Part 01

38.7K 2.1K 452
                                    

"Hari ini kamu mendekat, besok kamu akan mati."
~Damar Ravendra~

Yang sedang membaca cerita ini, maaf ya, aku Republish. Karna ada beberapa yang aku rapikan. Tapi, secepatnya aku up sampai tamat kok. Dan jangan lupa menabung, ya! Karna cerita ini akan segera terbit^^

Happy Reading❤

Damar Ravendra, seorang laki-laki yang menjalankan hidupnya penuh dengan kegelapan dan kekerasan. Hidup sebatang kara di apartemen miliknya jika kalian bertanya di mana orang tuanya, orang tuanya sangat membenci dirinya sejak Damar masih kecil di karenakan Damar hanyalah seorang anak yang di asuh dari panti asuhan pada saat orang tuanya belum dikaruniai seorang anak. Tetapi, setelah mereka sudah mempunyai anak kandung Damar di buang begitu saja seperti sampah yang berada di jalanan.

Damar sangat di takuti di sekolahnya. Bahkan, untuk mendengar namanya saja tidak ada yang berani. Dengan tatapan elangnya, rahang yang tegas, telinga memakai anting berwarna hitam, hidung mancung dan kulit putih membuat para wanita terkagum-kagum melihatnya. Namun, mereka masih memilih untuk hidup nyaman dari pada menyatakan cintanya yang berakhir dengan kematian.

Di sini lah Damar berada, di ruangan serba hitam duduk di sofa berwarna abu-abu menatap seorang laki-laki yang ingin mengakui kesalahannya.

"Dam, gu-gue,"

"Ngomong yang jelas!" ketus Damar memotong pembicaraan laki-laki itu dengan menatap tajam melalui tatapan elangnya.

"Gu-gue yang rusak rem mobil Airin, gu-gue,"

"Ngomong apa lo barusan?" Damar langsung berdiri dan mendekat kearah laki-laki itu.

"Gu-gue disuruh sama Candra di-dia bilang---"

Damar menggertakan giginya dan mencengkeram kerah baju laki-laki itu.

"GUE BILANG LO NGOMONG APA HAH!!" teriak Damar.

"Ma-maaf Dam, gu-gu-gue terpaksa," sesal laki-laki itu dengan menunduk tidak berani menatap Damar, jika hari ini adalah hari terakhir ia hidup maka akan ia terima karena ini kesalahannya.

"LO GAK TAU SIAPA GUE HAH!!" marah Damar hingga wajahnya memerah hingga memperkuat cengkramannya membuat laki-laki itu kesulitan bernapas.
Sudah cukup, Damar tidak bisa lagi menahan emosinya hingga Damar melempar laki-laki dihadapannya dengan sangat kasar.

Brakk

"Brengksek!"

Bugh

Bugh

"GUE MINTA LO JAGAIN AIRIN BUKAN BUAT CELAKAIN DIA BANGSAT!" Damar terus-menerus memukuli laki-laki itu.

"ARGHH, ma-maaf Dam gu-gue terpaksa uhuk," laki-laki itu meringis kesakitan hingga mengeluarkan darah dari mulut dan hidungnya namun Damar sama sekali tidak merasa kasihan padanya.

"MAAF? LO BILANG MAAF? GAK GUNA ANJING!" teriak Damar.

Damar terus memukuli laki-laki itu hingga terluka parah, seluruh wajahnya sudah berdarah bahkan tubuhnya terasa sangat sakit entah berapa kali Damar melempar tubuhnya.

"INI AKIBATNYA KARNA LO UDAH BERANI KHIANATIN GUE!"

Brak

Bughh

Napas Damar tidak beraturan, bahkan wajahnya semakin memerah dengan keringat bercucuran diseluruh wajahnya.
Damar mengeluarkan pisau yang ada disaku celana kanannya dan mengeluarkan sebuah pistol dari saku kirinya dan mendekat kearah laki-laki tadi.

Psychopath Damar [SUDAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang