Libur sekolah

5.2K 79 22
                                    

Novela duduk termenung di balkon rumahnya, sebuah pernyataan dari guru tadi masih memenuhi otaknya. Haruskah Ia senang? Ataukah kecewa?

Novela menghela nafas pelan lagi dan lagi. Ia kembali mengamati pesan yang dikirim gurunya di grup kelas.

"Saya mau menyampaikan bahwa kalian akan libur selama 14 hari, jadi dimohon untuk belajar di rumah saja."

Ia masih tidak menyangka bahwa sekolah akan diliburkan. Sebenarnya ini adalah hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para pelajar, tapi masalahnya adalah bahwa mereka diisolasi di rumah. Tidak bisa main dengan teman, tugas sekolah online dengan materi yang sulit dimengerti jika hanya membaca, ditambah lagi uang saku juga ikut dilockdown.

"AHH PUCEK," sebuah makian keluar dari mulut Novela. "Kenapasi harus kaya gini?"

Novela sedikit terkejut saat tiba-tiba pintu kamarnya terbuka.

"Vel tau gak sih, sekolah gue libur njir," ucap Meli memasuki kamar Vela dengan menggebu-gebu. Vela yang mendengarnya lantas berdehem.

Meli adalah sepupu sekaligus salah satu teman Novela. Mereka tumbuh bersama sejak kecil.

Ya. Vela adalah panggilannya ketika sedang dirumah. Jika sedang sekolah, maka panggilannya berubah menjadi Nopel.

"Gue mau tanya sama lo, lo seneng gak sih libur sekolah?" tanya Meli.

Vela yang mendengarnya lantas berpikir sejenak, "ada senengnya ada nggaknya."

"Iya sih. Tapi setidaknya kan kita lepas dari buku, gak ketemu guru dan gak sekolah," jelas Meli.

Vela semakin sebal ketika mendengar perkataan Meli. Kenapa Meli hanya memikirkan untungnya? Jika saja Meli tau dampak yang akan terjadi, pasti Ia tak akan berucap demikian.

"Sekarang gini ya. Oke kalau libur sekolah kita gak bakal ketemu guru, tapi ya Mel, pasti nanti ada tugas online, trus ya nasib uang saku kita gimana? Lo mau gak punya duit? Trus lo mau gara-gara virus sialan ini lo gak boleh keluar rumah?" jelas Vela.

"Iya ya, kenapa gue gak kepikiran sih," balas Meli. Raut muka Meli menjadi murung karena mendengar perkataan Vela, "aishh kenapasih ada corona?! Dasar virus sialan."

Vela dan Meli merebahkan diri di atas tempat tidur Vela. Kamar Vela sudah seperti kamar Meli sendiri, karena Meli sering menginap di kamar Vela.

Mereka berdecak sebal dan mencaci maki di dalam hati. Memandangi langit-langit kamar untuk menjernihkan otak sebentar. Vela menghela nafas lagi, entah berapa kali Vela menghela nafas hari ini.

Vela membuka handphone nya dan menekan fitur chat lalu memencet grup yang disematkan. RC namanya.

Terpampang jelas nama grup yang beranggotakan sahabatnya, bukan sahabat lagi. Mereka adalah keluarga tanpa ikatan darah. Di dalam grup tersebut ada 7 anggota.

Danis, perempuan berkaca mata yang paling berisik dan absurd, suka malu-maluin di tenpat umum. Dia masih kelas 9, tapi dia bukan yang paling muda. Danis sering ribut sana-sini, tapi dia yang paling depan kalau ada yang menjelek-jelekan RC.

Anggota kedua ada Vela. Perempuan yang suka drama, paling muda di RC, kadang malu-maluin juga, bar-bar parah, dan Vela suka ngaku-ngaku jadi jodohnya Jungkook BTS.

Meli, dia adalah satu-satunya perempuan yang tidak memakai jilbab di RC, dan dia satu-satunya yang berbeda keyakinan di RC. Tapi, walaupun berbeda keyakinan masih bisa berteman kan? Meli itu punya tubuh yang lumayan kurus tapi lumayan tinggi, dia sangat penakut dan gampang menangis.

Ghina, perempuan yang paling tinggi di RC, moodbooster banget, dia suka jail dan ngeselin, tapi dibalik sifatnya yang ngeselin dia tempat yang nyaman untuk bersandar.

CORONA [END]Where stories live. Discover now