: : 4

225 70 9
                                    

_Kamu perlu menerima perbedaan, untuk menciptakan sebuah kerukunan_

...The Twins...

"Nggar nggar, gue pinjem Fisika lo dong." Dariel baru saja memasuki kelas dengan tas yang masih dipunggung. Nafasnya terdengar ngos ngosan.

"Dasar ikan teri, dateng dateng bukannya ucap salam malah teriak teriak lo." Enggar menyaut buku fisikanya, takut kalau Dariel tiba tiba mengambil benda itu.

"Assalamualaikum Warrahmatullaahi Wabarokaatuh."

"Telat bego."

"Eh jawab salam hukumnya wajib lo." protes Dariel.

"Waalaikumsalam." jawab Enggar memutar matanya malas.

"Nggar nyontek fisikanya dong, gue lupa nggak ngerjain." mohon Dariel, sembari mengeluarkan alat tulis dari dalam tasnya.

Enggar menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia mengerjakan fisika itu semalaman, dan dia tidak rela membagi jawabannya kepada Dariel. Bukannya pelit, tapi dia sudah susah payah untuk dapat menjawab soal soal sialan itu.

"Tanya Avin aja diakan lebih pinter dari gue," elak Enggar

"Yaelah Taik lo, bilang aja kalau nggak mau bagi jawaban. Inget orang pelit rezekinya dikit," Dariel menatap Enggar kesal. Harapan satu satunya sekarang tinggal Avin.

Begitu Dariel melihat Avin yang sedang mendengarkan musik, dengan mata terpejam. Ia tidak yakin kalo orang sedingin dan semalas Avin itu mau mengerjakan tugas.

Tapi tidak ada salahnya dicoba. Cowok itu menghirup nafasnya lalu menghembuskannya perlahan.

"WOE AVIIIIN PINJEM BUKU FISIKA LO!" Dariel berteriak sekencang mungkin disamping telinga Avin yang tersumbat headset.

Ya teriakan yang keras membuat seisi kelas menghardik cowok bernama Dariel itu. Termasuk Avin.

"Sh*t, gue gak budeg goblok!" sarkas Avin, menarik headsetnya dengan kasar.

"Sorry lah Vin, gue kira lo nggak bakal denger kalo gue nggak teriak kek gitu, kan tuh headset nempel terus ditelinga lo," bela Dariel. "Gue pinjem fisika lo ya."

Avin mengangkat sebelah alisnya. Fisika? Dia bahkan lupa kalau ada tugas fisika. Tapi tunggu, pemuda itu mengamblil sebuah buku tulis

Ada banyak mata pelajaran disana, ada pelajaran matematika, B indonesia, ppkn, dan pelajaran lainnya.

"Nih, cari dihalaman paling terakhir, kalo dihalaman terakhir nggak ada cari aja di tengah. Kalo masih nggak ada, berarti gue nggak ngerjain, gue perpus," Dariel melongo tidak percaya kalau buku ditangannya itu milik Avin. Ia terdiam menatap punggung Avin yang berjalan keluar.

"Hebat! Sampul bukunya aja kek buku bekas," sahut Enggar

Dariel tersenyum, lalu membuka buku itu. Benar kata orang, bahwa jangan melihat isi buku dari sampulnya.

Dariel dan Enggar menggeleng tidak percaya. Isi buku itu sangat berbeda dengan sampulnya. Lembarannya tidak kotor sama sekali, dan tulisan Avin terlihat berbaris rapi diatas garis-garis lurus, nampak seperti diketik.

The Twins (Hiatus) Where stories live. Discover now