05

184 29 5
                                    

Dentingan garpu dan sendok memenuhi ruangan besar yang tengah diisi oleh satu keluarga kecil,keheningan begitu jelas tercipta di ruangan ini,pandangan mata mereka pun hanya tertuju pada piring dihadapannya,entah kenapa suasana ruangan terkesan kaku dan dingin, tidak seperti keluarga pada umumnya selalu diisi dengan gurauan dan kehangatan.

"jungseob kau harus bisa membujuk klien dari luar negri itu, kau taukan jika mereka mau bergabung maka sangat besar keuntungan nya bagi perusahaan kita"sang kepala keluarga pun memulai percakapan

Seraya menarik nafas berat jungseob pun hanya bisa pasrah dan menuruti kehendak sang ayah"baik yah, aku usahakan"

"jinwoo,kau harus rajin belajar dan ayah akan mengirimkan tutor pribadi yang lebih baik lagi untukmu, ingat targetmu adalah ke luar negri"

"tapi ayah, aku mau bersekolah disini saja, toh sekolah di sini juga banyak yang bagus yah, aku mau satu sekolah dengan jeongin hyung"bantah sang anak yang bernama jinwoo

"tidak, sekolah itu masih kalah bagus dengan sekolah di luar negri, jangan membantah dan ikuti saja kata ayahmu ini"

"baiklah yah"ucapnya sedikit memelas

"dan kau jeongin,ada apa dengan mu akhir akhir ini?, aku mendapat laporan kalau kau berprilaku buruk disekolah"

"aku sudah selesai makan"setengah berdiri, jeongin merasa enggan untuk menjawab pertanyaan yang disuguhi  ayahnya

"jeongin..apa ini tata krama mu kepada orang tuamu ha, kau lihat dirimu,sudah mulai membantah dan tidak mau menuruti orang tuamu lagi"

"aku sudah besar dan biarkan aku menentukan masa depanku dan bagaimana caraku untuk bertindak, berhenti mengatur karna aku tidak mau hidupku seperti jungseob hyung dan jinwoo"

"apa maksudmu?"

"cih,apa ayah tidak menyadarinya ha? Apa ayah berpikir kami bahagia dengan cara mu memperlakukan kami, lihat jungseob hyung, apa ayah pikir dia bahagia dengan jabatan yang ayah bebankan padanya?dan apa ayah pikir jinwoo bahagia dengan sejumlah guru private yang kau bayar mahal untuk mengajarinya? "

"tentu saja, aku melakukan itu untuk masa depan kalian"bela sang ayah dengan intonasi yang sedikit naik

"tidak, kau seperti ini hanya untuk dirimu sendiri, kau memperalat kami,kau membuat kami seakan akan hidup dan tumbuh seperti dirimu, pria yang gila harta"

Plak

Sebuah tamparan keras mengenai pipi jeongin,pelakunya adalah seorang wanita yang sedari tadi diam dan sibuk melihat pertengkaran yang tengah terjadi.

"jeongin,pergi!"titah sang wanita dengan mata yang mulai memerah menahan amarah

"aku memang hendak beranjak dari tempat kotor ini sedari tadi, tapi dia suamimu yang menahan ku"

"ayah, ibu berhenti membentaknya "lerai jungseob sebagai anak tertua

"jeongin kau dengar, kalau sikapmu tetap tidak berubah, aku dan ayahmu tidak akan tinggal diam dan berhenti berteman dengan kim seungmin, sepertinya kau menjadi brengsek sejak berteman dengan dia"

"berhenti mengurusi hidupku dan ingat, jangan pernah sebut nama temanku dengan mulutmu"

Jeongin segera berlari menuju kamarnya diikuti langkah kaki sang kakak yang mengejarnya.

Tubuhnya menghempas ke atas kasur seraya memegangi kepalanya yang tengah berdenyut seakan dihantam benda kasar.

"jeongin kau tak apa"teriak cemas sang kakak mendekatinya

"aaarghhh"tarikan pada rambutnya semakin keras disertai dengan air mata yang mengalir di kedua matanya,bibirnya terlihat bergetar dan tak henti hentinya berteriak menahan sakit.

Straykids StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang