalau bukan urusan cinta?"

Osamu refleks tertawa terbahak-bahak. "Alay banget kan, Kita-san! Aku sampe malu mengakui kalau aku lahir bareng 'Tsumu."

Atsumu yang kesal membalas ucapan julid adik kembarnya. "'Samu lebih alay, mikir mau makan nasi putih apa nasi goreng aja galau. Dimakan barengan aja sekalian!"

"'Tsumu suka nggak berpikir, deh." Balas Osamu tidak mau kalah. "Kalau disuruh milih, mau liat Hinata pakai jersey voli dengan celana super pendek atau shirtless tapi pakai sarung wadimor semata kaki kayak engkong-engkong tukang jaga kostan?"

"Oi, nggak gitu ya mainnya 'Samu! Aku sih pengennya liat Shoyo-kun nggak pake baju sekalian! Tapi kan itu gagasan asusila!"

"Tapi pengen, kan?"

"Pengen, lah!!" Jawab Atsumu super ngotot.

"Sama aja denganku. Mana mungkin aku makan nasi goreng dan nasi putih bersamaan. Itu kan gagasan asusila."

Di sebrang telepon sana tanpa sepengetahuan si kembar, Kita-senpai cuma bisa facepalm dengan jiwa yang kelelahan. Belum cukup apa mendengarkan kebodohan saudara fotokopi ini selama dua tahun? Dan di masa-masa perkuliahannya yang indah ternyata ia ditelpon malam-malam oleh si kembar idiot untuk mendengarkan teori keinginan melihat pacar telanjang dan makan dua menu nasi bersamaan adalah usulan tidak senonoh yang bisa disetarakan.

Kelakuannya Miya bersaudara memang selalu diluar nalar manusia.

"Iya, he'eh. Jadi masalahnya kalian itu apa?"

"Pacar aku ngambek!!" Atsumu berteriak frustasi.

"Makanya kalau gemes cubit pipi aja, jangan dikenyot arwahnya. Iyalah pacarmu ngambek."

"Kita-san! Aku lagi galau malah di-bully, jahat ih!" Atsumu malah semakin manyun sementara Osamu tertawa bahagia karena dapat channel hiburan gratis.

Tag TeamWhere stories live. Discover now