Bab 7

3.7K 130 0
                                    

Sekarang aku sudah sampai di rumah. Aku disambut oleh mama dan adikku, dan kalau papa ku sudah menyambutku  dari tadi waktu aku sudah sampai di gang rumah karena beliau yang jemput, kata papa sih ya anak gadis nggak boleh jalan sendirian, ntar diculik om-om. Ya deh pa, bisa aja. Hehehe

Dan aku mulai cemberut ketika mama senyum kearah aku, dan aku udah ngerti deh arti senyumannya mama. Aku langsung masuk ke kamar dan mengunci pintu, biar nggak di ganggu mama dan ceritanya aku lagi ngambek.

"Hara, keluar dulu nak, makan. Kamu belum makan malam kan?" mama kayaknya lagi di meja makan deh nyiapin makanan. Aku pengen bantu, tapi kan sekarang ceritanya aku lagi ngambek.

"Nggak mau ma, Hara belum lapar" aku pun menyumpal telinga ku dengan headphone dan menaikkan volume biar nggak dengar suara mama yang manggil agar aku keluar buat makan.

Tapi sepertinya aku nggak sanggup deh ngambek lama-lama kek gini ke mama, nggak tegaan aja gitu. Tapi aku keluar nggak ya? Takutnya ntar mama nyinggung perihal baju-baju syar'i lagi. Tapi setelah berpikir, aku memutuskan untuk kembali menghidupkan musik dan bermain handphone.
000

"Pa, Hara kok belum keluar ya? Atau dia ketiduran kali ya?" tanya Heti, mama Hara.

"Dia pasti lagi ngambek soal baju-baju syar'i yang selalu kamu singgung akhir-akhir ini sama Hara. Heti, kalau Hara nya nggak mau, ya jangan di paksa Heti. Suatu saat dia bakalan berubah sendiri kok. Jangan dipaksakan. Iya aku tau kalau organisasi nya sendiri yang bikin peraturan seperti itu. Tapi kan dia bisa pake rok yang biasa saja, nggak perlu baju syar' i gitu" Ridwan, papa Hara memberikan pengertian kepada mama Hara agar tidak memaksakan keinginannya kepada Hara. Karena ia tahu, kalau Hara anaknya nggak suka dipaksa, kalau dia mau berubah, pasti dia bakalan berubah dengan niat yang terpancar dari dalam hatinya.

"Iya deh Pa, nanti mama coba ngomong sama Hara, kalau dia nggak mau pake baju yang begitu, nggak apa apa juga" Heti mencoba untuk tidak memaksakan kehendaknya kepada Hara, dan Ridwan hanya bisa tersenyum dan melanjutkan makannya.

000
Kreek,
Hara mendengar suara pintu yang dibuka, tapi dia tak menghiraukan bunyi tersebut dan melanjutkan membaca novel online nya. Suara langkah kaki yang mendekat, membuat Hara harus menghentikan kegiatannya dan melihat ke arah asal suara. Disana, Mama nya, Heti, melangkah ke arahnya dengan senyuman yang terlukis di wajahnya. Tapi lain dengan Hara, yang menatap datar mama nya dan menghela nafas dengan kasar. Ada rasa bersalah yang terbit di hati Heti, dia sadar kalau ini memang kesalahannya, tidak seharusnya dia memaksakan kehendaknya kepada Hara, karena ia sadar kalau Hara sekarang sudah besar dan apapun tujuan hidupnya, Hara lah yang menentukan.

Lalu Heti  duduk diranjang Hara yang tersisa sedikit ruang untuk duduk. Heti melihat ke anaknya yang kini sudah tumbuh besar dengan paras yang cantik.

"Assalamualaikum anak mama" Heti memulai obrolan dan melihat reaksi anaknya. Hara mendengar salam dari mama nya, tapi ia memilih untuk pura-pura tidak mendengar dengan headphone yang masih melekat di telinganya. Padahal headphone itu sudah ia non aktifkan sejak mama nya duduk di ranjang nya. Tapi karena masih ngambek, Hara memutuskan untuk tidak mengacuhkan panggilan mamanya.

"Assalamualaikum Harasyifa Aulia" Heti mengulang kembali salamnya.

"Waalaikumsalam, ma" dan akhirnya Hara menjawab salam dari mamanya.

"Mama mau ngomong sesuatu sama kamu, boleh nak?" Heti menyentuh tangan anaknya dan menunggu respon dari Hara. Tapi sama dengan kejadian tadi, Hara tidak mau menjawab pertanyaan mamanya. Heti hanya bisa menghela nafas dan kembali bicara,

"Anak mama yang dulu kecil, imut, pipi gembul, sekarang dah gede ya. Cantik lagi. Mama nggak nyangka kalau waktu berjalan cepat seperti ini. Soalny yang masih mama ingat, kamu itu anak kecil yang menggemaskan dan selalu nangis kalau keinginannya nggak dituruti" Heti menatap wajah anaknya yang menatap lurus ke depan, enggan menatap wajah mamanya yang sedang menatap wajahnya saat ini.

Presiden Mahasiswa [COMPLETED] Where stories live. Discover now