Episode 25

98 11 1
                                    

Mina mengerjapkan matanya yang terasa lengket, sama seperti tubuhnya. Belum lagi kepalanya yang masih berputar-putar, walaupun energi yang dia gunakan hanya untuk mengerjapkan mata. Tanpa sadar Mina mengerang kesakitan dan memaksakan diri untuk membuka mata karena merasa ada sosok lain di hadapannya.

Dan sosok lelaki berhoodie hitam dengan wajah yang tidak bisa Mina deskripsikan menatapnya balik . Mina menemukan Sehun tepat di hadapannya.

"Sehun?" tanya Mina keheranan mendapati seorang Sehun ada di hadapannya. Sekilas Mina melirik jam di dinding, waktu masih menunjukkan pukul 2 siang, yang seharusnya Sehun tidak berada di kamarnya.

Anehnya, Sehun hanya terdiam menatapnya, yang membuat Mina kembali menutup matanya.

"Oh, aku hanya berhalusinasi ternyata," Mina mengangkat tangannya untuk memijit kepalanya yang semakin terasa berat. Perutnya lapar, tetapi dia tidak memiliki tenaga sama sekali untuk bangkit dari tempat tidurnya, apalagi memasak.

"Mana mungkin kamu ada di sini, Sehunnie..." bisik Mina lagi sembari tertawa pedih.

"Aku bukanlah prioritas pertamamu, aku bukan yang terpenting bagimu,"

"..."

Mina memilih untuk kembali terbenam di dalam selimutnya, dan berniat meneruskan tidurnya sembari berdoa dalam hati agar badannya sudah lebih membaik ketika Sehun datang, sore nanti.

"Aku sudah membelikanmu bubur," sebuah suara bernada merajuk dan manja memaksa Mina membuka matanya dan mencari sumber suara yang akan selalu diingatnya, bahkan dalam tidur terdalamnya.

Mina membuka matanya kembali dan refleks terbangun hingga bagian atas tubuhnya limbung, sebelum sebuah lengan dingin, karena sedemikian tinggi panas tubuhnya, menahan tubuh ringkih Mina.

"Kenapa tidak bilang jika sakit?" suara lembut bernada merajuk khas Sehun jika khawatir menerpa pendengaran Mina.

"Pasti demamku sudah parah sampai aku berhalusinasi separah ini," gumam Mina berusaha mengembalikan kesadarannya karena kepalanya yang terus berputar-putar hebat dan mengabaikan lengan dingin di sekeliling tubuhnya menganggap bahwa mungkin itu hanya udara dari AC kamarnya.

"Kenapa tidak menghubungiku?" tanya sosok di hadapannya lagi.

"Sehun?" Mina akhirnya menyadari siapa sosok di hadapannya.

"Kenapa disini?" tanya Mina lebih lanjut.

"Aku tanya kenapa tidak menghubungiku?" balas Sehun mengabaikan pertanyaan Mina dan memilih mengaduk bubur yang ada di pangkuannya serta mulai menyodorkan sesendok bubur ke bibir pucat kekasihnya.

"Ayo makan," bujuk Sehun lagi dengan wajah masih sibuk menatap mangkuk.

"Sehun..." bisik Mina perlahan. Merasa ketakutan jika Sehun tersinggung dan marah karena Mina tidak memberitahu kondisinya.

"Aku tidak memberitahumu karena khawatir kamu sibuk," cicit Mina lagi.

Helaan nafas Sehun justru membuat debaran jantung Mina semakin menjadi-jadi.

"Hwang Mina, aku ini kekasihmu dan orang paling dekat denganmu," Sehun akhirnya mengangkat kepalanya dan Mina tidak bisa untuk tidak terpana dengan pemandangan di hadapannya. Kedua mata Sehun memerah yang jelas-jelas bekas air mata.

Seorang Oh Sehun menangis karenanya?

Wajah Sehun pasti sama ketakutan dengan yang Mina tampilkan. Namun pasti karena alasan yang berbeda. Hingga membuat Mina refleks mengulurkan jemarinya ke wajah tampan Sehun.

"Maafkan aku jika membuatmu merasa bukan yang terpenting..."

"Sehunnie..."

"Tetapi bagiku kamu sungguh berarti Mina, lebih dari siapapun, bahkan Nana, jika dia yang selalu membuatmu ragu akan diriku,"

Sweet Lies - Sehun Episode (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang