Kalau dipikir-pikir bosan juga ya dirumah gitu-gitu mulu. Tidur, makan, rebahan, main hp, tidur lagi. Kalo gini lama-lama juga gak enak.
Vela memandangi hp nya jengah, tak ada yang menarik kali ini. Berguling ke kanan, berguling ke kiri untuk mencari kenyamanan.
"Huft...." Vela menghela nafas, kemudian membuka fitur chat.
RC
Danis : Main yok
Ghina : Ayo, gabut nih
Vela : Bawa aku pergi kawan, bawa gue keluar dari goa
Danis : Sepedaan yok, sekalian ngumpul
Via : Corona woi
Meli : Iya he koronang
Vela : Elah kan sepedaan biar sehat
Danis : Hoo kita cari sehatnya, toh cuma keliling kampung
Ghina : Ntar digrebek satpol pp gimana
Noti : Grebek balik
Vela : Ayolahhh, gabut ni
Meli : Gue mager, capek, pengen rebahan
Noti : Plis, sepedaannya jadi
Noti : Kasian kasur gue kempes:(
Danis : Ayo
Danis : Nanti sore?
Ghina : Gas
Ghina : Eh gue gak punya sepeda, pinjemi dong
Danis : Gue ada sepeda tiga, minjem punya gue aja ghin tapi ambil sendiri ya
Vela : Nah yaudah berarti nanti sore gak ada alasan untuk gak jadi kan
Meli : Mls banget sebenernya, capek tau
Noti : Aishh...sekali-kali sehat gitu lho
Noti : Sepedaan tu gak capek, lo nya aja yang lemah
Danis : Kumpul dimana?
Noti : Perempatan
Gatik : Gue gak ikut ya, mau nganterin ibu pergi
Via : Aku jg gk ikut, sibuk
Danis : Berlima doang ni jadinya?
Vela : Iya udah gapapa
Vela mengetikan balasan dengan cepat. Ia melirik jam yang terpasang di dinding kamarnya.
"Masih jam 3," ucap Vela dalam hati.
Vela memejamkan matanya, mencoba untuk tidur sebentar sepertinya tidak apa-apa. Namun perkiraannya salah, Ia bangun saat jarum panjang menunjuk angka 1 yang berarti Vela ngaret. Teman-temannya pasti akan memarahinya.
Vela langsung berjalan keluar kamar menuju tempat penyimpanan sepedanya. Ia mencoba mengeluarkan sepeda dari dalam rumah. Tetapi ketika Ia membuka pintu rumah, di depan sana terdapat 4 pasang mata yang memandang sinis ke arahnya.
"Anjing," umpat Vela dalam hati.
Pendek banget ini chapter nya.
Happy reading♡
YOU ARE READING
CORONA [END]
Short Story"Virus sialan" Mungkin itu kata yang sering diucapkan banyak orang. -Kisah tentang RC selama pandemi-