Part 02

20.7K 1.5K 164
                                    

Seluruh murid SMA Gemilang tengah berkumpul di lapangan menyaksikan seorang laki-laki berkacamata bulat membawa bunga mawar yang sedang menyatakan cintanya pada salah satu siswi cantik yang ada di sekolahnya gadis itu bernama Alea Permata.

"Alea gue udah lama suka sama lo, lo mau gak jadi pacar gue?" tanya laki-laki yang dihadapan Alea dengan tatapan penuh harap.

"Wait-wait, cowok kaya lo ...." Farah, sahabat Alea meneliti penampilan laki-laki dengan memperhatikan dari kepala hingga ujung kaki dengan tatapan tidak percaya.

"Mau jadi pacar Alea? Lo gak punya kaca?" lanjut Farah dengan tersenyum sinis.

"Mending lo belajar jalan dulu tanpa kacamata, baru lo pikirin gimana caranya bisa dapetin Alea, ngerti? tambah Dira sahabat Alea yang memiliki sifat emosional yang sangat tinggi.

"Lo mau jadi pacar gue?" tanya Alea menatap laki-laki dihadapannya dan mengambil bunga mawar yang dibawa laki-laki tadi.

"I-iya Al."
Alea menganggukkan kepalanya membuat kedua sahabatnya dan laki-laki itu tidak percaya.

"Oke."

"Al lo gila?" Dira menatap heran Alea.

"Cowok kayak gini mau lo pacarin?" tanya Farah. Alea memberi isyarat dengan agar keduanya tidak bicara.

"Tapi dengan satu syarat," ucap Alea.

"Apa syaratnya Al? Pasti gue lakuin kok," jawab laki-laki itu dengan semangat.

"Lawan Damar saat jam istirahat kalo lo menang kita pacaran, tapi kalo lo kalah sorry kita gak bisa pacaran," terang Alea membuat seluruh murid tidak percaya, melawan Damar? Itu sangat tidak mungkin.
Damar sangat dikenal oleh kekejamannya, bahkan laki-laki itu tidak peduli lawannya seorang perempuan ataupun laki-laki.

"Jadi gimana? Lo sanggup?" lanjut Alea.

"Gue sanggup," kata laki-laki itu.

"Oke."

Alea dan kedua sahabatnya meninggalkan lapangan begitu pun dengan seluruh murid yang menyaksikan kejadian itu.

"Gila-gila lo the best Al, lo ngasih tantangan yang gak mungkin bisa dilakuin tuh cowok, parah sih" ucap Farah yang duduk dihadapan Alea dan Dira, Alea dan Dira memang duduk sebangku sedangkan Farah duduk didepannya bersama Yura, teman sekelasnya.

"Tapi nyali dia gede juga ya, dia sanggup nerima tantangan dari Alea walaupun dia tau gak mudah buat lawan Damar," sahut Dira.

"Ya mau gimana lagi, gue terpaksa lakuin itu kalian tau sendiri tipe pacar yang gue mau kayak gimana, walaupun gue gak tau sih Damar yang mana orangnya, tapi gak masalah lah," jelas Alea sambil memisahkan kelopak bunga mawar yang ia bawa tadi.
Alea memang tidak mengetahui seperti apa Damar yang sebenarnya, karena Damar memang jarang memperlihatkan dirinya di sekolah tetapi namanya sudah dikenal seantero sekolah.

"Tapi yang sering gue denger semua orang yang lawan Damar kebanyakan berakhir mati, ya paling nggak babak belur lah," tutur Dira.

"Serius lo?" Alea menatap kearah Dira.

"Lo kira gue lagi bercanda?" jawab Dira.

"Tapi kok dia bisa gak dipenjara?" tanya Alea.

"Karna Damar itu punya pengacara terkenal dari luar negri bahkan pengacaranya udah nyelesain banyak kasus, jadi Damar gak mungkin masuk penjara," jelas Farah.

"Gue jadi pengen ketemu Damar," tutur Alea tersenyum tipis.

"Lo pengen mati?" tanya Farah.

"Nggak lah, lo nyumpahin gue mati?" pekik Alea.

Psychopath Damar [SUDAH TERBIT] Donde viven las historias. Descúbrelo ahora