[27]. ~Andai~

1.7K 172 1
                                    

Bissmillahirrahmanirrahim

"Masa lalu itu mengajarkan untuk menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang."

-Muhasabah Cinta-

Tasya baru saja selesai berbelanja bersama Zahira di pasar. Dia menenteng beberapa kantong plastik yang berisikan sayur dan buah-buahan. Selama ini, mereka memasak untuk makan berdua. Teman sekamar mereka pun memasak sendiri-sendiri. Karena di asrama harus terbiasa melakukan apapun sendiri.

Hidup di negara dengan bahasa asing membuat Tasya dan Zahira kesulitan tiap kali berbicara bahasa arab. Apalagi bahasa arab yang dipakai di Mesir ini bukan bahasa arab yang kita ucapkan sehari-hari jika ada pelajaran itu. Namun, bahasa yang digunakan adalah bahasa Ameyyah.

Untung saja Tasya maupun Zahira sudah banyak menghafal kosa kata atau pun ucapan-ucapan sehari-hari dengan fasih. Tak sia-sia mereka mempelajari ilmu itu. Karena belajar ilmu agama tak ada yang sia-sia. Yang ada kita mendapat pahala.

Hidup akan terasa hampa jika tanpa Ilmu. Apalagi Ilmu agama.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin rahimahullah, beliau berkata,

طالب العلم : إذا لم يتحل بالأخلاق الفاضلة فإن طلبه للعلم لا فائدة فيه

"Seorang penuntut ilmu, jika tidak menghiasi diri dengan akhlak yang mulia, maka tidak ada faidah menuntut ilmunya." [Syarhul Hilyah Fii Thalabul Ilmi, hal. 7]

Ilmu tanpa akhlak akan sia-sia. Sebab, "Yang paling banyak memasukkan ke surga adalah takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia." (HR At-Tirmidzi, Ibnu Maajah dan Al-Haakim dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani).

"Sya, Thesis kamu sudah sampai mana?" tanya Zahira saat sudah sampai di asrama.

Kini, mereka tengah duduk di kasur bertingkat. Tasya yang sedang menaruh jaket berbahan wolnya pun menoleh ke arah Zahira.

"Alhamdulillah Zah, sudah sampai bab 2, kalau kamu?" tanyanya balik.

"Sama sih, cuma aku kesulitan untuk memecahkan masalah ini, terus risetnya juga harus turun langsung deh kayaknya," jawab Zahira. Memang Zahira harus turun langsung ke lapangan untuk melakukan riset untuk sebuah thesisnya.

***

Malam telah tiba, setelah selesai melakukan kewajibannya yaitu salat isya, dia merapikan mukenanya lalu disimpan di dalam lemari kecil miliknya. Tasya mengambil sebuah notebook kecil miliknya. Dia menuliskan sesuatu disana.

Dear Diary ...

Aku harus apa? Apa keputusan yang akan kuambil nantinya?

Jujur saja, aku sangat dilema saat ini. Keadaan seperti ini yang membuatku down. Aku tidak bisa menceritakan ini pada Zahira. Sungguh, aku sangat menyesali masa laluku.

Dan teruntuk pendamping hidupku kelak, semoga kamu bisa menerima apapun keadaanku. Seburuk apapun diriku, semoga kamu tetap menerimaku, apa adanya.

-Anastasya Putri Alisya F.-

Dia tak tahu harus bagaimana, ini terlalu berat untuknya. Tasya juga tidak bisa menceritakan pada sahabatnya itu. Dan tak mungkin juga dia menceritakan semua masa lalunya.

Ya Rabb ... apa yang harus aku lakukan...

Mengikhlaskan adalah salah satu cara yang paling terbaik agar tidak menetap pada masa lalu. Melupakan kejadian itu, dan membuangnya jauh-jauh. Mungkin itu yang terbaik.

Mencintai itu terkadang bisa membuat kita sakit hati juga bisa membuat kita bahagia.

Sakit hati sebab kita terlalu mencintai makhluk bernama manusia yang hanya ciptaan Allah swt.. terlalu berharap padanya bukan pada Allah.

Namun, bahagia ketika kita mencintai karena Allah. Setiap yang kita lakukan Lillahi Ta'ala itu akan mendapatkan kebahagiaan.

Tasya pernah begitu sangat mencintai makhluk-Nya. Dia pernah pacaran. Dia pernah membuka auratnya. Dia pernah melakukan hal keji, sehingga membuat dirinya merasa kotor. Dia juga pernah mengabaikan kewajibannya sebagai seorang muslimah. Namun, kejadian itulah yang membuat Tasya membuka mata hatinya untuk mantap berhijrah. Hijrahnya pun karena Allah. Karena sudah terlalu banyak dosa yang dia pikul.

"Ya Allah, jika seandainya aku boleh mengatakan kata andai, mungkin setiap kali aku mengingat itu, pasti aku akan mengatakan 'andai saja dulu aku tak jauh dari-Mu'. Namun, kata andai itu tak bisa kuucapkan." ucapnya pelan.

Iya, jika seandainya kata 'andai' bisa dia ucapkan. Maka kata itulah yang selalu dia katakan setiap hari, karena mengingat masa lalunya dulu.

Andai, dulu dia mau menuruti kata kedua orang tuanya.

Andai, jika dulu dia mau menutup auratnya.

Andai, jika dulu dia tak berpacaran.

Dan Andai, jika dulu dia mengerjakan kewajibannya.

Maka sekarang tidak akan seperti ini. Mungkin.

Tapi asal kalian tahu, tidak ada yang sia-sia dalam berjuang untuk menggapi Ridho-Nya.

Dan tidak ada kata 'andai' untuk sebuah masa lalu. Biarlah masa lalu menjadi sebuah pelajaran berharga yang mengajarkan bahwa hidup itu kadang kala ada baik juga ada buruknya. Ambil baiknya, buang buruknya. Sesimple itu kita hidup. Masa lalu yang telah berlalu, tak usah dibahas, untuk sekarang, beralihlah pada masa depan yang tengah menunggumu disana.

Masa lalu hanyalah sebuah pelajaran di masa yang akan datang. Bahwa kita harus berbuat baik dan menjadi lebih baik dari masa lalu.

***

Tangerang, 31 Mei 2020

Jangan Lupa Vote dan Komen

Kritik dan saran

Jangan lupa utamakan kewajiban.

Salam sayang

Aliya

Sumber: @muslim.or.id


Muhasabah Cinta [SUDAH TERBIT!]Where stories live. Discover now