3rd - That's Impossible

62 7 2
                                    

Author pov

Setelah Baejin pergi, Seoyoung bingung harus apa. Jadi ia hanya duduk sambil mengingat apa yang terjadi dengannya hari ini.

Seoyoung pov

Aku tak pernah menyangka jika keajaiban itu datang secepat ini. Akhirnya, aku bisa pergi dari taman itu. Aku jadi merasa tak enak dengan Baejin, aku baru kenal dengannya tapi sudah merepotkannya. Huh, tapi tak apa sepertinya Baejin orang yang baik. Mulai sekarang mungkin aku berhutang budi padanya.

Sekarang, aku harus menyusun rencana agar aku bisa pergi. Kata nenek itu aku bisa pergi jika aku menepati janji itu.

Berarti..... pertama-tama aku harus mencarinya dulu. Lalu, setelah itu aku bisa menikah dengannya.

Tapi, tunggu sebentar, sesaat aku tersadar bahwa aku bukan lagi manusia, dia mana mungkin bisa melihatku, sekalipun dia bisa melihatku, dia tak mungkin menikahi seorang hantu.

Itu berarti aku tak akan pernah bisa pergi, aku akan selamanya disini.

Kalau begitu percuma aku pergi dari taman itu, kalau aku tetap tak bisa menepati janji itu lalu pergi selamanya dari sini.

Rasa penyesalan itu datang kembali, kali ini semakin dalam. Aku sangat ingin menangis, mengeluarkan air mata, namun hantu tidak bisa menangis. Rasanya hanya sesak yang memenuhi hatiku.

Aku sangat rindu dia. Semenjak hari itu aku tak pernah melihatnya. Semua salahku.

Dan hari ini aku menyadari suatu hal yang membuat hantu sepertiku teramat sedih. Hari ini aku sadar bahwa aku tak akan pernah bisa menepati janji itu.

Keajaiban itu tak pernah ada. Dan tak akan mungkin pernah ada. Harusnya aku tak sesenang itu tadi. Aku seperti di permainkan oleh takdir.

Tidak mungkin aku bisa hidup lagi dan menjalani kehidupan seperti manusia biasa. Aku akan selamanya menjadi hantu.

Bodohnya aku yang mengira keajaiban akan datang. Aku terlalu bahagia tadi. Hingga sekarang rasanya seperti di jatuhkan dari langit.

Sudahlah, tak ada gunanya bersedih. Tak akan pernah merubah nasib. Lalu, sekarang aku harus apa ?

Ku rasa aku akan bersama Baejin saja, aku akan menjaganya. Sambil mungkin aku akan mencari Dia.

Tidak apa selamanya disini, asal aku masih melihatnya. Aku rasa aku akan bahagia juga. Setidaknya kan aku bisa mengobati rasa rinduku.

Semoga saja Dia masih hidup. Aku akan sangat merasa bersalah jika dia sudah meninggal karena hari itu.

Aku rasa aku tak akan pernah bisa memaafkan diriku. Semoga dia baik-baik saja. Aku akan terus mencarinya mulai sekarang.

Ya walau mungkin aku akan menerima beberapa kenyataan pahit lagi. Namun, tak apa aku akan bahagia jika dia bahagia.

Aku akan mempersiapkan diriku dengan beberapa kemungkinan buruk yang ada. Dan aku akan mulai mencarinya.

Tapi tidak sekarang, sekarang sudah malam. Akan sulit jika aku mencarinya di malam hari.

Mulai besok pagi aku akan mencarinya. Mumpung Baejin sedang tidak dirumah. Dimulai dari rumahnya, rumahku, sekolahku dulu, dan rumah teman-teman.

Aku tidak sabar hari esok. Baiklah, sekarang aku harus mempersiapkan diriku.

.
.
.

Suara kicauan burung yang merdu menandakan pagi telah tiba.

Aku bersemangat sekali hari ini, karena aku akan mencarinya. Walau entah akan bertemu atau tidak.

Baiklah, sekarang aku akan mencari mulai dari rumahnya.

You're The ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang