20

763 184 16
                                    

Waktu berjalan sangat cepat.

Semester genap yang penuh kesedihan itu berlalu. Chaeryeong sedang menjalani lembar kehidupan barunya. Yang pasti, Chaeryeong sudah merasa jauh lebih baik setelah kejadian itu.

Chaeryeong tidak berhubungan dengan siapapun kok. Sekarang dia fokus untuk menyayangi dirinya sendiri. Dan Chaeryeong sekarang menjabat menjadi sekretaris BEM loh!

"Chaery, gue Dzuhur dulu ya." kata Minju.

"Iyaaa. Gue tungguin di sini ya." balas Chaeryeong sembari duduk di kursi yang terletak di depan masjid FKG.

Sembari menunggu Minju sholat, Chaeryeong memutuskan untuk bermain ponselnya. Seketika dia jadi teringat akan satu hal. Wonjin apa kabar?

Semenjak kejadian itu sampai pertengahan semester tiga ini, Chaeryeong tidak pernah bertemu dengan Wonjin. Mendengar kabarnya lagi saja tidak pernah. Wonjin seakan-akan hilang ditelan bumi.

Hingga netranya terpaku pada seorang pria yang keluar dari pintu masjid laki-laki. Chaeryeong mengucek matanya, memastikan apa dia sedang berhalusinasi atau tidak.

Tapi tidak, Chaeryeong sedang tidak berhalusinasi.

Itu benar-benar Wonjin.

"Wonjin!" panggil Chaeryeong sembari berlari menghampiri Wonjin.

Wonjin yang hendak meninggalkan masjid menoleh dan melihat ada Chaeryeong di sana. Seketika senyuman di wajah Wonjin merekah.

"Chaery?" sahut Wonjin.

"Akhirnya ketemu Wonjin. Wonjin apa kabar?" tanya Chaeryeong.

"Baik, Chaery. Chaery juga apa kabar nih?" tanya Wonjin balik.

"Baik juga." jawab Chaeryeong.

Sumpah, jujur, Chaeryeong seneng banget ketemu Wonjin hari ini. Akhirnya Chaeryeong bisa benar-benar bertemu Wonjin. Sebelumnya Chaeryeong hanya bisa berharap. Dan ternyata Tuhan mengabulkan permintaan Chaeryeong.

Damn, bukan hanya Chaeryeong yang merasa seperti itu. Tapi Wonjin juga. Kalau bisa, Wonjin sangat ingin memeluk Chaeryeong erat untuk menyalurkan rasa rindunya.

"Chaery nunggu siapa?" tanya Wonjin.

"Ah, nunggu Minju lagi Dzuhur." jawab Chaeryeong. "Wonjin juga sama siapa? Kok jauh banget sholat di sini?"

"Wonjin,"

Wonjin dan Chaeryeong menoleh ke asal suara dan melihat seorang gadis di sana. Gadis itu memegang tas berisi mukenah di tangannya.

"Eh, ganggu kalian ya?" tanya gadis itu.

"Nggak kok." jawab Wonjin. "Chaery, kenalin, ini Jinsol. Jinsol, ini Chaery."

Chaeryeong tersenyum lebar lalu melambaikan tangannya. "Hai, Jinsol. salam kenal."

"Salam kenal juga, Chaeryeong." balas Jinsol.

Seketika Chaeryeong merasa murung. Ah... jadi Wonjin ke sini bareng Jinsol?

"Chaery, Wonjin pamit ya." pamit Wonjin yang berhasil menyadarkan Chaeryeong dari lamunannya.

Rasa kecewa di hati Chaeryeong menyeruak. Pertemuan kembali mereka sangat singkat. Chaeryeong rasanya tidak ingin mengakhiri ini.

Bodoh gak sih, kalau Chaeryeong tiba-tiba berharap Wonjin tiba-tiba ingin memperjuangkan hubungan mereka lagi?

Chaeryeong benar-benar berharap kalau Wonjin melakukan itu. Lalu memeluknya erat dengan senyum malaikatnya.


Tapi hidup adalah hidup. Hidup akan terus berjalan walaupun tak pernah sejalan dengan keinginan Chaeryeong. Life is keep going on and Chaeryeong needs to move on.

"Eh iya Wonjin." balas Chaeryeong.

Wonjin melambaikan tangannya sembari tersenyum bak malaikat. Senyuman kesukaan Chaeryeong. Rasanya Chaeryeong ingin terus memandangi Wonjin yang seperti ini.

Wonjin dan Jinsol perlahan berjalan meninggalkan Chaeryeong. Meninggalkan Chaeryeong yang diam termenung memperhatikan kepergian mereka. Dengan hatinya yang hancur berkeping-keping.

Hingga mereka berdua benar-benar menghilang setelah menaiki motor NMAX milik Wonjin. Motor yang sering Chaeryeong naiki dulu.

Seketika kenangan setelah kejadian Wonjin bertengkar dengan Beomgyu malam itu terputar di ingatan Chaeryeong, malam itu Chaeryeong memeluk punggung Wonjin erat di atas motor dengan air matanya yang bercucuran.

Ah, kenangan indah.









"Chaery,"

Lamunan Chaeryeong buyar seketika ketika Minju kini tengah berdiri di sampingnya. "Eh udah selesai, Ju?"

"Lo lagi ngeliatin Wonjin sama Jinsol ya?" tanya Minju.

"Eh... iya... kokㅡ"

"Maafin gue ya, Chaery. Gue udah tau lama kalo Wonjin lagi deket sama Jinsol. Jinsol itu temen se-kost gue. Gue gak mau bikin lo sakit hati." kata Minju.

Chaeryeong tersenyum simpul lalu mengusap bahu Jinsol pelan. "Gak papa kali, Ju. Memang udah takdir gue sama Wonjin harus berakhir."

Minju langsung memeluk Chaeryeong terat dan mengusap punggungnya. "Yang sabar ya, Chaery. Gue selalu berdoa semoga suatu hari nanti lo akan menemukan cowok yang baik yang cocok buat lo." kata Minju.

belum end kok, tenang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

belum end kok, tenang.

➁ sunny side up! ㅡ chaeryeong,wonjin ✓Where stories live. Discover now