PART 21

43 12 4
                                    

Deon keluar pada malam hari dimana hari Adelia pindah. Deon berjalan ke pusat kota yang begitu sepi dan hanya diterangi dengan lampu jalanan seadanya.

"Maaf aku agak terlambat, ada urusan yang mendadak harus aku urus tadi." ucap Deon pada seorang pria yang tengah duduk di dalam mobilnya.

"Tidak apa-apa, masuklah!" jawab pria itu.

Deon masuk ke dalam mobil itu, dan pria itu menjalankan mobilnya. Entah kemana mobil itu pergi, Deon hanya mengikutinya saja.

"Jadi?" tanya pria itu memulai percakapan mereka didalam mobil.

"Kau benar, yang mati itu adalah dia. Tapi, bagaimana bisa ini terjadi? Bukankah dia keluar hanya untuk berkunjung ke rumahmu?" tanya Deon kembali.

"Tidak."

"Apa?!"

"Kyla, dia memang memiliki ciri khas yang sama dengannya, tapi dia keluar bukan untuk menemuiku. Melainkan untuk memecahkan kasus pembunuhan yang sering terjadi ini..."

"Lalu, apa ada tanda-tanda dari kasus itu?"

"Dia hampir saja mendapatkannya, tapi sayang nya pembunuh itu sempat membuatnya terjebak dalam perangkapnya."

Deon mencoba berpikir dengan baik. Dia tidak pernah tahu kalau pria di sampingnya ini akan melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Ditambah lagi, salah satu keluarganya sudah mati karena pembunuh itu.

"Jadi... Dimana dia?" tanya Deon dengan agak ragu menanyakannya.

"Heh! Kau tidak perlu ragu seperti itu padaku, tenang saja... Dia baik-baik saja di tempatku, tambah lagi besok aku akan berangkat bersamanya ke Canada." jawab pria itu sambil tersenyum tipis dengan pertanyaan Deon barusan.

"Apa?! Besok?! T-tapi... Bukannya..."

"Deon, aku harap kau tidak lupa dengan rencana kita... Kau mau membalas kan dendam kematian paman mu, begitu pula denganku yang sekarang bukan hanya membantumu, melainkan juga melakukan hal yang sama dengan mu...."

"Aku tahu itu... Tapi, bukankah ini terlalu cepat kembali ke Canada?"

"Eehh~~ apa kau mengkhawatir kan adikku~~ apa kau menyukainya?~"

Deon langsung menutup mulutnya dan menatap kearah jendela dengan wajah memerah.

"Tunggu dulu, kau benar-benar menyukai adikku?!!" tanya pria itu terkejut melihat perubahan Deon dari candaannya tadi, sambil menghentikan mobilnya.

"M-m-mungkin..." jawab Deon gugup.

Pria itu hanya terdiam dengan mata yang dia kedip kan berkali-kali tidak percaya. Pria itu mengeluarkan suatu benda kecil, dari tasnya dan memberikannya langsung pada Deon. Deon masih heran kenapa pria itu memberikan ini padanya.

"Untuk kau berkomunikasi dengan dia, jika kau merindukannya. Dan juga untuk aku berkomunikasi dengan mu, dimana pun. Pastikan benda itu tersembunyi saat kau memasangnya di telinga," ucap pria itu mulai menjalankan mobilnya kembali.

Deon merasa senang, tapi dia mencoba untuk tidak memperlihatkannya. Deon memasang benda itu di telinganya, dan menutupinya dengan rambutnya yang tebal itu.

"Aku harap kau tidak akan lupa dengan rencana kita, dan juga jangan sampai ada seorang pun yang tahu tentang ini." sambung pria itu kembali setelah Deon memasangnya.

"Tentu!" jawab Deon sambil merapikan rambutnya yang terlalu tebal.

•••

Hari ini adalah hari pertama Adelia sekolah di sekolah barunya. Adelia jadi teringat dengan ucapan Edwin kemarin padanya. Dia benar-benar merasa kesal dengan Edwin, tapi di sisi lain dia terus berpikir apakah semua itu jugalah salah dia atau bukan.

Kegelapan Dalam Cahaya[TAMAT]Where stories live. Discover now