[10]. ~Taman Al-Azhar~

2.2K 212 7
                                    

Bissmillahirrahmanirrahim

"Rindu yang tak bisa bertemu, namun terobati saat melihat wajahnya."

~Muhasabah Cinta~

____________________

Jam bekker yang Tasya setel untuk membangunkannya berbunyi dengan suara kerasnya. Ia bangun untuk mematikan suara itu, jam menunjukkan pukul 02:15, lantas ia bangun untuk menunaikan salat Tahajud. Setelah mengambil air wudhu, ia memakai mukena dan menggelar sajadahnya, tak lupa juga ia membangun Zahira yang masi terlelap. Cuaca di Kota Kairo sudah berganti dengan musim panas. Membuat para masisir bermalas-malasan untuk keluar rumah. Tapi, apapun cuacanya mereka harus tetap keluar dan menuntut ilmu. Meskipun sistem di Al-Azhar tidak menggunakan absensi, yang dimana para mahasiswa bebas untuk masuk atau tidaknya. Namun, dari sistem ini Mahasiswa juga diharuskan untuk tetap masuk dalam pelajaran. Karena saat kita tidak mengikuti pelajaran, pasti akan sangat rugi untuk diri sendiri. Walaupun tidak menerapkan sistem absensi, pihak kampus selalu menyeru para mahasiswanya untuk hadir di kampus demi mengikuti pembelajaran.

Alasan Al-Azhar tidak menerapkan Absensi salah satunya karena pihak kampus ingin ada kesadaran dari dalam diri para mahasiswa yang datang dan belajar kesana, bahwasanya mereka adalah calon ulama masa depan yang sudah harus mencari dan menggali khazanah keilmuan, sehingga system absensi hanya akan membuat mahasiswa terpaksan berkuliah, dan Al-azhar tidak ingin mahasiswa menuntut ilmu agama dalam keadaan terpaksa.

Setelah menyelesaikan salat Tahajudnya, Tasya duduk di tepi ranjang masih dengan mukena putihnya. Ia merasakan rindu yang amat dalam pada keluarganya yang di Indonesia. Tasya mengambil Handphone lalu mengetik nama 'Bunda Sayang' disana.

Dia ingin menghubungi bundanya melalui video call. Ingin membalas kerinduan dengan melihat wajah sang bunda. Saat ini di Kairo memang masih pagi buta, namun jika di Indonesia ini sudah jam 6 lewat. Untuk itu, Tasya menghubungi bundanya jam segini, karena keluarganya mungkin sedang sarapan pagi di rumah.

Sambungan terhubung, memperlihatkan wajah yang masih tetap cantik di Handphonenya, Bunda Maira yang memperlihatkan senyuman yang begitu menenangkan. Membuat Tasya semakin rindu akan sosoknya.

"Assalamualaikum Bunda ... " ucap Tasya saat melihat wajah bundanya yang tersenyum.

"Waalaikumussalam sayang, Tasya disana sehatkan?"

Tanya bundanya membuat Tasya tersenyum lebar memperlihatkan lesung pipitnya. Saat ini dia sedang tidak menggunakan niqobnya.

"Alhamdulillah sehat Bunda, Bunda gimana?" tanya balik Tasya pada bundanya. Lalu Bunda tersenyum.

"Alhamdulillah Sya Bunda sehat, Ayah sama Idar juga sehat, disana jam berapa?" Tanya Bunda lagi. Mengingat jam di Kota Kairo lebih lambat 5 jam membuat Maira menanyakan hal itu, karena setahunya mungkin ini masih jam tidur jika di Indonesia.

"Jam setengah tiga Bun, tadi Tasya habis salat Tahajud, terus kangen sama Bunda dan yang lainnya, jadi Tasya video call Bunda," kata Tasya. Memang dia sangat merindukan keluarganya. Kerinduan yang tak bisa membuatnya bertemu. Mungkin Ramadhan kali ini dia melaksanakan di Kairo bukan di Indonesia. Mengingat beberapa minggu lagi bulan suci yang penuh dengan ampunan itu akan datang. Bulan dimana umat muslim selalu menunggu kehadirannya.

"Yaudah kalau sudah salat Tahajud, eehh... Ayah mau bicara sama Tasya nih," kata Bundanya lalu memberikan Handphonenya pada Ayah Tasya.

Muhasabah Cinta [SUDAH TERBIT!]Where stories live. Discover now