Serba salah

1.5K 32 5
                                    

Di setiap liburan apalagi cuman rebahan, pasti tak luput dari yang namanya kena marah. Ya itulah yang sedang dialami Vela kali ini, entah sudah keberapa kali Ibunya menceramahi lagi.

Vela lelah dengan semua ini, Ia membayangkan tiba-tiba Jungkook--pangeran berkuda besi membawanya keluar dari rumah.

Bayangin aja dulu.

Bayangin.

"Vel, turun cuci piring! Anak gadis kok gak pernah bersih-bersih rumah." Teriakan sang Ibu dari lantai bawah membuyarkan lamunannya.

Ck, Vela berdecak kesal saat lagi-lagi hal itu dijadikan alasan. Memang ya para Ibu selalu menyisipkan kalimat,"anak gadis kok gak pernah bersih-bersih rumah."

Gak pernah gaes.

Gak pernah.

Apakah perlu kalau bersih-bersih rumah harus dicatat? Kalau bersih-bersih rumah mesti laporan dulu? Kalau ada niat juga pasti ntar diberesin. Padahal kalo bisa ngelakuin sendiri kenapa harus minta bantuan orang lain?.

"Gak denger Ibu ngomong apa? Atau pura-pura gak denger?" Kali ini Ibu sedikit menaikkan nada bicaranya.

"Iyaa ini turun," balas Vela tak kalah keras.

Vela berjalan turun dengan sangat malas, sebenarnya Ia bisa saja melarikan diri saat disuruh, tapi Ia tak mau saat pulang malah terkena masalah yang lebih besar.

"Liburan kerjaannya tidur mulu sesekali bantu orang tua bersih-bersih rumah jangan nunggu disuruh baru berangkat, masa apa-apa ngandelin orang tua mulu, kamu tu udah dewasa harusnya bisa mikir."

Vela bersenandung di dalam hati guna menulikan pendengarannya. Ia tak menghiraukan ucapan Ibunya dan tetap mencuci piring.

Bisa terlihat jelas dari raut muka Vela bahwa Ia sangat kesal, tapi mau bagaimana lagi Ia harus mencuci piring suapaya tak kena marah.

"Kalo gak ikhlas nyuci piring ya jangan nyuci piring, gak berkah nanti pahala bantuinnya. Sana main, giliran disuruh main semangat giliran suruh beres-beres mukanya kesel." Kata per kata kembali keluar dari mulut Ibu.

"Orang akunya niat kok," jawab Vela ketus tapi tetap mencuci piring.

"Anjirlah, serba salah mulu, disuruh juga gue nglakuin dahal, dasar emak-emak, eh astaghfirullah," sambat Vela dalam hati.

Setelah selesai mencuci piring, Vela merebahkan diri lagi di atas kasur depan TV. Entah kenapa hari ini Ia ingin rebahan terus. Saat matanya sudah terpejam, ada suara yang membuat tidurnya jadi tak nyenyak.

"Vela...."

"Vela...."

"Iya bentar!" Vela berjalan keluar rumah untuk mengecek siapa yang mengganggu tidurnya kali ini.

"Temen manggil langsung ngibrit giliran Ibu yang manggil kaya ogah-ogahan." Ibu mengomel lagi saat Vela melintas di depannya.

Vela yang mendengar omelan tersebut hanya menghela napas pelan, tak mau memperpanjang masalah yang malah makin runyam.

Sesampainya di depan rumah ternyata yang mencarinya adalah Danis, "apa Nis."

"Mau ngembaliin flashdisk lo nih," ucap Danis yang masih nagkring di atas motor. Danis mengalurkan flashdisk ke Vela, "makasih ya, bye."

"Anjir cuman ngembaliin flashdisk, ganggu rebahan gue elah." Vela berjalan masuk ke rumahnya.

"Danis kesini tadi ngapain? Ngajak main?" ucap Ibu.

"Nggak, ngembaliin flashdisk doang," jawab Vela.

Ibu menatap Vela jengah, "liburan isinya cuma koreaaa terus, kalo gak megang hp ya main, bersih-bersih juga nggak."

"Dari pada diem doang ya mending main hp," jawab Vela.

"Bersih-bersih sana, nyapu atau ngapa gitu." Ibu kembali berucap dengan kesal, "mboh ah main sana, dirumah malah tambah pusing, main sekalian gak usah pulang."

"Serba salah mulu," ucap Vela kesal. "Saat main eh ditelpon suruh pulang, giliran dirumah malah disuruh main."

Vela menghentakkan kaki berjalan menuju kamarnya. Bodo amat dengan Ibu yang semakin meninggikan suara memanggil nama Vela.

Vela menghela nafas pelan, tenaganya terkuras habis karena emosi dari tadi. Ia terus menggerutu supaya lega.

"Dari tadi serba salah mulu nih gue."

















**








Kenapa cerita gue gak mutu semua ya guis, maapkan ya.

Bantu vote dong, gue suka bintang nih jadi kasih bintang banyak ya hyung

Luv u

CORONA [END]Where stories live. Discover now