3

94 8 0
                                    

Tubuhku sangat lelah, nafasku kian memburu

Sedangkan vino masih saja diam dengan wajah datar nya.

"Vin, kamu kenapa? Cepetan sadar!"

"Ayo Vin kita pulang " ucapku pada vino yang masih diam

"Vin? Vino!" Aku pun mengguncang tubuhnya dengan kuat namun ia masih saja diam tak bergeming.

Aku meminta pertolongan pada yang kuasa agar kami bisa pergi dari terowongan ini.

Geraman kembali kudengar

"Vin berjuanglah, ayo kita pergi dari sini! Kita harus selamat!"
Aku pun menggandeng tangan vino

Aku berlari sambil melihat kebelakang tanpa tau apa yang ada di depan ku.

Bau apa ini? Pikirku

Betapa terkejutnya aku mayat tak utuh berserakan di depanku.
Potongan tubuh yang mulai membusuk dengan belatung yang menggeliat kesana-kemari dan darah yang memenuhi terowongan ini

Ku urungkan niatku untuk berjalan maju.

Pemandangan ini benar benar membuatku mual.

Hoek..

Rasa mual tak tertahankan lagi, aku pun memuntahkan makam malam ku.

Perlahan aku berjalan mundur menghindari daging busuk itu.
Terowongan ini sangat besar jadi banyak sekali celah yang berbeda,

Aku harus kemana? Pikirku
Tanpa pikir panjang aku berlari bersama vino menuju celah kecil.
Ku rasa aku sangat beruntung sebuah cahaya terlihat dari ujung celah ini.

"Itu jalan keluarnya!" Kataku senang

Aku tak sabar untuk keluar dari tempat ini.

Tapi..

Tangan ku seperti ada yang menahan

"Vino?" Aku pun berbalik arah melihat vino
Betapa terkejut nya aku, saat ini yang ku genggam tangannya bukan lah vino melainkan arwah tentara jahat.

Sebagian kepalanya hancur, bahkan isi kepalanya pun kelihatan, matanya yang menggantung di saraf mata membuat aku semakin ketakutan.

Cairan kental merah kehitaman keluar dari sisa tengkorak kepalanya.

Aku hendak melepaskan pegangan ku pada lengan nya namun ia lebih dahulu mencengkeram erat kedua tangan ku.

"Lepaskan! Lepaskan aku!!" Teriakku meronta

"Tolong!!!"

"Tolong aku! Ku mohon siapa saja tolong aku !!!"

Arwah tentara itu masih terus mencengkeram erat kedua tangan ku, rasanya perih sepertinya pergelangan tangan ku terluka.

"Mama papa, tolong!" Teriakku terus memberontak

Arwah itu mendongakkan wajahnya ke arahku.
Darah berdesir keras dalam tubuhku.
Ia memuntahkan darah bercampur belatung dari mulutnya.

Aku semakin memberontak namun, ia sangat kuat.

Gerakan Gesit nya tak sempat aku perkirakan.
Ia mengigit leher ku dengan sangat kuat.

Aaarggghh..
Aku berteriak kesakitan.
Dengan seluruh kekuatan ku aku mendorong nya.

TEROWONGAN TUA [Completed]✓Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum