chapter 19

1.7K 155 1
                                    

Vote nya jangan lupa
.
.
.

Seokjin menatap jam dinding didalam ruangan nya, waktu terus berjalan dengan cepat tanpa bisa dicegah.
Seokjin membuang nafas panjang,dia terlalu lelah dengan jalan hidup nya.
Kenangan bersama Namjoon sudah terlewat 5 tahun yang lalu, menurut seokjin itu adalah masa lalu, tidak ada lagi yang tersisa.
Kenangan akan hadir nya seorang Namjoon tidak ingin seokjin hapus dari pikirannya, menurut nya kenangan itu adalah kenangan cinta nya yang indah dan menyakitkan secara bersamaan.

Seokjin melihat handphone nya yang sejak tadi bergetar di atas meja kerjanya.

'Annyeong Hyung bagaimana kabarmu di Daegu? Aku sangat merindukanmu'

Seokjin tersenyum mendengar suara dari sebrang sana.
Itu suara Jungkook, seokjin sangat merindukan bocah itu.bagaimana dulu Jungkook yang selalu bersikap sekenanya di ruang pribadi nya, bagaimana cara Jungkook mengacuhkan nya karena game.

"Nee.kabarku baik kook.bagaimana kabarmu, Taehyung dan Kim Junior?" Jungkook terkekeh mendengar ucapan seokjin.

"Hyung Taehyung baik,putra ku juga baik.dia semakin lincah saja" seokjin terkekeh senang,ia ingat saat tiga tahun lalu seokjin tidak bisa datang ke acara pernikahan Jungkook dan Taehyung.

"Aku ada rencana untuk menemui mu Minggu depan Hyung, Taehyung dan putraku akan kubawa juga.ah,Jimin Hyung, Yoongi Hyung dan putri mereka juga akan ikut menemuimu"
Seokjin tersenyum senang.

"Sekarang aku dokter yang sibuk."

"Ya aku tahu sekarang kau pemilik rumah sakit terbesar di Daegu"

"Permisi dokter ada pasien yang harus diperiksa sekarang juga"

Seorang suster berhasil mengalihkan perhatian seokjin.

"Nee aku akan datang sebentar lagi"
Suster mengangguk mengiyakan.

"Baik kook aku harus memeriksa pasien ku"

"Nee Hyung"

'Tut Tut Tut'

Seokjin bergegas pergi menuju ruang UGD untuk menemui seorang pasien yang katanya jatuh dari sepeda motor.

"Dokter luka di lutut nya lumayan parah,kita harus menjaitnya atau darah nya terus keluar"

"Berikan bius nya pada ku" dengan gesit seorang suster memberikan suntik yang sudah diisi oleh bius.

"Seok..jin"

'Deg'

Jantung seokjin terasa seperti berhenti berdetak,tangan nya yang memegang suntik bergetar.

"Tu-tuan Kim?"

"Kau... seokjin kan?" Lirih pria tua lusuh yang sedang berbaring di ranjang rumah sakit.

"Nee.kenapa tuan ada disini?" Tanya seokjin dengan suara bergetar.

"Aku mencari mu selama ini.aku ingin meminta maaf pada mu dokter seokjin" tuan Kim berusaha bangkit dari tidurnya mencoba meraih lengan seokjin.

"Jangan banyak bergerak.kakimu harus aku tangani." Seokjin kembali membaringkan tubuh tuan Kim.

"Ayo cepat"perintah seokjin menatap kedua suster yang berada di dalam satu ruangan dengan nya.

Setelah setengah jam berlalu akhirnya pekerjaan seokjin selesai.

Seokjin bergegas keluar dari ruang UGD namun tuan Kim menggenggam tangan nya.

"Seokjin.maafkan aku.aku selalu berusaha menjauhkan mu dengan Namjoon" lirih tuan Kim merasa bersalah.

"Tidak apa-apa tuan kim,itu sudah menjadi masalaluku.tapi bagaimana kau bisa ada di Daegu?" Seokjin menatap penampilan tuan Kim aneh, tidak mungkin seorang pengusaha sukses berpenampilan lusuh seperti ini kan?

"Aku bangkrut.wanita itu menipuku, keluarga Lee menjebak ku.aku datang mencari mu kesini untuk meminta maaf secara langsung pada mu"
Seokjin menundukkan kepalanya mendengar penjelasan tuan Kim.

"Lalu rumah sakit medical Kim?"

"Aku menyuruh Jong-in untuk terus mengelola nya dan dokter hoseok masih menjadi dokter terbaik di sana" seokjin tersenyum kecil mendengar nama sahabat jauh nya. Wajah seseorang tiba-tiba terbayang di benak seokjin, senyuman nya pudar dalam sekejap.

"Bagaimana dengan... Namjoon?" Tanya seokjin penasaran.
Tuan Kim memalingkan wajahnya merasa hina.

"Aku tidak tahu.setelah kejadian itu aku tidak ingin menemui nya,aku merasa berdosa sudah melakukan hal buruk padanya"
Seokjin bangkit dari duduknya,ia menyelimuti tuan Kim.

"Tidurlah."

"Seokjin kau mau memaafkan ku kan?" Seokjin mengangguk mengiyakan.

"Semua itu sudah masalaluku tuan, aku sudah memaafkan kalian"
Tuan Kim terisak, bagaimana bisa ada seseorang malaikat seperti seokjin?
Dengan bodohnya dulu dia melukai seokjin dan menghina keluarga seokjin, tapi lihatlah siapa sekarang yang hina?

"Terima kasih.seandainya aku melakukan hal baik di sisa hidupku" seokjin tersenyum,ia membungkukkan tubuhnya sembilan puluh derajat lalu pergi dari ruangan UGD.

🐨

"Dokter seokjin, sejak kemarin ada data pasien yang belum dokter cek.ini sudah dua hari yang lalu, keluarga pasien terus meminta agar dokter menangani pasien ini" seokjin meraih map berwarna merah yang disodorkan suster kepada nya.

"Terima kasih, kau boleh kembali bekerja"

"Baik"

Seokjin membuka map yang berisi biodata seorang pasien.

"RM?" Seokjin mengernyit membaca nama yang tertera disana,siapa orang yang mau memiliki nama aneh seperti itu?

Pasien tersebut butuh donor mata, usianya masih dibilang muda untuk warga negara Korea Selatan,tiga puluh tahun. Tapi golongan untuk matanya langka, jarang ada yang memiliki donor ini.

Seokjin menekan tombol satu pada telepon kabel di atas meja kerjanya.
"Siapkan ruang operasi untuk Minggu depan,kita akan melakukan operasi mata Minggu depan, cari donor mata yang cocok untuk pasien bernama RM"

'dok kita sudah menemukan donor nya'

"Mwo? Secepat itu?"

'nee,ada seseorang pria tua baik hati yang bersedia mendonorkan matanya,dia memiliki penyakit jantung tapi matanya 85 persen sehat.'

"Aku ingin bertemu dengan pendonor nya."

'dokter baru saja menemuinya di ruang UGD, pria yang baru saja kita tangani itu pendonor nya'

'deg'
Jantung seokjin berdetak dua kali lipat, kenapa tuan Kim melakukan hal ini?

'Seandainya aku melakukan hal baik disisa hidup ku'

Ucapan itu terngiang di benak seokjin.jadi ini yang dimaksud tuan Kim dengan melakukan hal baik di sisa hidupnya?

MINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang