05 : Who I Am

511 99 14
                                    

Tak lama kemudian makanan yang mereka pesan pun datang, Jisoo yang kelaparan lantas langsung melahap Naengmyeon panas tersebut.

"Uh! Panas." Keluh Jisoo, sedangkan Donghee hanya tertawa kecil melihat tingkah Jisoo yang ia anggap imut.

"Jisoo-ya, kejadian di tangga tadi. Aku minta maaf." Spontan Mijoo.

"Tentu, aku juga minta maaf karena telah berkata kasar padamu." Balasnya.

"Eh? Apa ini? Kukira kalian akan melanjutkan pertengkaran kalian." Bukannya senang karena kedua gadis dihadapannya telah akur, Donghee malah berusaha memprovokasi kedua temannya itu, jelas saja ia mendapat tatapan tajam dari kedua sahabatnya itu.

"Harusnya kalian saling pukul karena tadi belum sempat baku hantam, tapi apa ini? Kalian damai?" Kekeh Donghee, 'tak!' satu jitakan keras mendarat di kepala Donghee, Jisoo merasa geram karena semakin lama tingkah Donghee semakin melunjak jika dibiarkan. Sedangkan Mijoo hanya tertawa seraya menunjukkan kedua jempolnya pada Jisoo, "ia memang pantas dijitak, bahkan lebih pantas untuk dipukul." Ujar Mijoo.

"Maaf sayang, jangan marah ya." Donghee berusaha membuat hati Jisoo kembali hangat karena tampaknya Jisoo benar-benar kesal hingga membuatnya cemberut.

"Siapa yang kau panggil sayang?" Tanya Jisoo.

"Jelas saja untuk Mijoo." Jawab Donghee dengan percaya diri, Jisoo yang kesal pun melipat kedua tangannya didada lalu memberi reaksi pouty face pada Donghee. Padahal yang dimaksud Donghee jelas-jelas adalah Jisoo, hanya saja ia kurang peka.

"Tapi bohong." Kini Donghee malah tertawa karena berhasil mengerjai Jisoo.

"Kau cemburu?" Mijoo sontak kaget karena reaksi Jisoo yang berlebihan.

"Tidak." Timpal Jisoo, setelah itu ia memakan Naengmyeonnya dengan lahap.

Selesai makan, Donghee bersedia membayar makan siang mereka kali ini karena merasa bersalah telah membuat Jisoo kesal hingga akhirnya Donghee mendapat sikap dingin dari Jisoo.
Keluar dari restoran tersebut, Jisoo mendahului Donghee dan Mijoo, segera memasuki mobil lalu menguncinya, Mijoo yang panik pun mengetuk kaca mobil Jisoo beberapa kali.

"Ya! Buka pintunya." Teriak Mijoo, lantas Jisoo menurunkan kaca mobilnya.

"Ini kan mobilku, aku akan mengurus sesuatu sebentar." Jisoo pun memberikan beberapa lembar uang untuk Mijoo agar ia naksi taksi bersama Donghee.

"Maaf~" Tambahnya, ia segera melajukan mobilnya meninggalkan Mijoo dan Donghee.

° ° °

Sudah berada jauh dari Mijoo dan Donghee, Jisoo pun mengambil jalan untuk menepi agar bisa menghentikan mobilnya, ia menoleh ke arah kursi sampingnya namun tidak menemukan roh perempuan yang ia temui di rooftop tadi pagi, setelah melihat ke kursi belakang, barulah ia tersadar akan kehadiran roh perempuan tersebut.
Roh perempuan tersebut hanya tersenyum walaupun penampakannya cukup mengerikan karena pakaiannya bersimbah darah.

"Dimana putramu sekolah?" Tanya Jisoo pada roh perempuan itu.

"Hari ini ia bolos ke kafe internet."

"Bisa-bisanya ia bolos, mengecewakan!"

"Ia bolos karena tidak ada yang memperhatikannya." Alibi roh perempuan tersebut.

Roh perempuan yang bernama Yoon Yejin itu pun memberikan arahan jalan untuk Jisoo menuju kafe internet tempat anaknya bermain game.
Dimobil, Jisoo dan Yejin banyak bercerita tentang kehidupan Yejin dan putranya semasa Yejin hidup. Awalnya putranya sangat baik, lembut dan ramah, Jisung adalah anak yang sangat penyayang terhadap dirinya, namun seiring berjalan waktu setelah Yejin meninggal, putranya menjadi tak terkendali, ia sering bolos, bahkan sering masuk ruang BK karena kenakalannya.

Untold Story Within Time || Kim JisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang