CHAPTER 7

298 43 6
                                    

|Please click ⭐ first|

***

"The First Storm"

***


"Bisa-bisanya kau mengkhianati pernikahan kita!"

Suara nyaring seorang pria yang seiring dengan gelegar petir di luar sana membuat seorang wanita yang tengah berdiri dihadapannya seolah tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Kau tidak percaya padaku?" wanita itu menahan tangis sementara suaranya terdengar gemetar. Ia mencoba melangkah lebih dekat ke arah pria yang sudah mendampingi hidupnya selama bertahun-tahun. Berusaha kembali meraih rasa percaya yang seolah telah lenyap dalam sorot mata yang kini terasa beku itu.

Pria itu telak menghentikan langkah istrinya dengan melemparkan beberapa lembar foto. Membuat fokus istrinya lantas tertuju pada lembar demi lembar foto yang menampar wajahnya yang justru meninggalkan rasa sakit di hatinya. Luka yang tak pernah ia rasakan sebelumnya, membuat hatinya terkoyak dengan rasa kecewa.

"Kau sudah melakukan apa saja dengan pria itu? Apa kau sudah tidur dengannya?" Pria dengan sorot mata yang mirip dengan Seung Gi itu merendahkan nada suaranya. Menyiratkan ia sendiri merasa berat untuk mengeluarkan pertanyaan hina itu. Pertanyaan yang menyakiti keduanya di tempat yang sama. Hati.

Wanita itu tak lagi bisa menahan ledakan air matanya. Ia tak bisa mengatakan apapun untuk membela diri karena ia tahu rasa percaya itu sudah lenyap diantara mereka. Apapun yang ia katakan hanya akan dianggap sebuah kebohongan, tak peduli bagaimana ia menangis dan meraung untuk mempertahankan rumah tangganya, selama rasa percaya itu telah lenyap diantara mereka, semuanya tak akan pernah lagi terasa sama.

"Kenapa diam saja? Kau sungguh melakukannya?!" Pria itu mulai tersulut emosi dan kembali meninggikan suaranya, "Pergi kau dari sini. Pergi sana ke pria itu!"

Wanita yang hatinya sudah habis terkoyak itu terdiam sebentar dengan tangis yang berusaha setengah mati ia tahan ketika ia menyadari anak sulungnya tengah memerhatikan mereka dibalik pintu kamar. Hyun Mi yang saat itu masih duduk di sekolah dasar nampak menatap kedua orangtuanya dengan penuh tanya, juga ketakutan.

"Kenapa masih disini? Aku sudah menyuruhmu pergi. Aku akan mengurus perceraian kita." pria itu berusaha mengabaikan bahwa anak mereka menyaksikan pertengkaran itu karena terlalu tenggelam dalam rasa kecewa yang hampir menelannya hidup-hidup.

Dengan satu tarikan napas, wanita itu lantas membulatkan tekad dan segera mengemas beberapa pakaian dan menuju kamar anak bungsunya, Seung Gi. Anak laki-laki yang masih tertidur lelap itu terpaksa harus menunda mimpinya ketika ia terbangun di dalam pelukan ibunya yang melangkah pergi dengan tangis yang tak ia mengerti.

Sebelum masuk ke dalam mobil, Seung Gi yang masih terlalu kecil untuk menanyakan apa yang sedang terjadi itu hanya sempat melihat siluet kakaknya yang berlari ke arahnya dengan derai air mata. Tanpa tahu bahwa itu adalah kali terakhir ia melihat kakaknya selagi tumbuh besar, Seung Gi justru melambaikan tangannya seolah ia akan segera kembali.

Benar. Seung Gi memang kembali setelah beberapa tahun.

Hyun Mi yang telah duduk di bangku SMA tahun kedua bisa melihat dengan jelas bagaimana rupa adiknya ketika kembali. Tubuh penuh luka, mental yang terganggu, sering bermimpi buruk dan menangis setiap malam. Rupa itu tercetak jelas di dalam ingatannya. Membuat sesuatu di dalam dirinya terasa seperti diremas begitu keras, rasa bersalah dan amarah bercampur dengan sempurna hingga membentuk sebuah kebencian yang ia tujukan pada ayahnya.

IGNITEWhere stories live. Discover now