11

266 28 3
                                    

Waktu masih menujukkan pukul 10:00 pagi,para guru pun masih betah menerangkan pelajaran diikuti oleh siswa yang tampak tengah menyimak pembicaraan dari gurunya,terkecuali lee felix yang saat ini tengah sibuk mengatur matanya agar tak terpejam,dirinya merasa mengantuk luar biasa kendati sang guru yang tampak sedang mendongeng dimatanya,tak sedikitpun pembelajaran masuk ke otaknya,untaian panjang penjelasan dari sang guru tampak seperti mantra ajaib yang diucapkan dalam bahasa aneh bagi felix yang berhasil membawa nya dalam rasa bosan dan kantuk.

"lee felix, ikut ke ruangan saya!"bak diserang badai,satu kalimat terakhir dari sang guru sebelum meninggalkan ruangan berhasil membuat felix tersentak dan terjaga, memaksa nya untuk berdiri,melangkahkan tungkainya mengikuti langkah kaki sang guru,dan berhenti tepat dihadapan gurunya yang telah terduduk di sebuah kursi kerja miliknya.

"kamu tahu kenapa aku memanggilmu kesini"guru tersebut mulai bersuara seraya memperbaiki kacamata nya yang tengah merosot di batang hidungnya

"tidak bu"balas felix seraya menggelengkan kepalanya

"felix,apa ada yang merundung mu di kelas?katakan pada ibu jika ada yang menyakitimu"

"tidak bu, terimakasih telah menghawatirkanku"felix tak sepenuhnya berbohong, tapi dia juga tak sepenuhnya berkata jujur,teman sekelasnya tidak merundungnya dan tidak pula bertingkah baik pada nya,melainkan mereka memilih tak acuh pada kehadiran felix

"syukurlah,aku mengkhawatirkan mu karna kamu selalu terlihat sendirian"ucap gurunya seraya menarik nafas dalam sebelum menambah kalimatnya yang masih belum selesai "maaf kalau ibu harus mengatakan ini felix,tapi sepertinya kamu terancam dikeluarkan dari sekolah karna tak kunjung membayar biaya sekolah 6 bulan terakhir ini"
.
.
Felix tersenyum kecut,dia sudah mengira akhirnya akan jadi seperti ini,tapi dikeluarkan ditahun terakhir sekolah membuatnya merasa kesulitan apalagi mengingat hari kelulusan tinggal menghitung bulan.
Setelah mengakhiri pembicaraan dengan gurunya,felix mendudukkan dirinya disebuah kursi besar tepat di depan lapangan basket,melamun memikirkan perkataan gurunya seraya menatap laju bola yang tengah digiring kawanan pemain,dan menatap kumpulan suporter yang berteriak keras seakan bisa merusak pita suaranya dan membuat mereka bisu seketika.

Lamunan nya terhenti kala bola menggelinding dan berhenti tepat di depan sepatunya namun tak berniat mengambil dan kembali menyerahkan bola,felix tetap terdiam menatap bola dihadapannya hingga sepersekian detik,seruan datang dari salah satu pemain "bodoh,cepat lempar bolanya kesini"teriak soobin,seorang kapten basket yang terkenal sangat populer di kalangan wanita.
Felix segera mengambil bola dihadapannya dan melemparnya ke sembarangan arah, menyebabkan arah bola semakin jauh. Merasa dipermainkan soobin merasa marah,berjalan kearah felix dengan wajah yang terlihat memerah disertai kepalan tangan yang siap dilayangkan.

"brengsek"teriak soobin disertai dengan laju tangan nya yang mengarah tepat didepan wajah felix,membuatnya terhuyung ke kesamping dan berhasil menyentuh tanah.

Felix mencoba bangkit memilih untuk pergi meninggalkan kerumunan yang hanya menonton pertengkaran yang tengah terjadi, ingin rasa nya membalaskan pukulan yang telah diberikan padanya, namun felix mencoba menahan amarahnya tak mau terjerat masuk dalam daftar buku kasus yang terpampang jelas di ruangan kepala sekolah.

"apa karna ini kau dibuang orang tuamu? Karna kau bodoh? "kembali soobin dengan amarahnya yang membuncah melontarkan kalimat yang sangat menyinggung bagi felix.

Langkah felix terhenti,memejamkan matanya kasar dan mencoba mengatur nafasnya,bibirnya tertutup rapat menolak  membalas cibiran soobin, pun kakinya kembali melangkah menjauh.

"pianis!!"

Satu kata dari soobin berhasil membawa felix membalikan tubuhnya,berjalan cepat ke arah soobin, seakan tak bisa lagi menahan amarahnya, felix membubuhkan pukulan keras di sertai teriakan,bahkan matanya sudah memerah menandakan dia sudah tak bisa lagi mengontrol emosinya.felix tak henti hentinya menghujamkan pukulan bertubi tubi, membuat soobin kewalahan melindungi tubuhnya.

Pertengkaran terhenti ketika salah satu guru kedisiplinan datang dan melerai mereka,memaksa mereka masuk dan memberi keterangan di depan para guru.

"felix, soobin apa sekolah ini ajang perlombaan untuk adu kekuatan?"guru yang berhasil melerai mereka membuka suara dengan nada tinggi menekan

Mereka hanya membisu tak berniat memberi jawaban.

"jadi apa masalahnya? "kembali guru itu bertanya

"dia yang memulainya"tuduh soobin diikuti bola mata nya yang bergerak menatap felix

"tapi dia yang memukulku terlebih dulu"sergah felix memberikan pembelaan

Seraya menghela nafas berat sang guru kembali bersuara "kalian tahu ini tahun terakhir kalian bersekolah disini,dan kalian memberi kesan yang buruk hari ini,kalian harus dihukum,panggil orang tua kalian kesini"

"orang tuaku tak akan datang"ucap felix dengan nada menurun

"tentu saja kau kan dibuang, mana mungkin orang tua mu datang"soobin

"Soobin!,tak sepantasnya kau bicara seperti itu"bentak gurunya dengan nada meninggi

"baiklah kalau begitu aku akan memberikan hukuman untuk kalian, satu minggu ini kalian jadi petugas kebersihan disekolah"

.
.
Lee felix,melangkahkan kakinya pelan dengan wajah yang sedikit tertunduk,setelah insiden tadi felix semakin dibuat kesal dengan tingkah soobin,hubungan mereka pun semakin keruh,siapa sangka jika sosok soobin pernah menjadi teman baiknya,membuatnya betah berbagi cerita tentang sisi kelamnya,namun entah sejak kapan soobin mulai menjauh dan berkata bahwa dia mulai membenci felix,hingga sekarang hubungan mereka tak kunjung membaik.

Felix berhenti dan setengah tersenyum melihat jisung yang tengah menggoda pejalan kaki agar tertarik dan membeli produknya.

"jisung!,minho hyung!"sapa felix mendekati jisung dan minho

"felix,,kau kenapa kesini? "

"kenapa? Apa salahnya aku kesini?,apa aku mengganggu? "

"tidak, hanya saja kau tak biasanya ke sini sepulang sekolah,tunggu..ada apa dengan wajahmu"tanya jisung berteriak histeris dihadapan felix

"hei berhenti bersikap berlebihan,aku hanya terjatuh"

"terjatuh? Kau pikir aku bodoh?jelas sekali memar mu itu bekas pukulan,apa kau bertengkar? "

"apa masalahnya kalau dia bertengkar?"cicit minho

"tentu saja salah, dia lee felix,dia orang tersabar yang pernah kutemui"jisung

"itu artinya kesabaran nya sudah habis bukan"minho

"sudahlah,berhenti berdebat, aku sudah tak apa,aku akan menunggu kau selesai bekerja"felix

"felix,ayolah cerita padaku hm,siapa yang berani membuat wajah mu bertambah jelek begini"canda jisung

"kau bilang apa?"felix menatap tajam ke arah jisung

"sudah,kalau kalian mau bertengkar nanti saja,aku akan jadi wasitnya"ikut minho

"hyung,boleh juga tuh"ucapnya serempak seraya tertawa

.
.
.

Hai gaes mampir di story baru aku kuy :)

17 juli 2020

Hnghjxx

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Straykids StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang