Part 04

15.7K 1.3K 73
                                    

Fino membawa Alea keluar dari kantin dan pergi menuju taman yang berada disamping sekolahnya, mereka duduk dibawah pohon besar yang berada ditengah-tengah taman.

"Gue minta maaf atas sikap Damar ke lo, dia emang kayak gitu sama cewek tapi sebenernya dia baik kok," ujar Fino menoleh kearah samping kirinya.

Alea mengangguk paham. "Iya gppa kok."

"Btw lo berani banget sama Damar, selama gue berteman sama dia gak ada tuh cewek yang berani lawan dia," ujar Fino.

"Buat apa takut sama dia, lagi pula sama-sama makan nasi kan?" ucap Alea membuat Fino tertawa kecil.

"Tapi yang harus lo inget, Damar lebih kejam dari yang lo kira. Gimana pun juga lo harus hati-hati."

"Eh iya gue Fino." Fino mengulurkan tangannya dan dibalas oleh Alea.

"Gue Alea."

"Gue udah tau kok," ucap Fino.

"Kok bisa?" Alea mengerutkan dahinya.

"Siapa sih yang gak kenal cewek secantik lo," goda Fino.

Alea terkekeh. "Gombal."

"Lo udah berapa lama berteman sama Damar?" tanya Alea.

"Gue kenal sama Damar sejak kita SMP, waktu itu gue disekolah dijadiin bahan bully an bahkan gak ada yang mau berteman sama gue, tapi Damar dia jadi pelindung gue saat itu dan sampai sekarang kita berteman," tutur Fino.

"Lama juga ya?" kata Alea.

"Iya lumayan," ucap Fino

"Eh lo kelas apa sih?"

"XII MIPA 2, lo kelas XII MIPA 1 kan?" tanya Fino.

Alea mengangguk. "Lo banyak tau tentang gue ya?"

Fino terkekeh mendengar ucapan Alea. "Gue kan salah satu fans lo."

"Wah akhirnya fans gue nambah." Alea dan Fino hanya tertawa kecil.

"Gue denger-denger lo jago main basket ya?" ucap Fino.

"Ya gitu deh." Alea menyengir.

"Gue juga suka main basket, boleh dong kapan-kapan kita main bareng?" tawar Fino menaikkan sebelah alisnya.

"Tentu."

"Ya ampun Al gue cariin ternyata lo malah berduaan sama cowok disini," ucap Dira menatap Alea dan Fino bergantian.

Setelah kejadian di kantin Farah dan Dira memang menyusul Alea, mereka kembali ke kelasnya tetapi tidak ada Alea disana, dan ternyata Alea berada ditaman bersama dengan Fino.

"Yaudah gue cabut dulu ya Al," pamit Fino dan dibalas anggukan oleh Alea.

"Ya ampun Alea, Alea, Alea. Lo gila Al, lo bener-bener gila!" ujar Farah.

"Kenapa sih?" tanya Alea.

"Lo masih nanya kenapa??!! Al orang yang lo lawan tadi itu Damar, Damar Al," geram Farah.

"Lo berantem sama Damar sama aja lo buka gerbang kematian buat lo Alea," lanjutnya.

"Lo bener-bener gak waras Al, gue gak tau apa rencana Damar setelah lo lawan dia tadi," kata Dira menatap khawatir Alea, karena setelah apa yang dilakukan Alea, Dira yakin Damar tidak akan diam saja.

"Farah, Dira kalian tenang aja, oke? Gue bisa jaga diri gue sendiri jadi kalian gak usah khawatir kayak gitu," tutur Alea menatap kedua sahabatnya.

"Terserah lo deh Al gue bingung harus berapa kali ngasih tau lo," ucap Farah.

"Lagian apa sih yang ditakutin dari Damar? Selama kita masih sama-sama makan nasi ngapain takut?" ujar Alea.

"Alea ini bukan masalah kita sama-sama makan nasi, tapi masalahnya dia bisa bunuh orang yang artinya dia bisa aja bunuh lo," jelas Dira.

"Inget Al, Damar gak pernah pandang siapa pun musuhnya, sekalipun itu cewek," lanjut Dira.

"Gue gak takut sama dia, karna gue yakin Damar gak akan bisa bunuh gue" jawab Alea.

"Kenapa lo bisa seyakin itu kalo Damar gak akan bunuh lo?" tanya Dira.

"Entahlah yang pasti ada perasaan yakin kalo Damar gak akan bunuh gue," tutur Alea.

"Eh Al tadi itu temennya Damar kan?" tanya Farah.

Alea mengangguk menanggapi pertanyaan Farah. "Iya kenapa?"

"Siapa namanya? Kalo diliat-liat dia manisnya juga ya," ujar Farah membuat Dira memutarkan bola matanya malas.

"Farah kita lagi panik, dan lo bisa-bisanya bahas cowok disaat keadaan kayak gini?" tanya Dira.

"Hehehe ya gue kan cuma nanya." Farah menyengir dengan wajah tidak berdosanya.

Saat mereka bertiga tengah berbincang ada seorang perempuan yang menghampiri mereka.

"Permisi, Kak Alea dipanggil Bu Mira disuruh ke ruang BK sekarang."

"Kenapa?" tanya Alea.

"Gak tau Kak, kayaknya karna masalah keributan yang di kantin tadi."

"Siapa yang udah laporin gue ke BK?"

"A-aku gak tau Kak, aku cuma disuruh Bu Mira buat panggil Kakak."

"Oke thanks, lo bisa pergi," ucap Alea dan menatap Farah dan Dira.

"Lo berdua, cari tau siapa yang udah laporin gue." Alea segera meninggalkan Farah dan Dira setelah dibalas anggukan oleh keduanya.

Tok tok tok.

Alea mengetuk pintu ruangan BK setelah ada suara yang mengijinkannya masuk, Alea membuka pintunya dan ternyata sudah ada Damar disana.

"Duduk Alea." Alea segera duduk disamping Damar keduanya saling menatap tajam.

"Kenapa kalian buat keributan di kantin?" tanya Bu Mira.

"Dia yang cari masalah Bu," jawab Alea.

"Enggak Bu, dia yang cari masalah duluan sama saya," balas Damar.

Alea menggeleng kuat. "Enggak Bu dia duluan yang--"

"Lo yang cari masalah sama gue," ketus Damar menatap tajam Alea.

"Sembarangan, jelas-jelas lo duluan yang--"

BRAK

"Saya panggil kalian kesini untuk menyelesaikan masalah kalian, bukan menyaksikan pertengkaran kalian."

"Sekarang saya tanya kamu Alea, kenapa kamu buat keributan di kantin? Kamu mau beasiswa kamu dicabut dari sekolah? Kamu tau kan salah satu syarat murid mendapatkan beasiswa murid tersebut sama sekali tidak boleh ada catatan buruk di BK," jelas Bu Mira.

Alea sudah menginjak kelas XII, bagaimana jika beasiswanya benar-benar dicabut, lalu jika Alea menceritakannya pada Arza-Kakaknya, Kakaknya baru saja mendapatkan pekerjaan setelah lama menganggur, belum lagi Kakaknya membiayai untuk makan sehari-hari tidak mungkin Alea menambah beban Kakaknya.

"Maaf Bu, saya mohon jangan cabut beasiswa saya ya Bu," ucap Alea menatap Bu Mira dengan tatapan memohon.

"Kamu masih beruntung karna ini pertama kalinya kamu masuk BK, jadi beasiswa kamu masih aman, tapi ingat Alea jangan coba-coba buat keributan lagi ini peringatan pertama dan terakhir buat kamu."

"Baik Bu," jawab Alea.

"Dan kamu Damar, baru minggu lalu kamu saya skors sekarang kamu buat masalah lagi? Gak capek kamu keluar masuk BK terus?" tanya Bu Mira menatap Damar namun Damar hanya diam tidak berkutik.

"Sekarang kalian minta maaf."
Alea dan Damar hanya menatap satu sama lain.

"Kalian gak denger? Minta maaf sekarang."

"Tapi Bu--"

"Minta maaf Alea, kamu juga Damar minta maaf sama Alea."

"Maaf," ucap Alea dan Damar bersamaan.

"Kalian boleh keluar sekarang."

Setelah dipersilahkan pergi Alea dan Damar berdiri untuk meninggalkan ruangan tersebut.

Psychopath Damar [SUDAH TERBIT] Where stories live. Discover now