Kambuh Yang Tak Diinginkan (Curiga)

380 48 6
                                    

(Typo bertebaran!!)

Pelajaran sedang berlangsung, tetapi hal yang tak terduga dan tak diinginkan terjadi.

"Aws,sakit banget pinggang gue", batin Afisan seraya memegang pinggangnya.

"Biasanya kambuh ga pernah kek gini", lanjutnya.

Keringat dingin membasahi wajah tampannya. Dia berusaha tak membuat siapapun tahu kondisinya, termasuk Rara teman sebangkunya, dan tiba tiba....

Brukk!!,Afisan terjatuh pingsan.

"Afisan!!", pekik Rara membuat semua orang menoleh kearahnya.

"Astaga, Afisan kenapa ini. Rara kenapa Afisan bisa pingsan?", tanya Bu Ela yang sedang mengajar.

"Ga tau bu, tiba tiba dia udah pingsan", ucap Rara seraya memangku kepala Afisan.

"Hey, kalian ga ada niat mau bantu?", ucap Bu Ela dan tak di indahi oleh semua orang.

Irwan POV

Irwan ditugaskan untuk meminta absen kelas XI dan XII, dan dia sengaja membawa Fildan bersamanya agar tak kesepian.

"Kelas X kagak Wan?", tanya Fildan.

"Enggak, emang kenapa?", tanya Irwan balik.

"Gue pengen tau kelasnya Afisan nih", ucap Fildan.

"Yaudah sekalian aja, kita kan keantor, nahh kantornya lewat kelas Afisan, kuy", ucap Irwan dan diangguki Fildan.

Mereka melintasi kelas Afisan, namun terdengar suara Bu Ela dari dalam kelas itu.

"Kalian merasa jijik hah?!, Afisan ini teman kalian", ucap Bu Ela membuat Irwan melihat apa yang terjadi di dalam kelas itu.

"Astaga, Afisan!!", pekik Irwan membuat semua atensi beralih ke dirinya, dan Irwan langsung mendekati Afisan diikuti Fildan.

"Afisan bangun", ucapnya seraya menepuk pelas pipi Afisan.

"Ini kenapa bisa pingsan gini Ra?", tanya Irwan pada Rara.

"Ga tau bang, tiba tiba dia udah pingsan gitu aja", ucap Rara.

"Dhan, lu telfon Pak Beni suruh dia jemput kita, kita bawa Afisan kerumah sakit", ucap Irwan.

"Iya Wan, bentar", ucap Fildan lalu meninggalkan kelas sebentar.

"Kalian semua brengsek tau ga hah?!, orang lagi butuh bantuan dan kalian semua ga mau bantu. Gue kecewa sama sifat kalian yang kaya gini, kalau sempat terjadi apa apa sama Afisan, kalian habis sama gue", ucap Irwan lalu mengangkat tubuh adiknya yang kini kian meringan.

Sepeninggalan Irwan yang membawa Afisan keluar, kelas menjadi riuh kenapa begitu paniknya Irwan.

"Sudah, sekarang kita lanjutkan pelajaran", ucap Bu Ela membuat semua siswa duduk rapi.

"Kenaoa begitu paniknya Bang Irwan sama Afisan, ada hubungan apa mereka berdua", batin Rara.

"Kesekian kalinya si Irwan begitu perhatiannya ke Afisan, gue harus cari tahu apa hubungan mereka", batin seseorang lainnya.

Setelah Fildan menelfon Pak Ben, Irwan langsung Membawa Afisan ke RS. Afisan sudah ditangani dokter, mereka hanya menunggu saja.

"Den, bapak udah nelfon nyonya, kata nyonya dia lagi diperjalanan", ucap Pak Ben dan mendapatkan anggukan dari Irwan.

"Wan, kenapa sama Afisan. Tadi wajahnya pucet banget keringet dingin lagi", ucap Fildan serah bertanya.

"Afisan sakit gagal ginjal, dan itu udah lama sejak dia umur 7 tahun, tapi karena suatu hal yang gue pun ga tau apa itu Afisan dipindahkan ke Malaysia, awalnya gue marah karena kondisi Afisan yang sedang sakit. Tapi apa yang bisa gue lakuin, dulu gue hanya bisa nangis dan nolak dan itu pasti ga akan didengarkan, tapi waktu itu Dady bilang kalau itu semua demi kebaikan Afisan", jelas Irwan panjang lebar.

DON'T LEAVE ME ALONE (END✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang